Itulah kita, itulah insan dan itulah manusia. Makhluk yang selalu
berfikir dan karena berpikirlah manusia dianggap sebagai makhluk yang
paling sempurna. Hampir tak ada satupun permasalahan yang luput dari
pikiranya. Dari hal-hal kecil tentang makanan kesukaan hingga mencoba
mencari tuhanpun di renununginya.
Jantung dalam proses berfikir adalah otak, tiap jam hingga detik
nyaris otak tak pernah berhenti beroperasi. Beratnya yang tidak lebih
dari satu kilogram ternyata mampu mencatat berbilyun-bilyun data yang
berisikan rencana pribadi tuanya. Seni, sains, sosial, agama, kebiasaan,
nama bahkan harumnya setangkai bungapun tersimpan di dalamnya.
Dalam perkembanganya, pemikiran ternyata terbukti mampu membuat
nyata hal-hal yang dianggap menjadi imajinasi semata. Dengan air manusia
mampu menyalakan sebuah lampu, tanah di pola menjadi sebuah patung yang
indah dan emas menjadi barang yang mewah. Begitupun kekuatan motor,
menjadikan mobil, pembangkit listrik dan sebagainya yang berkaitan.
Bila kita hendak melongok sedikit ke sejarah daratan eropa, tentunya
kita akan takjub dengan Yunani. Sementara bangsa-bangsa lain termasuk
Indonesi hanya berkutit pada ketuhanan dan 'sungkem saking raja', Yunani
ternyata sedkit lebih maju. Yunani adalah bangsa yang percaya pada
sugesti bahwa kemajuan serta bangkitnya peradaban manusia adalah dengan
memperkaya khazanah pemikiran.
Cara yang di lakukanya dalam upaya memperkaya khazanah pemikiran
adalah dengan tulisan. Penyair Yunani mengubah sajak, sementara ahli
pemikiran dan kesejarah membuat buku serta ahli orasinya tampil dalam
setiap kesempatan. Contoh sederhana adalah kekuatan sistem ideologi
dunia yang kita sebut dengan 'demokrasi' di rumuskan pertama kali oleh
orang Yunani.
Terlepas dari bangsa apapun rasanya kita sepakat bahwa ilmu adalah
salah satu dari buah pemikiran manusia. Karena semua manusia pada
dasarnya adalah pemikir. Maka kita harus mengharga 'Ilmu', dan untuk
menghargai, kita tentu harus mengenal dulu hakekat ilmu. Dalam pribahasa
Pancis di sebutkkan "mengerti berarti memaafkan segalanya", maka dari
itu hakekat ilmu adalah menerima dengan segala kekuranganya.
Berfikir tentulah tidak lengkap tanpa sebuah logika. Seorang penulis
Principia Mathematicha Bertrand Russel mengatakan bahwa "Logika adalah
masa kecil dari matematikka dan matematika adalah masa dewasa dari
logika". Matematika adalah sebuah metode yang semua operasinya bisa di
reduksikan menjadi kaidah matematika. Sebagai contoh adalah dua buah
penyataan menganai x dan y :
(1) 2x = 3y - 5
(2) 4x = 2y - 2
Kelihatanya memang sulit untuk mengetahui harga x dan y, tetapi
dengan operasi matematika sederhana itu tentunya kita bisa tentukan jika
harga x adalah 2 dan y itu 3. Contoh dari Bertrand Russel ini memang
sederhana tetapi luar biasa karena segala rumus dalam ilmu di turunkan
dari pengetahuan sebelumnya.
Bagaimanapun bentuknya tentulah ilmu adalah bagian dari pemikiran.
Diatasa adalah sedikit contoh dan faktanya apa yang di artikan homo
sapiens ternyata begitu benar, manusia selalu berpikir dan maju. Bahkan
descrates mengatakan jika tidak berpikir manusia itu tidak ada (tidak
bisa di anggap sebagai manusia). Jargonya yang cukup terkenal seolah
menekankan eksistensi manusia adalah pemikir, dia bergata "cogito ergo
sum, aku berpikir maka aku ada"
"Bakhrul Amal Ms"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar