Oleh : Bakhrul Amal MS
Dahulu kala, di sebuah kota yang gersang di dataran Yunani hiduplah
sekumpulan manusia. Sekumpulan manusia itu lambat laun berkembang biak,
bergerak dan saling mengisi. Berpolitik dan berwirausahapun tidak mereka
lupakan apalagi sebagai manusia yang hidup sosial. Sekumpulan itu pada
masa modern ini kita sebut sebagai masyarakat.
Kota gersang itu memiliki suhu tujuh drajat celcius di kala dingin
dan duapuluh empat drajat celcius apabila musim panas. Keadaan cuacanya
yang begitu timpang membuat sebagian warganya hidup bertani. Entah untuk
dasar pemicu semangat atau kepercayaan di daerah itu. Bertani bahkan di
sebut sebagai pekerjaan yang sangat mulia.
Sekalipun bertani adalah pekerjaan yang sangat mulia bagi kota itu,
tetapi ternyata bukan bertani yang membuat kota itu makmur. Yang membuat
kota itu makmur justru pertambangan peraknya yang berlimpah.
Pertambangan itu konon telah di usahakan sejak awal abad ke-5 SM.
Kota itu adalah kota yang saat ini kita kenal dengan sebutan Athena.
Athena yang dengan segala kekayaanya mampu melahirkan pemikir-pemikir
hebat. Salah satu pemikir termashyur yang pernah dimilikinya adalah
Plato.
Plato yang memiliki nama asli Aristokles lahir pada tahun 428 SM
dalam keluarga aristokrat. Ayahnya bernama Ariston, bangsawan keturuan
Kodrus. Dan ibunya bernama Periktione keturunan Solon, tokoh legendaris
dan negarawan agung Athena.
Plato adalah nama panggilan karena dahi dan bahunya yg amat lebar.
Julukan Plato di berikan oleh seorang guru senamnya. Plato dalam bahasa
Yunani berasal dari kata benda "platos" ("lebarnya") yang di bentuk dari
kata sifat "platus" ("lebar"). Dengan demikian jika di lihat secara
bahasa, Plato memiliki arti si lebar.
Plato di tinggal ayahnya ketika ia masih kecil. Kemudian ibunya
menikah kembali dengan pamanya yang bernama Pyrilampes. Pylampres adalah
tokoh yang di sebagani karena kedekatanya dengan Pricles, pemimpin
Athena yang baru saja meninggal (427M). Pyrilampes inilah yang akhirnya
membesarkan dan mendidik Plato.
Plato memiliki guru yang sangat ia cintai dan kagumi sepanjang
hidupnya yaitu Socrates. Bahkan dalam satu kesempatan dia menyebut
gurunya itu "The nobelest and the wisest ans most just". Umpakan yang
tentu menunjukan bahwa Socrates memiliki tempat istimewa di hatinya.
Kecintaanya terhadap Socrates telah mendarah dalam hatinya dan hal
itu sangat terlihat dari karya-karyanya. Bisa dikatakan seluruh karya
filsafatnya menggunakan metode "sokratik" yang dikenal juga dengan
"dialektis" atau yang sering di sebut "elenkhus". Sebuah metode tanya
jawab untuk menemukan kebenaran dan pengetahuan.
Plato adalah seorang pemikir yang pembelajar, dia begitu banyak
mengenal ilmu. Dari Heraklitos, Parmenides, Orphisme atau Mysteri Orphik
hingga Pythagoreasisme. Itulah yang menyebabkan idealismenya berbeda
dengan idealisme modern.
Idealisme Plato di kenal dengan Idealisme realistis. Dimana
menurutnya dunia ide merupakan suatu realitas yang objektif. Sedangkan
idealisme modern bersifat subjektif oleh sebab itu di sebut idealisme
subjektif.
Karena kecerdasanya, Plato mendasarkan etika pada pengetahuan, yang
mana pengetahuan itu hanya mungkin diraih dan dimiliki oleh akal budi.
Sehingga munculah julukan etika rasional, etika Plato.
Lewat idealisme dan etikanya, Plato kemudia berbicara negara.
Menurutnya, negara yang ideal adalah negara yang mampu mendudukan hak
dan kewajiban pada tempat yang tepat serta menjaga keduanya tetap
selaras dan pas. Karena negara seperti itulah yang di idamkan oleh
seluruh umat manusia di dunia.
Plato mengungkapkan tak perlu besar so long as they are of one mind,
sekalipun mereka golongan kecil, it is imposible to disturb them.
Kesehatian adalah makna dari filosofi. Yang mana filosofi dibagi menjadi
dua kata, filos berarti cinta dan sofis itu memiliki damai.
Di ahir buku keduanya serta awal buku ketiganya "Republic". Plato
bercerita tentang apa itu Tuhan. Plato menolak anggapan bahwa Tuhan
adalah penyebab kejahatan. Pandangan ini berbeda dengan Hesidos dan
Aeschylus yang terkesan justru merendahkan Tuhan.
Sesuatu yang disebut Allah itu pasti adalah baik menurutnya (Plato).
Karena itu dia mendefinisikan bahwa Allah adalah penyebab segala
kebaikan. Plato menjelaskan,
"God is simple and true in word and deed, and neither changes himself nor deceives others"
Plato mengganggap Allah itu adalah ide-ide yang berada di dunia ide.
Sehingga wajar jika plato menempatkan ide kebaikan itu sebagai ide yang
tertinggi. Karena kebaikan itu adalah Allah.
Saya kira hanya itu yang bisa saya jelaskan mengenai Plato. Pada
tulisan lanjutnya saya ingin meneruskan cerita Athena dan Plato dengan
Cirebon dan tokohnya (yang entah itu siapa). Tetapi basicly pemikiran
Plato layak menjadi bahan pembahasan. Seluruh karya Plato amatlah
menarik, terutama karyanya Republic dan The Sophist and Statesman.
Akhirul kalam, apabila ada yang salah atau kurang lengkap sewajarnya
saja "Al Insanu Mahalul Khata wa nisyan" (Manusia tempatnya salah dan
lupa). Tetap bangkit dan berjuang untuk indonesia. Pikirkan yang terbaik
mungkin tentang dirimu karena We are what we think we are.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar