Kasih, percayalah, bahwa dalam setiap cerita yang nantinya
indah itu, pastilah dilalui dahulu oleh suka dan duka. Seperti kisah Fatmawati
dan Soekarno yang saling bahu membahu dan mengantarkan Indonesia pada
kemerdekaan. Seperti Abigail dan John Adams yang rela menyisihkan tenaga untuk
tetap surat menyurat berisi kasih serta sayang.
Dan juga, seperti cinta kita, yang melewati aneka macam perseteruan
hebat, darimu, dariku dan dari berbagai kejadian lainnya.
Kasih, malam ini, sebelum engkau larut terlelap begitu
dalam, aku ingin mengucapkan terima kasihku padamu. Meskipun, sepertinya, hal itu tidak pernah
cukup untuk membayar semua pengorbananmu.
Kasih, terima kasih karena engkau telah rela memberikan
segenap waktumu untukku. Yang mungkin, apabila waktumu itu kau gunakan hanya
untuk kebahagiaanmu, kau bisa memperoleh segalanya.
Terima kasih karena engkau telah membuat aku mengerti bahwa
sesungguhnya semua itu butuh kesabaran. Yang mungkin, apabila seandainya saja
kau tidak marah-marah kepadaku, aku tidak akan pernah menyadari kesalahanku.
Terima kasih karena engkau telah sebegitu ikhlasnya
menerimaku tanpa pengharapan. Yang mungkin, apabila hendak kau cari dan kau
pilih yang lebih baik, di luar sana lebih telah banyak yang menadahkan
tangannya disepertiga malam untukmu.
Terima kasih karena engkau telah mengeluarkan banyak canda
dan tawamu yang mengobati kesedihanku. Yang mungkin, apabila seandainya kau
selalu memaksakan egomu untuk marah, aku tidak akan bisa menyapu kepedihanku.
Terima kasih karena engkau telah membuat aku mengerti akan
arti mencintai dan dicintai. Yang mungkin, apabila kau berikan pada pria yang
lain, pria itu akan bisa membalasnya jauh melebihi balasan cintaku padamu.
Yang terakhir, terima kasih karena engkau telah hadir dan
merangkum semua kenangan yang sebelumnya telah kulalui.
Kasih, kini pejamkanlah matamu dengan kuat.
Aku akan menjadi orang yang mengelus dan mengusap peluh di
dahimu.
Aku akan mengikiskan semua hal yang membuatmu pilu. Iya, hal
yang seringkali kau ceritakan padaku itu.
Aku akan menungguimu dengan terjaga sampai nanti kau membuka
matamu kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar