Jumat, 12 Juni 2015

TERIMA (KASIH)



Kasih, percayalah, bahwa dalam setiap cerita yang nantinya indah itu, pastilah dilalui dahulu oleh suka dan duka. Seperti kisah Fatmawati dan Soekarno yang saling bahu membahu dan mengantarkan Indonesia pada kemerdekaan. Seperti Abigail dan John Adams yang rela menyisihkan tenaga untuk tetap surat menyurat berisi kasih serta sayang.  Dan juga, seperti cinta kita, yang melewati aneka macam perseteruan hebat, darimu, dariku dan dari berbagai kejadian lainnya.

Kasih, malam ini, sebelum engkau larut terlelap begitu dalam, aku ingin mengucapkan terima kasihku padamu.  Meskipun, sepertinya, hal itu tidak pernah cukup untuk membayar semua pengorbananmu.

Kasih, terima kasih karena engkau telah rela memberikan segenap waktumu untukku. Yang mungkin, apabila waktumu itu kau gunakan hanya untuk kebahagiaanmu, kau bisa memperoleh segalanya.

Terima kasih karena engkau telah membuat aku mengerti bahwa sesungguhnya semua itu butuh kesabaran. Yang mungkin, apabila seandainya saja kau tidak marah-marah kepadaku, aku tidak akan pernah menyadari kesalahanku.

Terima kasih karena engkau telah sebegitu ikhlasnya menerimaku tanpa pengharapan. Yang mungkin, apabila hendak kau cari dan kau pilih yang lebih baik, di luar sana lebih telah banyak yang menadahkan tangannya disepertiga malam untukmu.

Terima kasih karena engkau telah mengeluarkan banyak canda dan tawamu yang mengobati kesedihanku. Yang mungkin, apabila seandainya kau selalu memaksakan egomu untuk marah, aku tidak akan bisa menyapu kepedihanku.

Terima kasih karena engkau telah membuat aku mengerti akan arti mencintai dan dicintai. Yang mungkin, apabila kau berikan pada pria yang lain, pria itu akan bisa membalasnya jauh melebihi balasan cintaku padamu.

Yang terakhir, terima kasih karena engkau telah hadir dan merangkum semua kenangan yang sebelumnya telah kulalui.

Kasih, kini pejamkanlah matamu dengan kuat.

Aku akan menjadi orang yang mengelus dan mengusap peluh di dahimu.

Aku akan mengikiskan semua hal yang membuatmu pilu. Iya, hal yang seringkali kau ceritakan padaku itu.

Aku akan menungguimu dengan terjaga sampai nanti kau membuka matamu kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar