Sabtu, 21 Maret 2015

Novel 'Selamat Pagi' Itu


SELAMAT PAGI (NOVEL)
HARGA: Rp47.000
PEMESANAN: SMS 085659314144

(sertakan nama, kode buku, jumlah buku, alamat lengkap, dan kode pos)


Penulis
Bakhrul Amal

Penyunting
Tim Ellunar Publisher

Penata Letak dan Perancang Sampul
Hanung Norenza Putra

Bandung; Ellunar, 2015
xiv + 266hlm., 14.8 x 21 cm
ISBN: 978-602-0805-01-6

"...Di dalamnya berisi pesan moral yang mengajak remaja keluar dari lorong gelap menuju terang kehidupan..." (Yudi Latief - Ketua Pelaksana Harian Pusat Studi Pancasila, Universitas Pancasila)

"..Novel ini "merawat" tokohnya dengan sejumlah refleksi filosofis. Suatu upaya pedagogis dari si penulis untuk mendekatkan pikiran-pikiran dunia kepada kalangan remaja...." (Rocky Gerung - Pengajar Filsafat UI)

"..Untaian tulisan yang menyapa jujur, membuyarkan sekat yang memisahkan pembaca dari karsa dan karya Samudra nan belia itu...." (Prof Erlyn Indarti - Guru Besar FH UNDIP)

Sinopsis

Hay, siapapun kamu yang membuka surat ini.
Sebelumnya aku minta maaf ya, aku tidak pandai menulis surat.
Kamu mulai sekarang bisa panggil aku Engel. Dan bila tidak marah, aku ingin memanggilmu Held, ya, Heldy dari planet Linke.
Terima kasih telah datang untuk bicara.
Engel.

Dari semua cara yang dapat digunakan untuk mengenal gadis itu, Samudra atau yang biasa dipanggil Sam memilih untuk menggunakan surat. Entah apa yang ada di pikiran seorang siswa SMA N 1 Cirebon yang dikenal sebagai tukang bolos, pembuat onar, bahkan disebut preman ini sampai berani menaruh hati pada seorang gadis pintar, anggun, dan sholehah itu. Namun, siapa yang tahu pasti akhir dari sebuah perjalanan? Apalagi Sam nyatanya mampu perlahan-lahan mengenal gadis itu, meskipun hanya melalui sehelai kertas surat setiap harinya, meskipun hanya dapat memperkenalkan dirinya sebagai Heldy.

“Jika cinta itu berdasar alasan, maka cinta akan hilang seketika bersamaan dengan hilangnya alasan-alasan akan cinta itu.”

Novel ini berisi tentang kisah pergolakan remaja bernama Samudra. Dikemas menarik, inspiratif, sekaligus sarat filosofi. Tidak hanya mengupas tentang masa SMA di tahun 2006, novel ini menggambarkan dengan baik budaya sosial yang tercermin dari latar belakang, karakter, dan diskusi tokoh-tokohnya.

Kamis, 05 Maret 2015

Terjerembab

Dan hari ini, waktu langit tidak lagi ber-jam
Gusar dan nampak tidak berposisi
Begitupun tangan, yang meliuk menadahkan sukma
Seketika itu juga, jatuh

Semenjak itu, goresan-goresan lahir
Bukan lagi hanyut, cuma bergerigi
Mungkinkah mentari menoleh
Seekor kanguru melonjak girang

Ah, masa begitu saja rindu
Jangan-jangan hanya menyapa tipis

Matamu, mengkilap dan berkaca
Dekap, pun hadir menyingsing

Inilah yang ditunggu
Akhir yang menyurati jalan awal
Pena nya menulis bergelombang
Tetapi itulah harapan, embun akan berteduh pada yang tenang

Percaya !

Rabu, 04 Maret 2015

Ya Inilah

Apakah ada yang lebih indah daripada rerumputan yang tumbuh menghijau, lalu diterpa desir-desir angin sore? Itulah cinta, katanya.

Ketika kesempatan itu tiba, maka, memulai untuk kemudian melanjutkan ke petualangan yang lebih besar bukanlah hal yang muskil. Terlalu lelah kaki melangkah, terlalu capek mata membelalak. Tidak lain, cara mengkhari untuk mengawalinya adalah dengan mengikat. Dan kamu, ya, kupilih sebagai catatan nama yang menggores dalam relung hati.

Jika aku mencari 'karena', niscaya tidak urung ku dapat ke-karena-an itu. Oleh sebab itu, 'meskipun' adalah ketepatan yang agung. "Ketika sebuah tunas besar kau pilih, janganlah meragu" kata Socrates. "jangan pula mengisak", lanjutnya "siramilah tunas itu yang mana kekurangannya kau lengkapi dan kekuranganmu dilengkapinya".

Kamu datang dengan kepolosanmu. Kamu mengigau sampai kau terperosok di tempat nun jauh dan gelap. Tapi itu bukan masalah, itu bukan pula alasan, itu hanyalah sebuah bagian dari hidup.

Menanggapi itu, aku hanya mengangguk, lalu tak kuasa untuk tak memeluk. Indahnya.