Tanggal 4 Maret 1933 mungkin akan selalu di kenang oleh Franklim D.
Roosevelt, puluhan manusia menunggu pidato pelantikanya. Dalam
kesempatan itu FDR mengatakan 'bangsa yang tidak punya visi akan
musnah'. Visi menjadi suatu bagian penting bagi eksistensi suatu bangsa
bagi roosevelt. Diapun melanjutkan 'Tugas utama kita adalah membuat
warga bekerja. Ini bukanlah yang tak teratasi kalau kita mau
menghadapinya dengan bijaksana dan berani'.
Untuk menciptakan suatu bangsa yang kuat dan tetap eksis tentulah di
perlukan satu kesamaan visi, ideologi dan kepercayaan pada pemimpin.
Roosevelt menekankan bilamana cara mengatasinya adalah dengan bijaksana
dan berani. Bijaksana dalam hal tenggang rasa dan membentuk keharmonisan
dan berani dalam bertindak, tidak temprament tidak pula 'mlempem'.
Pada dasarnya semua negara di dunia pasti memiliki satu ideologi
yang menjadi dasar negaranya. Tak terkecuali di Indonesia yang memilih
Pancasila sebagai sebuah pandangan hidup. Menurut bahasa sendiri
Pancasila itu terdiri dari dua kata. Yang pertama itu Panca yang berarti
lima dan yang kedua itu sila yang artinya adalah prinsip. Dua bahasa
itu di ambil dari bahasa sansekerta atau bahasa nenek moyang Indonesia
dahulu.
Secara arti telah kita temukan bahwa Pancasila itu adalah Lima
Prinsip Negara. Ketika kita berbicara prinsip berati kita telah
mengamini bahwa kelima atau lima isi itu adalah kebenaran yang menjadi
pokok berfikir, bertindak dsb. Secara garis besar berarti tindakan,
kebijakan bahkan peraturan serta keinganan negara haruslah sesuai dengan
Pancasila. Mengingat kelima itu adalah sebuah prinsip atau kebenaran
yang menjadi pokok berfikir.
Pancasila sendiri berisi 1.Ketuhanan yang maha esa 2. Kemanusiaan
yang adil dan beradab 3.Persatuan Indonesia 4.Kerakyatan yang dipimpin
oleh khidmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan
5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dari kelima sila
tersebut tidak dapat di pungkiri bahwa Pancasila sangat memiliki
prinsip-prinsip yang begitu istimewa.
Dilihat dari kemunculanya, sejarah tentunya memberikan pengaruh yang
besar terhadap lahirnya Pancasila. Seperti apa yang dikatakan Soekarno
bahwa Pancasila di ambil bukan hanya dari sejarah masa kini tetapi juga
dari sejarah terdahulu Indonesia (pada saat zaman kerajaan dan atau
sebelumnya). Artinya Pancasila benar-benar digali dengan harapan sesuai
untuk menstabilisasikan kehidupan berbangsa Indonesia.
Dengan alasan itu tentunya kematangan dan tujuanya sudahlah jelas
untuk menjadi tiang atau weltenschaung bangsa Indonesia. Tetapi ternyata
pengaplikasian dan sejarah perjalanan bangsa Indonesia ini Pancasila
jarang sekali di gunakan. Aksi lempar batu, dominasi mayoritas,
kemiskinan serta diskriminasi jelaslah pencerminan Pancasila yang tidak
efektif.
Permasalahan penerapan dan efektifitas aura Pancasila tentulah
tergantung bagaimana pemimpin menjalankanya. Pancasila tak akan di
rasakan tanpa keberanian dan keseriusan penerepan. Lunturnya spirit
Pancasila dalam masa sulit saat ini adalah tidak adanya konsistensi dan
keberanian yang sedikit demi sedikit akan menimbulkan seperti apa yang
Roosevelt katakan 'Bangsa yang akan musnah'. Kemusnahan itu setidaknya
telah di tandi dengan munculnya syariatisasi yang notabene arabisasi
serta kekacauan demokrasi yang condong westernisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar