Hari ke 4 di bulan Januari memang sedikit melelahkan. Setelah malamnya
begadang untuk menyaksikan Real Madrid bertanding. Paginya aku di ajak
kakak iparku Mas Isal untuk bantu-bantu membereskan rumahnya di Sumber.
Alhasil, bukan ikut membantu tetapi aku malah tidur seharian. Wkwkwkwk
Ada beberapa kejadian aneh yang kulewatkan ketika aku tertidur di
hari itu. Salah satunya adalah bunyi petir yang bersautan, yang
membuatku terbangun dari tidur. Aku bangun, lalu keluar dari kamar
untuk melihat apa yang terjadi di luar. Rupanya hujan begitu deras
mengguyur Sumber.
10 menit tengak-tengok tidak karuan, memperhatikan dan melamun. Oh
ya aku baru sadar, dari tadi aku tidak melihat sosok Mas Isal di Rumah.
Semakin bingung karena lampu di rumah Sumber padam. (Waaduh terpaksa
SMS)Setelah kutanyakan, barulah aku ketahui dia sedang membeli batu
untuk keperluan rumahnya.
Hujan pun berangsur reda dan suara petir menggelarpun mulai
terlihat jarang. "Greng greng greng" suara motor terdengar menghampiri
rumah. Aku bergegas membuka pintu karena kuyakini itu Mas Isal. Yup
benar, dengan keadaan sedikit basah kuyup dia berlari dan segera
mengganti bajunya.
Aku kun berbicara tentang hujan yang begitu besar dan diiringi
suara petir itu kepada Mas Isal. Ternyata kondisi jauh berbeda, di
Majalengka (tempat dia pergi tadi) malah tidak hujan sama sekali.
Ketika sedang asik berbincang, tiba-tiba "ckreeeek" suara pintu
tetangga terbuka.
"Waduh tadi hujanya besar sama angin puting beliung ya mas" sahutnya membuka obrolan
"Haha ngga tau pa, tadi di majalengka mah ngga ujan" jawab Mas Isal
"Oh baru pulang ya" bapak itu bicara kembali
"Amal sih gimana? Ngerasa ngga?" Tanya mas isal padaku
"Hahaha boro-boro, daritadi tidur terus, paling petir ajah keras" jawabku
"Wah, tadi hujan besar mas, ada angin puting beliungnya juga, sya sampe keluar untuk adzan"
Untuk pengetahuan pembaca (terserah sih, mau percaya atau ngga).
Menurut pengakuan tetangga itu, katanya waktu kecil dia juga pernah
ngalamin kejadian ini (ujan beserta angin puting beliung). Katanya,
pada saat itu kakenya secara spontan keluar rumah dan mengumandangkan
Adzan. Dan woow berdasar kesaksianya, angin itu pergi menjauhi dirinya
yang terancam keselamatanya.
"Itu lihat mas, kanopi sampe terangkat rusak" jelasnya kembali, sambil menunjukan tangan ke arah rumah yang memang rusak parah.
Setelah 30 menit saling bertukar informasi, akhirnya obrolan pun
berakhir tepat di pukul 05.00 sore. Hari sudah semakin larut aku dan
Mas Isalpun segera membereskan barang-barang dan pulang menuju
Kasepuhan. Kepulangan kami di sambut dengan hujan yang secara perlahan
tapi pasti kembali turun membasahi tanah Cirebon. Alias kami pulang
ujan-ujanaaaaaaaaaan.
Di tengah perjalanan Mas Isal tertarik dengan keramaian sebuah
wearung sate yang terletak di depan IAIN Syekh Nurjati. Akhirnya kita
berhenti sejenak untuk membeli sate dan membawanya pulang kerumah. Lima
belas kurang lebihnya kita menunggu, akhirnya satepun siap untuk di
bawa pulang.
Sesampainya dirumah yang pertama kali kulakukan adalah mandi air
hangat. Rasanya itu adalah sebuah kebahagiaan yang tak ternilai,
sehabis di guyur hujan lalu di siram air hangat. Hahaha
Lelah dan kantuk tidak menyurutkan niatku untuk menyantap sate yang
telah kubeli. Makan malam itu terasa begitu indah karena aku di beri
tahu ayahku untuk mengikuti program bahasa inggris besok paginya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar