Sabtu, 21 Januari 2012

Siang itu (The Story Of Nyontek)

"Tettttttttt" bel ujian pun berbunyi

Murid-murid kelas agraria berlari berbondong-bondong memasuki kelas.

"Pak, bisa lihat absen tempat duduk" kata pemuda bertubung tanggung itu

"Silahkan lihat sendiri" jawab pengawas kelas

Pemuda itu kelihangan kartu tes nya karena kemarin malam tercuci. Dengan perasaan gembira duduklah dia di kursi nomor empat puluh. Di sebelah kananya wanita berjilbab, di sebelah kirinya wanita bertubuh besar, di depanya perempuan non muslim yang kecil dan di belakangnya pria dengan muka seram.

Suasana saat itu terlihat tegang, beberapa siswa masih sibuk menggerakan mulutnya mengingat hafalan. Sementara lainya terlihat memegang kertas sembari membuka dan menutup matanya mencocokan hafalan dengan jawaban. Seperti pada umumnya, ada pula sebagian kecil siswa yang menyelipkan kertas di saku baju, celana bahkan tempat bolpoinya.

Perlu di ketahuai, materi Hukum Agraria terkesan menjadi sulit di karenakan dosen Hukum Agraria kelas tersebut tidak masuk empat kali dari total tujuh kali pertemuan di semester dua. Sementara materi yang harus di hafalkan sebanyak dua puluh halaman powerpoint (Hak Tanggungan, hak atas tanah, Agriaria Lama dan Baru) serta UUPA. Hanya belajar kelompok lah yang menjadi solusi siswa kelas tersebut.

Kelas itu di awasi oleh dua pria dan satu dosen pengajar yang biasa mengajar agraria kelas itu. Sepuluh menit berlalu, kedua pengawas pria itu masih sibuk merapikan lembar jawaban dan soal. Sementara Ibu dosen belum juga hadir dan tidak ada penjelasan sebelumnya. Keteganganpun semakin terasa, terbukti di tengah dinginya ruang kelas, beberapa siswa terlihat menucurkan kringatnya.

"Tuk, tuk, tuk" satu pengawaspun maju membagikan lembar jawaban. Siswa dengan nomor duduk terdepan terlihat memejamkan matanya dan mengangkat kedua tanganya sambil mulutnya komat-kamit membaca matra, eeekh doa. Lembar-lembar itupun sampai ke tangan Karno, pria dengan nomor tempat duduk empat puluh itu. Karno dengan segera mengisi nama serta nomor ujian di lembar jawaban itu.

Pengawas pertama telah selesai melaksanakan tugasnya. Pria kedua hendak maju, namun ia sedikit berbasa-basi. Entah untuk menambah ketegangan atau menakut-nakuti tetapi para siswa justru terlihat kesal.

"Ini total tujuh soal, tidak open book, tidak boleh mencontek, waktu 45 menit dan tidak boleh kebelakang(maksudnya ke wc!!!" Teriak pria pengawas kedua sembari berjalan membagikan soal.

"Aduuuhhh!" Ucap pria di bangku ke dua puluh lima

"Yaaaaaah" perempuan di barisan terbelakangpun tak kalah hebohnya

"Yes, yes" wanita kecil di bangku nomer enam terlihat kegirangan

Pengawas pertama tetap berada di belakang, sementara pengawas kedua kembali menuju bangku depan di bawah papan tulis. Sambil melihat jam di tanganya pengawas pria kedua itu mengatakan "mulaaaai!!!". Ujianpun dimulai, susasana kelas berangsur sepi dan kesibukan di antaranya pun semakin terlihat.

Sepuluh bahkan dua puluh menit pertama belum terjadi hal-hal aneh. Hingga memasuki menit ke dua puluh limapun aman. Tetapi di menit dua puluh enam, wanita berjilbab di sebelah Karno terlihat menjatuhkan lembar soal yang penuh coretan itu ke lantai, kondisi yang sama di ikuti oleh pria di sebelahnya. Yang menjadi aneh adalah pria itu justru mengambil soal wanita berjilbab sementara wanita berjilbab itu mengambil soal pria disebelahnya. (Hahaha taktik pertama)

"Itu nomer satu dan empat" bisik wanita tersebut

"Sssstt, sendiri-sendiri" teriak pengawas di bangku belakang yang tadi sibuk memainkan handphone, rupanya bisikan itu terdengar hingga belakang. Kondisipun kondusif kembali hingga menit ke duapuluh sembilan. Kondisi itu persis seperti film anak-anak asal Spanyol, Amigos X Siempre. Dimana ada satu sesi, di sekolah yang di isi anak punk itu melakukan hal yang sama dengan pria dan wanita berjilbab tersebut. Tetapi ditengah pertukaran itu mereka tertangkap basah oleh guru yang terkenal jahat dan jago dalam melihat muridnya mencontek Neftali.

Tangan itu terlihat memasuki saku celana bagian belakang, kertas kecilpun muncul bersama tanganya. Ya, wanita di depan karno sekarang sibuk menyembunyikan catatan kecilnya di bagian belakang soal. Sambil berpura-pura "ngulet" dia melihat kondisi pengawas belakang. "Huuuuh" hela nafasnya yang hendak menyembunyikan ketegangan. Ternyata kondisi di belakang aman.

Dengan sigap wanita itu hampir menghabiskan tinta bolpinya karena jawaban yang begitu panjang. Kertas contekan kecil tadi terlihat masih manja di bawah lembar soal. Sementara diatasnya soal penuh terjawab berkat bantuanya. Wanita di sebelah Karno berbisik "sus, sut", wanita di depan Karno pun menoleh sembari melempar kertas kecil yang telah di lipat ke arahnya. Sungguh insting yang luar biasa dari wanita di depan Karno itu.

Ternyata suasana di bagian terdepan tidak kalah serunya, berkali-kali diskusi dalam bisikan dilakukan. Bahkan wanita kecil yang tadi kegiranganpun terlihat membuka handphone yang di selipkan di paha kirinya. Siswa yang duduk terdepan dan terbelakang terlihat tegang dan terpaksa percaya diri dengan jawabanya. Sementara Karno yang santai justru hampir menyelesaikanya sendiri.

Waktupun memasuki menit ke tiga puluh lima. Siswa-siwa yang di total enam puluh orang terlihat semakin gelisah. "Delapan menit lagi !!!" Teriak pria di belakang sembari melangkah menuju kedepan. "Ckreeeeeeeek" pintupun terbuka, dosen agraria itu datang terlmbat dan masuk tergesa-gesa. "Silahkan dilanjutkkan" katanya sambil memohon maaf terlambat.

Diskusi dalam bisikan menjadi semakin terdengar menjadi diskusi kelompok di lima menit terakhir. Dari nomor satu hingga enam puluh semua mencuri untuk berbisik berusaha bersama mencocokan jawaban tek terkecuali Karno. Sementara pengawas dan dosen sibuk berbincang-bincang.

"Selesai ya" teria pengawas pria kedua.

"Sebentar paaaak" serempak murid membalasnya

Di sisa-sisa waktu ujian suasana semakin tampak seperti ruang rapat DPR, gaduh, ricuh bahkan teriiakan-teriakan kepasrahanpun terdengar. Dan akhirnya "teeeeeeeeeet" bel waktu selesai ujianpun berbunyi. Siswa-siswa dengan lapang dada meninggalkan jawaban yang ragu-ragu.

"Aduh, aduh gimana nih" teriak wanita berwajah arab di depan teman-temanya

"Iya-iya susah banget" jawab sahabatnya

"HOREEEEEEEEEEE !!!" Lelaki bertubuh sebesar Mike Idol berteriak lantang

Kelaspun akhirnya kosong, tersisa pengawas dan dosen yang sibuk mengambil lembajar jawaban. Ujian hari itupun selesai dengan rasa penasaran. Siswa-siswa tampak lelah dan menghibur diri dengan mendengarkan MP3 maupun bercanda tawa. Aku berdoa semoga tidak ada yang mati, karena bisa-bisa mati penasaran.

Kamis, 12 Januari 2012

Xis

Hari ke enam, tepatnya tanggal 6 Januari 2012 adalah hari kedua aku latihan memperlancar Bahasa Inggris bersama Pak Agus. Aku datang pukul 07.30 dan itu lebih pagi dari waktu yang dijanjikan pukul 08.00. Seperti sama yang di rasakan orang lain, yaa menunggu adalah hal yang paling membosankan.

Mengutak-ngatik handphone dan menulis adalah kerjaku ketika menunggu. 30 menit telah berlalu, kulihat kawan-kawanku mulai hadir dan memasuki kelas. Seperti sudah menjadi kebiasaanya, Pak Agus selalu memluai kelasnya dengan riang dan gembira.

Pak Agus adalah guru yang cerdas menurutku. Karena dia terlihat memiliki begitu banyak pengetahuan dan kemampuan bahasa Arab yang juga lancar.

"Saya lebih senang bila setiap acara sekolah itu mengundang enterpreneur di bandingkan ustad" ujarnya di tengah-tengah sesi belajar

"Enterpreneur muda lebih mampu membangkitkan semangat di bandingkan ustad, sekalipun dari sisi kerohanian itu penting juga" tambahnya dengan berapi-api

Pak Agus tanpa lelah terus bicara hingga tanpa terasa waktu telah menunjukan pukul 12 siang. Akhirnya Pak Aguspun menyelesaikan kelasnya dengan kesan "istemewa" di benak para peserta. Kesan itu di tunjukan Seluruh peserta yang spontan bertepuk tangan dan bahagia ketika hendak meninggalkan kelas.

Seperti biasa aku pulang menggunakan angkot D2. Sampai di rumah aku langsung makan, sholat dan tidur. Pukul empat kira-kira, aku terbangun dari tidurku. Dan di ajak ayahu untuk menghadiri acara tujuh harian, meninggalnya KH Fuad Hisyam Losari.

Si Lebar, Akang Plato

Oleh : Bakhrul Amal MS

Dahulu kala, di sebuah kota yang gersang di dataran Yunani hiduplah sekumpulan manusia. Sekumpulan manusia itu lambat laun berkembang biak, bergerak dan saling mengisi. Berpolitik dan berwirausahapun tidak mereka lupakan apalagi sebagai manusia yang hidup sosial. Sekumpulan itu pada masa modern ini kita sebut sebagai masyarakat.

Kota gersang itu memiliki suhu tujuh drajat celcius di kala dingin dan duapuluh empat drajat celcius apabila musim panas. Keadaan cuacanya yang begitu timpang membuat sebagian warganya hidup bertani. Entah untuk dasar pemicu semangat atau kepercayaan di daerah itu. Bertani bahkan di sebut sebagai pekerjaan yang sangat mulia.

Sekalipun bertani adalah pekerjaan yang sangat mulia bagi kota itu, tetapi ternyata bukan bertani yang membuat kota itu makmur. Yang membuat kota itu makmur justru pertambangan peraknya yang berlimpah. Pertambangan itu konon telah di usahakan sejak awal abad ke-5 SM.

Kota itu adalah kota yang saat ini kita kenal dengan sebutan Athena. Athena yang dengan segala kekayaanya mampu melahirkan pemikir-pemikir hebat. Salah satu pemikir termashyur yang pernah dimilikinya adalah Plato.

Plato yang memiliki nama asli Aristokles lahir pada tahun 428 SM dalam keluarga aristokrat. Ayahnya bernama Ariston, bangsawan keturuan Kodrus. Dan ibunya bernama Periktione keturunan Solon, tokoh legendaris dan negarawan agung Athena.

Plato adalah nama panggilan karena dahi dan bahunya yg amat lebar. Julukan Plato di berikan oleh seorang guru senamnya. Plato dalam bahasa Yunani berasal dari kata benda "platos" ("lebarnya") yang di bentuk dari kata sifat "platus" ("lebar"). Dengan demikian jika di lihat secara bahasa, Plato memiliki arti si lebar.

Plato di tinggal ayahnya ketika ia masih kecil. Kemudian ibunya menikah kembali dengan pamanya yang bernama Pyrilampes. Pylampres adalah tokoh yang di sebagani karena kedekatanya dengan Pricles, pemimpin Athena yang baru saja meninggal (427M). Pyrilampes inilah yang akhirnya membesarkan dan mendidik Plato.

Plato memiliki guru yang sangat ia cintai dan kagumi sepanjang hidupnya yaitu Socrates. Bahkan dalam satu kesempatan dia menyebut gurunya itu "The nobelest and the wisest ans most just". Umpakan yang tentu menunjukan bahwa Socrates memiliki tempat istimewa di hatinya.

Kecintaanya terhadap Socrates telah mendarah dalam hatinya dan hal itu sangat terlihat dari karya-karyanya. Bisa dikatakan seluruh karya filsafatnya menggunakan metode "sokratik" yang dikenal juga dengan "dialektis" atau yang sering di sebut "elenkhus". Sebuah metode tanya jawab untuk menemukan kebenaran dan pengetahuan.

Plato adalah seorang pemikir yang pembelajar, dia begitu banyak mengenal ilmu. Dari Heraklitos, Parmenides, Orphisme atau Mysteri Orphik hingga Pythagoreasisme. Itulah yang menyebabkan idealismenya berbeda dengan idealisme modern.

Idealisme Plato di kenal dengan Idealisme realistis. Dimana menurutnya dunia ide merupakan suatu realitas yang objektif. Sedangkan idealisme modern bersifat subjektif oleh sebab itu di sebut idealisme subjektif.

Karena kecerdasanya, Plato mendasarkan etika pada pengetahuan, yang mana pengetahuan itu hanya mungkin diraih dan dimiliki oleh akal budi. Sehingga munculah julukan etika rasional, etika Plato.

Lewat idealisme dan etikanya, Plato kemudia berbicara negara. Menurutnya, negara yang ideal adalah negara yang mampu mendudukan hak dan kewajiban pada tempat yang tepat serta menjaga keduanya tetap selaras dan pas. Karena negara seperti itulah yang di idamkan oleh seluruh umat manusia di dunia.

Plato mengungkapkan tak perlu besar so long as they are of one mind, sekalipun mereka golongan kecil, it is imposible to disturb them. Kesehatian adalah makna dari filosofi. Yang mana filosofi dibagi menjadi dua kata, filos berarti cinta dan sofis itu memiliki damai.

Di ahir buku keduanya serta awal buku ketiganya "Republic". Plato bercerita tentang apa itu Tuhan. Plato menolak anggapan bahwa Tuhan adalah penyebab kejahatan. Pandangan ini berbeda dengan Hesidos dan Aeschylus yang terkesan justru merendahkan Tuhan.

Sesuatu yang disebut Allah itu pasti adalah baik menurutnya (Plato). Karena itu dia mendefinisikan bahwa Allah adalah penyebab segala kebaikan. Plato menjelaskan,

"God is simple and true in word and deed, and neither changes himself nor deceives others"

Plato mengganggap Allah itu adalah ide-ide yang berada di dunia ide. Sehingga wajar jika plato menempatkan ide kebaikan itu sebagai ide yang tertinggi. Karena kebaikan itu adalah Allah.

Saya kira hanya itu yang bisa saya jelaskan mengenai Plato. Pada tulisan lanjutnya saya ingin meneruskan cerita Athena dan Plato dengan Cirebon dan tokohnya (yang entah itu siapa). Tetapi basicly pemikiran Plato layak menjadi bahan pembahasan. Seluruh karya Plato amatlah menarik, terutama karyanya Republic dan The Sophist and Statesman.

Akhirul kalam, apabila ada yang salah atau kurang lengkap sewajarnya saja "Al Insanu Mahalul Khata wa nisyan" (Manusia tempatnya salah dan lupa). Tetap bangkit dan berjuang untuk indonesia. Pikirkan yang terbaik mungkin tentang dirimu karena We are what we think we are.

Sahabat Yang Bersahabat Belajar Persahabatan

Oleh : Bakhrul Amal MS "Al Kasepuhani"

Hidup memang udah susah, tapi jangan di bikin susah

Agaknya semua pasti hafal, kalau jargon ini milik sebuah group band besar kenamaan yaitu Slank. Slank adalah group band yang berisi lima pemuda kritis dan Slank sejatinya berdiri sejak 1983. Jauh dari tahun kelahirnya, eksistensi Slank baru terasa di kisaran 1991. Pada awal kemunculanya Slank langsung menggebrak dunia musik Indonesia lewat albumnya yang bertitel Suit he he he.

Kali ini lewat lagunya yang berjudul makan nggak makan Slank mencoba membawa kita untuk rileks. Bisa di lihat dari kutipan lirik awal di atas tadi. Bila dapat dikata mungkin kurang lebihnya begini "hey udah susah ngapain dipikirin". Kata-kata itu menunjukan Slank mencoba masuk ke ranah yang lebih sempit yaitu perasaan.

Kesusahan memang tidak bisa di pisahkan dari kehidupan, bahkan saya berani bertaruh, orang sekaya Bill Gates pun pasti mengalami kesusahan. Slank pun pernah mengalami kesusahan tepatnya di tahun 1995. Mereka bubar dan hanya menyisakan hubungan paman dan ponakan antara Kaka dan Bim-bim. Tiga personil lainya BongQ, Indra dan Pay memilih pergi dan membentuk band sendiri, yang saat ini kita kenal dengan BIP.

Pada periode sulit itu Slank masih tetap produktif dan terus berkarya. Terbukti di tahun 1996 lahirlah lagu Tong Kosong yang di bantu oleh dua aditional player, salah satunya AP itu adalah Ivan (Bass Slank saat ini). Kata-kata "hidup memang sudah susah tapi jangan dibikin susah", benar-benar di aplikasikan dengan baik oleh Slank.

Di bagian #chorus slank menulis "selama kamu masih, mencintaiku. Selama kamu tetap setia padaku". Dari lirik awal dan chorus kita bisa melihat, Slank seolah ingin mengingatkan bahwa masalah menjadi mudah jika kita saling membantu. Kita tidak usah pusing selama kita merasa memiliki cinta dan persahabatan.

Seperti kita ketahui bersama, Slank adalah Group Band besar yang sangat mencintai Indonesia. Mereka besar dalam masa Orde Baru, masa yang menuntut anak muda bersatu. Lagu ini mengisyaratkan ikatan persahabatan untuk tetap semangat dalam kondisi seburuk apapun.

Di era Globalisasi sekarang ini, individualitas, kapitalistik dan arogansi telah menjadi hal yang umum. Manusia seolah di paksa untuk berlari, untuk iri dan merasa takut esok tidak bisa makan. Maka ketika lelah, emosi dan ketakutan itu memuncak yang terjadi adalah chaos.

Di bagian #reff nya Slank mencoba masuk lebih dalam lagi. Slank bahkan terasa memeluk dan mengangkat persahabatn di tempat tertinggi, jauh dari kesan hedon. Dengan penuh semangat lima personil itu bernyanyi bersama di iringi ketukan drum "makan nggak makan asal kumpul". Teriakan ber api-api "makan nggak makan asal kumpul" mereka ulang berkali-kali sebagai bentuk penekanan.

Kalau boleh jujur, lagu ini adalah alasan kenapa getaran persahabatan dan mencintai teman itu bisa tumbuh sebegitu hebat di dalam hatiku. Zaman sekarang manusia di pola untuk berpikir masing-masing, jadi tidak jarang jika tingkat kesetressan dunia tiap tahunya meningkat. Penghasilan kecil, keluarga ribut bahkan masalah tugas kuliahpun saat ini berimbas guyuran keringat.

Slank mengajarkan atau bila mengajarkan dianggap "sok pintar", saya ambil kata mengingatkan. Slank mengingatkan pada kita, bahwa materi, pekerjaan atau apapun yang berimbas masalah itu tidak usah dipikir pusing. Mau besok makan atau tidak yang terpenting adalah kita harus tetap bersatu.

Kesusahan itu tidak ada artinya jika kita terbiasa hidup santai dan berkawan. Iri jangan membuat kita untuk saling senggol bahkan mengabaikan cinta. Ada yang lebih penting dari sekedar materi, dari sekedar memperdebatkan masalah bahkan dari sekedar sesuap nasi. Yaitu saling berkumpul, bersatu dan mencitai, karena persahabatan/persatuan di atas segalanya.

Lagu "makan nggak makan" rasanya mulai ter abaikan nilai filosofisnya, bahkan untuk sekedar mendengarnya pun bising. Anak muda lebih suka tema cinta yang berujung luka. Bukan melarang, tetapi ketika itu menjadi kebiasaan jangan heran kalau nanti dalam buku best seller tentang pengembangan diri, fenomena Alay, narsis dan lebay akan masuk di dalamnya.

Sabtu, 07 Januari 2012

Amilek It's Time To Change

Suasana pagi di hari ke 5 di selimuti dengan perasaan bahagia. Mandi, sholat dan makan aku lakukan sesegera mungkin. Kebahagiaan itu timbul tentunya karena aku akan mengikuti program Bahasa Inggris yang dijanjikan ayahku kemarin malam.

Akhirnya setelah mandi, sholat dan maan kuselesaikan aku berangat menuju Pasca Sarjana IAIN Syekh Nurjati tempat dimana acara itu di selenggarakan. Di awal pembukaan aku mengetahui trainerku bernama Agus Efendi. Dalam pembukaanya juga Pak Agus bercerita tentang pengalamanya sebagai seorang motivator di Singapura sebelum akhirnya kembali ke Indonesia.

Pertemuan pertama itu bisa di bilang Shock Teraphy, dimana dia bertanya secara spontanitas menguji kemampuan Bahasa Inggris setiap peserta. Metode pembelajaran yang dia bawa sangatlah mudah dan menarik. Selain itu, dia selalu menyelipkan kisah-kisahnya yang ternyata diketahuilah bahwa dia seorang penerjemah buku Bahasa Inggris maupun Arab.

Huh, tidak terasa 4 jam berlalu begitu cepat dan Pak Aguspun menutup kelasnya. Siang itu, aku pulang dengan perasaan sangat bahagia karena pengalam baruku ini. Di depan Pasca Sarjana IAIN Syekh Nurjati aku menunggu angkot D2 sembari menghapal pelajaran yang tadi di berikan Pak Agus.

Dari kejauhan akhirnya kulihat juga angkot D2 yang kutunggu itu. Dengan sedikit lambaian tangan berhentilah angkutan umum itu. Aku memilih duduk di samping pak supir karena aku mencintai lagu anak "ku duduk sampi pak kusir yang sedang bekerja" (pengaruh odong2 Ambani hehe)

"Turun mana" tanya pak supir itu

"Kasepuhan pak" jawabku

Dengan semangat yang menggebu-gebu dan gaya menyetir bak pembalap formula satu, Pak Sopir itu mengantarkanku menuju Kasepuhan.

"Kiri-kiri pak" teriaku ketika angkot itu telah sampai kasepuhan

"Iya mas" jawabnya

"Nih pak" balasku sambil memberikan uang kepada Pak Supir.

Sesampainya di rumah aku langsung menemui kasurku. "Gubraaaak" adalah suara yang terdengar ketika aku menjatuhkan tubuhku ke kasur dengan gaya terjun bebas. Aku pun tertidur pulas dan terbangun ketika hari mulai malam.

Seperti manusia pada umumnya, ketika bangun tidur yang pertama ku pegang adalah Hand Phone. Dan alangkah terkejutnya aku ketika ku ketahui ternyata kawanku yang telah lama bekerja di Tegal memberiku kabar bahwa dia saat ini sedang berada di Cirebon. Di aturlah pertemuan itu dan hari itu ku akhiri dengan kebahagiaan yang tak terhitung.

Empat Itu Malas-malasan

Hari ke 4 di bulan Januari memang sedikit melelahkan. Setelah malamnya begadang untuk menyaksikan Real Madrid bertanding. Paginya aku di ajak kakak iparku Mas Isal untuk bantu-bantu membereskan rumahnya di Sumber. Alhasil, bukan ikut membantu tetapi aku malah tidur seharian. Wkwkwkwk

Ada beberapa kejadian aneh yang kulewatkan ketika aku tertidur di hari itu. Salah satunya adalah bunyi petir yang bersautan, yang membuatku terbangun dari tidur. Aku bangun, lalu keluar dari kamar untuk melihat apa yang terjadi di luar. Rupanya hujan begitu deras mengguyur Sumber.

10 menit tengak-tengok tidak karuan, memperhatikan dan melamun. Oh ya aku baru sadar, dari tadi aku tidak melihat sosok Mas Isal di Rumah. Semakin bingung karena lampu di rumah Sumber padam. (Waaduh terpaksa SMS)Setelah kutanyakan, barulah aku ketahui dia sedang membeli batu untuk keperluan rumahnya.

Hujan pun berangsur reda dan suara petir menggelarpun mulai terlihat jarang. "Greng greng greng" suara motor terdengar menghampiri rumah. Aku bergegas membuka pintu karena kuyakini itu Mas Isal. Yup benar, dengan keadaan sedikit basah kuyup dia berlari dan segera mengganti bajunya.

Aku kun berbicara tentang hujan yang begitu besar dan diiringi suara petir itu kepada Mas Isal. Ternyata kondisi jauh berbeda, di Majalengka (tempat dia pergi tadi) malah tidak hujan sama sekali. Ketika sedang asik berbincang, tiba-tiba "ckreeeek" suara pintu tetangga terbuka.

"Waduh tadi hujanya besar sama angin puting beliung ya mas" sahutnya membuka obrolan

"Haha ngga tau pa, tadi di majalengka mah ngga ujan" jawab Mas Isal

"Oh baru pulang ya" bapak itu bicara kembali

"Amal sih gimana? Ngerasa ngga?" Tanya mas isal padaku

"Hahaha boro-boro, daritadi tidur terus, paling petir ajah keras" jawabku

"Wah, tadi hujan besar mas, ada angin puting beliungnya juga, sya sampe keluar untuk adzan"

Untuk pengetahuan pembaca (terserah sih, mau percaya atau ngga). Menurut pengakuan tetangga itu, katanya waktu kecil dia juga pernah ngalamin kejadian ini (ujan beserta angin puting beliung). Katanya, pada saat itu kakenya secara spontan keluar rumah dan mengumandangkan Adzan. Dan woow berdasar kesaksianya, angin itu pergi menjauhi dirinya yang terancam keselamatanya.

"Itu lihat mas, kanopi sampe terangkat rusak" jelasnya kembali, sambil menunjukan tangan ke arah rumah yang memang rusak parah.

Setelah 30 menit saling bertukar informasi, akhirnya obrolan pun berakhir tepat di pukul 05.00 sore. Hari sudah semakin larut aku dan Mas Isalpun segera membereskan barang-barang dan pulang menuju Kasepuhan. Kepulangan kami di sambut dengan hujan yang secara perlahan tapi pasti kembali turun membasahi tanah Cirebon. Alias kami pulang ujan-ujanaaaaaaaaaan.

Di tengah perjalanan Mas Isal tertarik dengan keramaian sebuah wearung sate yang terletak di depan IAIN Syekh Nurjati. Akhirnya kita berhenti sejenak untuk membeli sate dan membawanya pulang kerumah. Lima belas kurang lebihnya kita menunggu, akhirnya satepun siap untuk di bawa pulang.

Sesampainya dirumah yang pertama kali kulakukan adalah mandi air hangat. Rasanya itu adalah sebuah kebahagiaan yang tak ternilai, sehabis di guyur hujan lalu di siram air hangat. Hahaha

Lelah dan kantuk tidak menyurutkan niatku untuk menyantap sate yang telah kubeli. Makan malam itu terasa begitu indah karena aku di beri tahu ayahku untuk mengikuti program bahasa inggris besok paginya.

Rabu, 04 Januari 2012

Agitek

03.01.2012
Kuawali pagi ini dengan beberapa rencana yang sudah kususun di hari kemarin. Yaitu belajar menyetir mobil dan mencari Ketua Solidaritas untuk meminta tanda tanganya. Jam 10 pagi kiranya, Om Muksin (trainerku) memberiku kabar melalui pesan singkat kalau latihan di mulai pukul setengah 11, oleh karena itu aku di minta untuk bersiap-siap.

Sesuai kesepakatan, akhirnya kami bertemu di Jalan Pegajahan, tepatnya di depan gang yang diisi papan pemberitahuan PC Fatayat NU dan Madrasah Darul Fikr.

"Maaf mas lama, tdi kuncinya di oper-oper" tuturnya, menjelaskan kenapa dia terlambat hingga setengah jam lebih.

"Oo, siap" jawabku.

"Kemana nih, selain di bima?" tambahnya

"Di bima aja dululah yang sepi" kataku menjawab pertanyaanya.

Setelah disepaki tempatnya dengan segera Om Muksin melaju mobil diesel berwarna merah dan berkekuatan 2500cc itu menuju Stadion Bima Cirebon. Dengan beberapa manuver dan gaya menyalip yang cantik Om Muksin membawaku menuju stadion Bima.

Dari lurusan Unswagati, Om Muksin mengambil belokan ke kiri dan tampaklah kemegahan stadion yang menjadi kebanggaan masyarakat Cirebon itu. Dengan memelankan laju mobilnya Om Muksin membelokan mobilnya ke kanan atau ke arah yang sepi.

Dan "Sreeet" suara rem mobil yang di hentikan olehnya lalu "jedugg" dia terlihat keluar dari mobil menuju tempat duduku. Owwwh bertukar tempat duduk, okelah.

"Ayo a di coba" ajaknya, sambil membuka pintu sebelah kiri dan memintaku bertukar posisi dan menyuruhku menjadi pengemudi.

"Atur lah" sahutku

Perlu di ketahui, Om Muksin sangat berani memberikan kemudinya kepadaku secara langsung bukan karena alasan. Sebelumnya aku pernah mengikuti kursus atau pelatihan mengemudi di Eka Jaya Berindo. Eka Jaya adalah sebuah lembaga bimbingan belajar mengemudi mobil yang di isi pengajar-pengajar bersertifikat A.

Dengan penuh kehati-hatian aku coba memacu mobil merah itu. Aku tidak pernah menambah kecepatan dan terus berada di posisi gigi satu. Belokan pertama menuju patung bima akhirnya kulewati, terus lurus dan kemudian memutar stadion melawati jalan di depan Bima Estate.

"Coba masuk gigi dua" tantang Om Muksin

"Cetak, ngrek" dengan sigap ku injak kopling sambil melepas gas lalu memasukan gigi dua. Dengan pelan ku lepas kopling bersamaan memasukan gas, kecepatan dan insting seperti ini perlu di lakukan agar mobil tidak mati nantinya. Sambil melihat ke kanan dan ke kiri aku terus asik bersama mobil yang interiornya sedikit kurang baik itu.

Ternyata Stadion Bima tidak terlalu mengalami perubahan. Seluruh kondisinya masih sama seperti ketika aku kelas 2 SMP. Bila bisa dikata,paling perubahan yang menonjol adalah semakin menjamurnya Pedagang Kaki Lima (PKL) di area yang katanya ingin naik kelas bertaraf Internasional itu.

Dulu, PKL di area Bima hanya berupa gerobak dengan dua kursi di sekitarnya. Tetapi saat ini, PKL di area itu menambah kursi duduknya layaknya rumah makan lesehan di pinggiran kota. Suasana itu bisa di lihat di sekitar Patung Bima atau di area dekat Stadion Utama. Karena jumlahnya yang banyak, keadaan itu menjadi mudah di temui.

Setelah puas memutari area Stadion Bima, tepat pukul dua belas siang aku mengakhiri latihan mengemudiku. Aku dan Om Muksin kembali bertukar posisi ke tempat semula.

"Udah bagus a tinggal banyak latihan ajah" komentarnya, melihat latihanku.

"Tapi masih gemetar pak" sanggahku.

Rasa lelah, gemetar dan puas mengiringi perjalanan pulangku menuju rumah. Di iringi suara musik dangdut aku dan Om Muksin tidak jarang bersandung di dalam mobil. Meskipun interiornya sudah terlihat parah tetapi mobil yang di bawa Om Muksin masih memiliki mesin yang halus dan suara tape yang kencang dengan bass yang terasa menggetarkan dada.

"Makasih pak" ujarku sembari menutup pintu.

"Ya sama-sama a" sahutnya sambil berlalu pergi.

Hari itu cukuplah sangat melahkan dan menguras tenaga yang menuntuku harus banyak istirahat. Malam harinya aku memesan baso untuk menyantapnya bersama keluarga di rumah. Pukul sembilan malam tepat, akhirnya Benny (Ketua Solidaritas) mengunjungi rumahku. Ngobrol kesana-kemari lalu sebelum akhirnya pergi untuk bermain PS3.

Pukul setengah dua malam aku kembali ke rumah. Lemas membuatku tidak begitu lama untuk segera memejamkan mata.

Selasa, 03 Januari 2012

Audek Irah




Di Hari kedua Januari, hujan menjadi menu pembuka di pagi hari. Mataku terbuka di antara suara guyuran yang terdengar begitu deras.

"Wah enaknya tidur lagi nih" pikirku dalam hati

Seperti sudah kewajibanku(seorang muslim), aku melaksanakan sholat shubuh. Setelah selesai sholat dan membereskan kamarku yang terlihat berantakan, aku melakukan olahraga ringan(lari pagi di dalam kmar, push up dan sit up).

Selang beberapa menit ternyata mataku tak kuasa menahan sejuknya udara yang di tawarkan pagi itu. Aku pun kembali terlelap dalam tidurku sebelum sempat makan. Pukul sembilan tepatnya, aku bangun dari lanjutan tidurku.

Tanpa berpikir panjang lagi, aku bergegas menuju kamar mandi untuk bertempur gayung. "Jebar jebur" mandi pagi di jam siang akhirnya selesai. Tetapi ternyata mandi bukanlah hal utama pagi itu, "Kruyuk kruyuk" suara perutkupun berbunyi menuntut jatah karena sejak pagi belum kuisi sebiji nasipun.

Selesai makan, aku yang sedikit mengantuk berinisiatif melaju motorku menuju warung "abah Ato" untuk meminum kopi. Perlu di ketahui, Warung "Abah Ato" adalah tempat favoritku ketika pulang sekolah menengah dulu. Tetapi sampai aku lulus aku masih sering berkunjung di pagi hari untuk "ngopi, ngopi". Warung "abah Ato" terletak tepat di depan Masjid Agung Sang Cipta Rasa Kasepuhan, Cirebon.

Suasana di sekitar warung pada saat itu terlihat ramai. Ada beberapa pria berbadan tegap dan bapak-bapak yang memakai seragam seperti Polisi dan Tentara. Pria berbadan tegap yang tak berseragam terlihat sibuk melakukan pengecetan jalan. Sementara bapak-bapak berseragam terlihat santai memperhatikan sambil meminum kopi dan bercanda tawa.

Pria berbadan tegap yang berjumlah sekitar duapuluh orang itu memberi garis di jalan. Memberi nomor dan mengotak-ngotak jalan. Di antaranya ada yang sibuk membawa kabel dan memasang lampu.

"Ada apa bah?" Tanyaku pada abah Ato

"Biasa, delat maning Muludan" jawabnya dengan nada tinggi yang sudah menjadi ciri khasnya.

Wow, Muludan. Bagi yang belum terlalu mengenal Muludan, akan sedikit aku ceritakan mengenai kebiasaan tahunan masyrakat Cirebon khusunya Kasepuhan ini. Muludan adalah tradisi menyambut hari lahir Nabi Muhammad. Biasanya menjelang puncak kelahiran Nabi Muhammad, Lapangan Kasepuhan dan sekitarnya berubah menjadi Pasar Malam. Pasar malam ini berlangsung satu bulan penuh sebelum diakhiri pada tanggal kelahiran Nabi Muhammad 12 robiulawal.

Berbagai macam pakaian, alat dapur, mainanan anak-anak, oleh-oleh Khas Cirebon bahkan tenda-tenda ramalan ada di acara Muludan itu. Di bagian tengah lapangan sendiri di penuhi beberapa permainan seperti ombak banyu, karnival, rumah hantu, tong edan, kuda-kuda hingga mandi bola. Muludan tidak jarang di jadikan ajang adu kekuatan, dimana biasanya ada kubu saling bertikai demi berebut jatah harian dari pedagang.

Acara Pasar Malam ini semakin ramai di kunjungi di tiga hari terakhir menjelang penutupan (tepat 12 rabiul awal). Di akhir atau tepatnya malam 12 rabiulawal, masyrakat Cirebon selalu menyebut malam itu sebagai malam pelal atau ngalap berkah. "Ayo bengi kien pelal" biasanya kata-kata ajakan seperti itu selalu hadir di malam 12 robiulawal, karena pada malam pelal biasanya pedagang menurunkan harga secara besar-besaran.

Mungkin itulah gambaran singkat tradisi Muludan versi rakyat sekitar. Karena Muludan tidak hanya malam "pelal" tetapi di dalam kraton sana ada tradisi panjang jimat dll. Tradisi dalam kraton itu tidak bisa saya jelaskan secara penuh karena keterbatasan jangkauanku mengenai hal-hal itu.

Langit kembali mendung dan rasanya hari itu akan di guyur hujan kembali. Akhirnya akupun selesai lalu membayar kopi yang tadi kuminum.

"Bah pulang" teriaku sambil berlari menutup kepala

"oy iya, ati-ati" balasnya

Kiranya hari itu kulalui tanpa berbeda dengan hari-hari lainya. Dan malam harinya aku bersajak di twitterku, yang mungkin bisa kalihan liat di @bakhrulamal.

Nuhat Lawa

Pagi itu tepatnya Pukul 05.00 tanggal 01 Januari 2012 aku terbangun dari tidurku setelah semalam penuh melewati malam memutari kota. Lelah, kantuk dan malas menyelimuti pagiku di kala itu. Aku bergegas menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan memulai sholat shubuh. Dengan hati yang ku buat gembira(untuk menghilangkan malas) aku membuka netbook ku.

Aku teringat akan beberapa tulisanku yang rupanya tak kunjung kulengkapi. Satu persatu folder demi folder kubuka dan kuperhatikan. Akhirnya aku lebih memilih menyantap sarapan pagiku terlebih dahulu sebelum kulanjutkan tulisanku.


Add caption

"Om amang" teriak manja wanita kecil itu dengan ejaan yang belum, belum dan sangatlah belum benar.

Di adalah Ambani, ponakanku yang kedua dari kaka wanitaku(anak pertama dari keluargaku). Wajahnya kulihat kucel karena mungkin air hangat di pagi hari belum menyentuh tubuhnya.

"Ambani" godaku dengan senyuman

Saut menyaut itu kuingat berulang sampai tujuh kali kurang lebihnya(terasa aneh sih bersutan "ambani di balas om amang apalagi sampai tujuh kali hehehe). Karena tau sendiri, anak kecil amatlah senang bila suaranya dibalas.

Benar saja(Ambani belum mandi), karena di tengah sesi bercanda itu terdengar suara menghampiri "Ayo mandi-mandi" teriak ibuku sambil akhirnya menggendong ambani yang ternyata begitu riang menyambut tawaran itu. Oh ya aku lupa, begitu asiknya bercanda dengan Ambani aku lupa niatku membuat makan. Kubuka lemari es dan ya telor dan kupukirkan ide membuat "ceplok" makanan favoritku di kala pagi.

Kunyalakan kompor dengan penggorengan yang di atasnya sudah kulumuri minyak. "Sreng-sreng-sreng" suara minyak itu berdecik ketika kupecahan telor diatasnya. Selang lima menit akhirnya telor itu siap untuk kusantap. "Nyam nyam nyam" kurang lebih begitulah suaraku makan persis seperti di komik-komik jepang.

Selesai makan aku kembali menuju kamarku untuk melanjutkan beberapa tulisanku. Singkat cerita itulah kebiasan pagi hariku baik awal tahun maupun tidak. Dan Awal tahun baru bagiku tidak ada perasaan yang begitu wah ataupun bagaimana. Aku melewati hari-hariku seperti biasanya. Membaca buku, lalu keluar rumah untuk ngopi di warung, menulis, browsing, mengerjakan tugas, berkumpul dengan kawan sekolah dan bermain game di warnet kakaku.

Pada aktifitas malamnya seperti biasa aku bertemu kekasih sejatiku, pelukan dalam rinduku dan belaian penuh kehangatan. Dialah Guling, aku mencintainya seperti dia yang selalu menharapkan kehadiranku. Kesetianya tak dapat di ragukan lagi walau aku hanya mengingatnya dikala lelah tetapi dia tetap setia menantiku.

Seperti manusia di seluruh belahan dunia lainya, awal tahun baru ini aku menaruh begitu banyak harapan untuk masa depanku. Dan tentunya akupun memiliki harapan untuk bangsaku. Aku berharap luka dan kebencian tak akan ada lagi di bumi Indonesia ini. Semoga manusia dapat berlaku seperti manusia dan mampu hidup secara manusia.

Itulah kisahku di hari pertamaku di tahun 2012. So bagimana awal tahun baru kalian? Tentunya kalianpun akan mengawalinya dengan harapan-harapan yang istimewa. Semoga harapan-harapan itu dapat tercapai seiring berjalanya waktu dan usaha penuh keringat. Amin !!

2012 Wish

Aku berharap secarik kertasku dapat membawaku terbang menyebrangi daratan yang terpisah.
Aku berharap tetesan air yang jatuh dari rambutku melumuri tubuh dapat menghasilkan buah.
Aku berharap hentakan kaki meninggalkan jejak yang indah.
Aku berharap lamunanku mengalir menuju samudra yang luas.
Aku berharap masuk di dalam aku menuju aku dalam diriku.
Aku berharap goresan pena ini tak lagi pudar tetapi terus timbul dalam doa-doa hariku.
Aku berharap kelelahanku menunggu dapat mempertemukanku pada indahnya kosmos.
Aku berharap teologiku semakin kuat dengan dialektika-dialektika keagungan.