Selasa, 24 Desember 2013

PERDA MIRAS : ANTARA EKSISTENSI DAN KRITIK (REFLEKSI AKHIR TAHUN)



Sebuah Kota, kata Aristoteles, layaknya bergerak dengan menampung dan menjalankan aspirasi masyarakatnya. Kemudian dirumuskanlah gagasan liar, dia berbeda jalan dengan Plato yang memilih filsuf sebagai sosok pemimpin yang cocok, Dia lebih memilih kesatria sebagai representasi kepemimpinan yang pas. Digemblengleh seorang Alexander Agung hingga menjadi pemimpin yang masyhur di Athena. Rasanya rasional, karena menurutnya, kesatria yang berada di antara rakyat dan filsuf nantinya mampu bijaksana, menampung aspirasi masyarakat dan menggali pendapat sang bijaksana (filosof).

Lanjutan bisa dibaca di Radar Cirebon edisi 31 Desember 2013. tks

Tidak ada komentar:

Posting Komentar