Sebuah Kota, kata Aristoteles,
layaknya bergerak dengan menampung dan menjalankan aspirasi masyarakatnya.
Kemudian dirumuskanlah gagasan liar, dia berbeda jalan dengan Plato yang
memilih filsuf sebagai sosok pemimpin yang cocok, Dia lebih memilih kesatria
sebagai representasi kepemimpinan yang pas. Digemblengleh seorang Alexander
Agung hingga menjadi pemimpin yang masyhur di Athena. Rasanya rasional, karena
menurutnya, kesatria yang berada di antara rakyat dan filsuf nantinya mampu
bijaksana, menampung aspirasi masyarakat dan menggali pendapat sang bijaksana
(filosof).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar