Jumat, 24 Februari 2012

Homo Sapiens

Itulah kita, itulah insan dan itulah manusia. Makhluk yang selalu berfikir dan karena berpikirlah manusia dianggap sebagai makhluk yang paling sempurna. Hampir tak ada satupun permasalahan yang luput dari pikiranya. Dari hal-hal kecil tentang makanan kesukaan hingga mencoba mencari tuhanpun di renununginya.

Jantung dalam proses berfikir adalah otak, tiap jam hingga detik nyaris otak tak pernah berhenti beroperasi. Beratnya yang tidak lebih dari satu kilogram ternyata mampu mencatat berbilyun-bilyun data yang berisikan rencana pribadi tuanya. Seni, sains, sosial, agama, kebiasaan, nama bahkan harumnya setangkai bungapun tersimpan di dalamnya.

Dalam perkembanganya, pemikiran ternyata terbukti mampu membuat nyata hal-hal yang dianggap menjadi imajinasi semata. Dengan air manusia mampu menyalakan sebuah lampu, tanah di pola menjadi sebuah patung yang indah dan emas menjadi barang yang mewah. Begitupun kekuatan motor, menjadikan mobil, pembangkit listrik dan sebagainya yang berkaitan.

Bila kita hendak melongok sedikit ke sejarah daratan eropa, tentunya kita akan takjub dengan Yunani. Sementara bangsa-bangsa lain termasuk Indonesi hanya berkutit pada ketuhanan dan 'sungkem saking raja', Yunani ternyata sedkit lebih maju. Yunani adalah bangsa yang percaya pada sugesti bahwa kemajuan serta bangkitnya peradaban manusia adalah dengan memperkaya khazanah pemikiran.

Cara yang di lakukanya dalam upaya memperkaya khazanah pemikiran adalah dengan tulisan. Penyair Yunani mengubah sajak, sementara ahli pemikiran dan kesejarah membuat buku serta ahli orasinya tampil dalam setiap kesempatan. Contoh sederhana adalah kekuatan sistem ideologi dunia yang kita sebut dengan 'demokrasi' di rumuskan pertama kali oleh orang Yunani.

Terlepas dari bangsa apapun rasanya kita sepakat bahwa ilmu adalah salah satu dari buah pemikiran manusia. Karena semua manusia pada dasarnya adalah pemikir. Maka kita harus mengharga 'Ilmu', dan untuk menghargai, kita tentu harus mengenal dulu hakekat ilmu. Dalam pribahasa Pancis di sebutkkan "mengerti berarti memaafkan segalanya", maka dari itu hakekat ilmu adalah menerima dengan segala kekuranganya.

Berfikir tentulah tidak lengkap tanpa sebuah logika. Seorang penulis Principia Mathematicha Bertrand Russel mengatakan bahwa "Logika adalah masa kecil dari matematikka dan matematika adalah masa dewasa dari logika". Matematika adalah sebuah metode yang semua operasinya bisa di reduksikan menjadi kaidah matematika. Sebagai contoh adalah dua buah penyataan menganai x dan y :

(1) 2x = 3y - 5
(2) 4x = 2y - 2

Kelihatanya memang sulit untuk mengetahui harga x dan y, tetapi dengan operasi matematika sederhana itu tentunya kita bisa tentukan jika harga x adalah 2 dan y itu 3. Contoh dari Bertrand Russel ini memang sederhana tetapi luar biasa karena segala rumus dalam ilmu di turunkan dari pengetahuan sebelumnya.

Bagaimanapun bentuknya tentulah ilmu adalah bagian dari pemikiran. Diatasa adalah sedikit contoh dan faktanya apa yang di artikan homo sapiens ternyata begitu benar, manusia selalu berpikir dan maju. Bahkan descrates mengatakan jika tidak berpikir manusia itu tidak ada (tidak bisa di anggap sebagai manusia). Jargonya yang cukup terkenal seolah menekankan eksistensi manusia adalah pemikir, dia bergata "cogito ergo sum, aku berpikir maka aku ada"

"Bakhrul Amal Ms"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar