Hy Puan. Aku mau sedikit bercerita, boleh ya.
Puan, jika memang kamu membacanya, cobalah sebentar saja kau keluar dan tengoklah langit dari depan terasmu itu. Malam ini rasanya sama seperti malam ketika pertama kali kita bertemu dulu. Bulannya indah, langitnya cerah dan udaranya cukup segar. Puan, aku jadi mengingatmu. Boleh kan?
Kata-kata memang tidak cukup untuk mengembalikanmu. Detak jantungku pun tak lagi sampai pada detak jantungmu. Tetapi Puan, aku menikmatinya, walau dengan sakit yang terpaksa kusimpan sendiri. Aku berdoa semoga kau selalu bahagia.
Aku sadar bahwa dunia memang begitu. Kadang kita berduka, kadang pula kita bahagia, semuanya datang secara tiba-tiba. Tidak ada yang benar-benar abadi. Sama seperti kehadiranmu, yang pada akhirnya pergi juga.
Puan, aku masih sangat ingat betul. Empat tahun yang lalu, ketika semua masih nampak begitu indah, kamu selalu berkata padaku "jadilah laki-laki kuat yang bisa menjagaku". Kamu kemudian seringkali marah ketika aku lemah. Kamu menangis pada saat aku gagal. Kamu bersedih taktala semua yang telah kurencanakan tidak kunjung menghasilkan. Tidak lama berselang, kamu juga yang menjadi riang dan menguatkanku, kamu bilang "sabar sayang, ada aku".
Besoknya, aku pasti mengajakmu memutari kota. Kita membicarakan banyak hal. Kamu selalu saja menyimak setiap ucapanku dengan sangat anggun. Rambutmu terurai terbang bersama angin. Matamu mengedip dengan pancarannya yang sempurna. Kamu lalu melupakan semua hal yang membuatmu terluka. Waktu itu puan, rasanya aku ingin memilikimu selamanya.
Puan, sungguh maafkanlah aku. Malam ini, aku melanggar janjiku padamu. Aku lemah dan tidak memiliki kekuatan sedikitpun untuk melawan kerinduanku. Aku tidak lagi sehebat seperti yang kamu bayangkan dulu. Segalanya telah berubah semenjak kepergianmu.
Dan kini Puan, jika memang ada waktu untuk kita dapat duduk berdua, katakanlah. Aku akan datang kapanpun kamu merasa siap untuk bertemu.
Jika kau izinkan, ketika hal itu terjadi, aku ingin kembali merasakan lentik jemari tanganmu. Aku ingin mengelus lembut halus rambutmu. Aku ingin membawamu pada kenangan kita dulu. Puan, aku ingin tertawa di tepian pantai yang indah bersamamu, lagi. Sebentar saja.
Puan, dimana dan dengan siapapun kamu kini, perasaanku tidak akan berubah. Satu hal yang perlu kau ketahui, Aku akan tetap menjadi diriku yang dulu, yang pertama merasa bersedih ketika aku melihat setetes saja air mata melinangi wajahmu.
Semoga saja kau mulai paham, jika ini adalah caraku mencari kedamaian. "Merangkai kata dan berdansa dengan pena".
Aku bukan tidak bisa melupakanmu. Aku hanya ingin segala hal yang indah itu tidak cepat hilang.