Jumat, 24 Februari 2012

Kemana Pancasila?

Tanggal 4 Maret 1933 mungkin akan selalu di kenang oleh Franklim D. Roosevelt, puluhan manusia menunggu pidato pelantikanya. Dalam kesempatan itu FDR mengatakan 'bangsa yang tidak punya visi akan musnah'. Visi menjadi suatu bagian penting bagi eksistensi suatu bangsa bagi roosevelt. Diapun melanjutkan 'Tugas utama kita adalah membuat warga bekerja. Ini bukanlah yang tak teratasi kalau kita mau menghadapinya dengan bijaksana dan berani'.

Untuk menciptakan suatu bangsa yang kuat dan tetap eksis tentulah di perlukan satu kesamaan visi, ideologi dan kepercayaan pada pemimpin. Roosevelt menekankan bilamana cara mengatasinya adalah dengan bijaksana dan berani. Bijaksana dalam hal tenggang rasa dan membentuk keharmonisan dan berani dalam bertindak, tidak temprament tidak pula 'mlempem'.

Pada dasarnya semua negara di dunia pasti memiliki satu ideologi yang menjadi dasar negaranya. Tak terkecuali di Indonesia yang memilih Pancasila sebagai sebuah pandangan hidup. Menurut bahasa sendiri Pancasila itu terdiri dari dua kata. Yang pertama itu Panca yang berarti lima dan yang kedua itu sila yang artinya adalah prinsip. Dua bahasa itu di ambil dari bahasa sansekerta atau bahasa nenek moyang Indonesia dahulu.

Secara arti telah kita temukan bahwa Pancasila itu adalah Lima Prinsip Negara. Ketika kita berbicara prinsip berati kita telah mengamini bahwa kelima atau lima isi itu adalah kebenaran yang menjadi pokok berfikir, bertindak dsb. Secara garis besar berarti tindakan, kebijakan bahkan peraturan serta keinganan negara haruslah sesuai dengan Pancasila. Mengingat kelima itu adalah sebuah prinsip atau kebenaran yang menjadi pokok berfikir.

Pancasila sendiri berisi 1.Ketuhanan yang maha esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3.Persatuan Indonesia 4.Kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan 5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dari kelima sila tersebut tidak dapat di pungkiri bahwa Pancasila sangat memiliki prinsip-prinsip yang begitu istimewa.

Dilihat dari kemunculanya, sejarah tentunya memberikan pengaruh yang besar terhadap lahirnya Pancasila. Seperti apa yang dikatakan Soekarno bahwa Pancasila di ambil bukan hanya dari sejarah masa kini tetapi juga dari sejarah terdahulu Indonesia (pada saat zaman kerajaan dan atau sebelumnya). Artinya Pancasila benar-benar digali dengan harapan sesuai untuk menstabilisasikan kehidupan berbangsa Indonesia.

Dengan alasan itu tentunya kematangan dan tujuanya sudahlah jelas untuk menjadi tiang atau weltenschaung bangsa Indonesia. Tetapi ternyata pengaplikasian dan sejarah perjalanan bangsa Indonesia ini Pancasila jarang sekali di gunakan. Aksi lempar batu, dominasi mayoritas, kemiskinan serta diskriminasi jelaslah pencerminan Pancasila yang tidak efektif.

Permasalahan penerapan dan efektifitas aura Pancasila tentulah tergantung bagaimana pemimpin menjalankanya. Pancasila tak akan di rasakan tanpa keberanian dan keseriusan penerepan. Lunturnya spirit Pancasila dalam masa sulit saat ini adalah tidak adanya konsistensi dan keberanian yang sedikit demi sedikit akan menimbulkan seperti apa yang Roosevelt katakan 'Bangsa yang akan musnah'. Kemusnahan itu setidaknya telah di tandi dengan munculnya syariatisasi yang notabene arabisasi serta kekacauan demokrasi yang condong westernisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar