Bung Hatta, sekitar 60
tahun yang lalu, pernah mengatakan kepada kita, bahwasanya negara ini bisa
hancur apabila dikelola oleh sindikat-sindikat yang memikirkan dirinya sendiri.
Bung Hatta mungkin, sedang memikirkan suatu keadaan yang memilukan, penuh
kelaparan dan perbudakan. Bagaiamana tidak, apabila sudah ada satu kekuatan
berkuasa di atas dan menjarah, artinya harus ada satu yang lainya lapar dan
berada di bawah. Menurut Duncan Kennedy, seorang professor hukum di Harvard Law
School, keadaan itu adalah hukum pasti dimana ada penguasa maka secara tidak
langsung ada yang dikuasai.
Pada era ini, era
dimana semua memiliki segala kebebasan melakukan apapun, sindikat-sindikat
besar itu mulai muncul. Mereka tidak hanya nampak berupa kekuatan modal, tetapi
mereka juga hadir sebagai prototipe. Mereka
yang menggunakan kekuatan modal mungkin masih bisa terditeksi, yaitu dengan
bentuk gedung dan kekayaan. Akan tetapi, sindikalisme yang menguasai melalui prototipe sangat sulit atau tidak bisa
sama sekali dicirikan. Mereka lebih rapih, menghancurkan dan menindas
ruang-ruang kebebasan itu sendiri.
Kedua kekuatan itu
memiliki suatu tujuan yang sama yaitu,
mereka ingin semua orang mengikuti apa yang menjadi arahan mereka. Jangan
pernah membayangkan mereka seperti guru, yang mendidik dan menuntun kita untuk
melakukan ini dan itu. Guru memiliki suatu kejelasan dan dalam bentuknya yang
nampak secara kasat mata. Mereka tidak melakukan pengarahannya dengan cara
seperti itu, mereka melakukanya secara rapi, terstruktur dan menindas setiap
orang secara unconscious (tidak
sadar). Bahkan, mereka bisa membawa orang lain menuruti mereka dengan keadaan
orang lain itu merasa menjadi dirinya sendiri. Tujuan mereka melakukan hal itu
tidak lain tidak bukan adalah kepentingan kapital.
SURPLUS JOUISSANCE
Kata-kata ini pertama kali dikenalkan oleh Slavoj Zizek, seorang filsuf
yang juga kritikus budaya asal Slovenia. Jouissance
secara leterlek berarti kenikmatan. Kenikmatan dalam jouissance tidak
berarti kenikmatan sederhana, akan tetapi kenikmatan dengan perasaan ia
kehilangan sesuatu, kehilangan hal yang begitu penting dalam dirinya.
Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang luput dari keinginanya untuk
mendapatkan suatu kenikmatan. Para pemilik modal, dengan segala kepandaian ilmu
dan kecanggihan teknologinya merespon kenikmatan ini. Mereka membuat segala
halnya ber-seri dan mengeruk uang dengan memaksimalkan kenikmatan konsumen.
Zizek mengambil contoh dengan cerita seorang pemuda yang meminum-minuman soda
bermerk. Pemuda kemudian menenggak air bukan hanya karena melepas dahaga,
tetapi juga mendapat nikmat dari persepsinya meminum minuman terkenal. Dan pada
akhirnya, pemuda itu kemudian kehilangan uangnya.
Pemuda itu, yang
mungkin juga bisa saya termasuk di dalamnya, tidak sadar bahwa mereka sedang
menjadi permainan pemilik modal. Mereka kemudian dipancing kembali keinginan
mendapatkan kenikmatan dengan aneka rasa terbaru. Secara berulang, pemuda itu
kemudian membeli dan meminum lagi. Keberhasilan kekukatan kapital adalah
kemudian, pemuda ranah psikologis esensi menghilangkan dahaganya hilang menjadi
pencarian sebuah kenikmatan.
Kita semua tentu tahu,
bahwa manusia tidak akan pernah mendapat suatu kepuasan karena manusia selalu
menuntut lebih. Oleh karena itu, untuk menekan keinginan yang buas itu, manusia
diarahkan untuk hidup irit dan sesuai dengan kebutuhan. Kesesuaian itu berupa
mencari esensi, kita haus maka kita seharunya minum. Bukan kita haus, kita lalu
mencari merk terkenal untuk menghilangkan dahaga yang sesungguhnya bisa diatasi
oleh air sumur. Mereka seolah melakukan hal yang menurut mereka ideal, padahal
sesungguhnya, tanpa disadari ada kekuatan besar yang sedang menguras energi
kenikmatan dan ekonomi mereka.
CANTIK
ADALAH SEPERTI INI DAN ITU
Siapa yang menciptakan
kata-kata ini? Siapa lagi kalau bukan opini media masa yang telah disusupi
kapitalisme global.
Di dunia ini, seperti
sudah dijelaskan dalam kitab-kitab Abrahamik, setiap manusia memiliki
kekurangan dan kelebihan. Mengikuti pemahaman ini, artinya kesempurnaan seorang
manusia harusnya ditunjukan dari mereka yang memiliki kekurang dan kelebihan. Itu
menjadi suatu kontrakdiksi dari konsep kesempurnaan yang mengutamakan kekuatan
ekonomi dan idelanya bentuk tubuh, model rambut serta warna kulit.
Pemilik kapital
kemudian merusak batin-batin dan menggambarkan manusia ideal melalui sebuah
iklan. Segala yang cantik itu ditunjukan dengan langsing, putih dan rambut yang
indah. Kemudian orang berbondong-bondong melakukan diet, membeli obat pemutih
dan melakukan rebonding. Mereka
dipaksa untuk mengikuti apa yang disarankan oleh kecantikan yang dijelaskan
bentuknya. “Paris Hilton itu lah yang cantik bukan Oprah, Asmirandah itu
menawan bukan Omas”. Imajinasi mereka kemudian mengungkung diri mereka sendiri,
mereka mencoba mencari kebahagiaan dengan kecantikan yang sesungguhnya sampai
kapanpun tidak akan mampu didapatkan.
Dalam film Detachtment
dijelaskan dengan panjang lebar mengenai hal ini. Henry Burthes, tokoh utama
dalam film tersebut mengatakan “Bagaimana kau membayangkan sesuatu, jika
gambarnya selalu disediakan untukmu?”. Mereka yang terpengaruh oleh model-model
ideal itu, kemudian tidak lagi berimajinasi untuk mendefinisikan cantik itu
apa. Mereka secara tidak sadar sepakat bahwa cantik itu harus langsing dan
putih. Mereka pada akhirnya sibuk berkerja keras, mencari uang lalu membuangnya
untuk menjadikan dia seperti cantik yang diiklankan.
Inilah era dimana dunia
tanpa diri sendiri itu terjadi. Era dimana, kita secara tidak sadar tidak
mengenal diri kita itu siapa dan kita harus melakukan apa. Era dimana, kita
selalu tidak pernah merasa bahwa kita ini pun memiliki kelebihan, memiliki apa
segala sesuatu yang bisa dibanggakan lebih
dari pajangan-pajangan kesempurnaan semu yang ditawarkan oleh iklan. Maka,
untuk mengatasi era ini, saya akan memberika suatu gagasan penting yang
ditawarkan oleh seorang ahli linguistik. Gagasan itu dijelaskan di bawah ini.
PESAN
NOAM CHOMSKY
Berdasarkan pandangan Chomsky yang ahli dalam hal linguistik, dunia saat
ini telah ditindas oleh kaum Kapitalis melalui alat yang ia sebut media masa.
Menurut teori yang dia sebut dengan Manufactoring
Consent, dia mencoba untuk menjelaskan bahwa segala persetujuan masyarakat
sekarang ini bisa diarahkan oleh media. Melalui itu (media) juga, dia ingin
menjelaskan bahwa saat ini masyarakat bisa direkayasa untuk menerima segala
berita yang disiarkan oleh media masa. Sehingga manufactoring consent ini sering disebut pula manufactoring content atau bagaimana mereka merekayasa isi media
untuk kepentingan Pemerintah berkuasa dan aktor-aktor Kapitalis.
Dia dengan tegas menjelaskan bahwa saat ini, melalui media masa, dunia telah
dikuasai oleh kepentingan dua kelompok besar, yaitu Pemerintah penguasa dan
organ bisnis besar. Media massa terkadang memberikan prototipe yang membuat kita seperti telah bersikap dan mengambil
segala keputusan dengan benar dan diri sendiri. Padahal, menurut Chomsky,
sekarang ini secara tidak sadar, segala keputusan kita adalah apa yang
ditentukan oleh media masa yang kita baca. Sehingga akal pikiran, alam sadar
kita adalah alam-alam citra bentukan media masa.
Sejalan dengan Henry
Burthes, Chomsky pun memiliki pesan agar kita tetap bisa menjadi diri
sendiri. Pesan yang meraka bawa adalah kita
harus cukup hati-hati dan lebih sering menggali potensi dalam diri kita tanpa
campur tangan omongan orang lain. Selain itu, kita pun perlu kritis terahadap
media masa, apalagi tentang hal-hal yang seolah mencoba menuntun kita untuk
menyimpulkan bentuk-bentuk ideal, kebaikan serta keburukan. Dan yang terpenting
adalah kita harus mencari alternatif lain dalam artian opini pembanding dari
media masa, opini pembanding itu melalui membaca buku atau menemui langsung
setiap orang untuk menambah sudut pandang.
nyimak ya gan, mantapppp!!!
BalasHapus