Jumat, 27 Desember 2013

Geger Menjemput Satu Hal Yaitu Percakapan Tentang Waktu

 http://25.media.tumblr.com/tumblr_mawpacokkY1r7zi49o1_500.jpg

Diabadikan menjadi sebuah nama jalan di Paris van Java.

Terlalu sedikit dan curang untuk dianggap sebagai suatu catatan penghujung tahun.

Geger, dalam Bahasa Indonesia bisa diartikan riuh, ramai bahkan heboh. Sementara Kalong, Kalong adalah kekelawar, sejenis burung yang hidupnya dimalam hari sementara ketika siang binatang itu memilih tidur.



Geger,
Kala itu, ketika bulan baru saja menjalankan tugasnya, seorang pria dengan penuh percaya diri berjalan kaki menuju suatu tempat. Gang-gang sempit Dia lewati, selokan bahkan teriakan bahasa yang Dia tidak pahami menemani perjalanannya sampai pada tujuan. Dia sadar, perjuangan itu bukan untuk hasil, tetapi perjuangan itu untuk suatu prinsip, satu nilai yang perlu dilaksanakan segera, yaitu perjuangan menjemput cinta.

Menjemput,
Layaknya bus sekolah, sekalipun daftar nama siswa secara jelas telah dituliskan, akan tetapi kadang kala yang dijemputlah yang kemudian menentukan. Yang dijemput selalu memiliki dua pilihan, berangkat atau tidak. Sementara bus, tidak pernah bisa memilih, Dia akan selalu hadir, sekalipun kadangkala jawabannya tidak pernah Dia ketahui. Pokoknya menjemput. Begitupun pria itu, pria yang menganggap bahwa sampainya nilai lebih penting dari pilihan jawaban yang mungkin Dia dapatkan, Dia akan tetap berangkat.

Satu hal,
Bila ada hal yang harus merasa bosan dengan tingkah laku pria itu, maka jawabanya adalah malam. Malam merasa jenuh, sudah terlalu sering Dia mendengarkan keluh kesah pria itu. Setiap kali jarum jam mulai menuju angka dua belas, maka rintihan rindu itu terdengar lantang mengganggu malam. Tapi malam kemudian menjadi terbiasa dan lambat laun wajar. Malam tidak lagi murung, bahkan malam menyiapkan dirinya yang terbaik untuk pria itu. Cuaca yang teduh dan bintang yang gemintang Dia siap sajikan untuk pria itu, ketika pria itu nantinya siap, Dia pun siap. Malam dan pria itu berjuang dan bekerja sama untuk satu hal, satu hal yang biasa kita mengenalnya dengan cinta.

Percakapan.
"Katakanlah, ya katakanlah, menunda hanya akan terus menyakiti hatimu" Malam terus mengusik dan memberi isyarat
Kata-kata itu mampu menghentikan imajinasi pria itu, Dia mulai mencoba berani. Dia menunjuk mukanya sendiri, memaki pada tingkah kecutnya, bahkan hatinya mulai berontak untuk tidak lagi mau menampung cinta itu. Dia sadar, mungkin dengan menghakimi dirinya sendiri setidaknya masalah akan selesai. Dia tidak lagi menjadi kalong, Dia menjadi utuh, menjadi manusia dan menjajaki segala kemungkinan. Dia sebelumnya tidak percaya pada rencana, tapi malam membuatnya percaya pada rencana. Dia pun sadar, rencana selalu memiliki kemungkinan, gagal dan berhasil tetapi Dia tidak memilih keduanya, Dia lebih menurut untuk berani.

Tentang waktu,
Pria itu memandang waktu dengan caranya sendiri. Waktu baginya bukan suatu yang berjalan dan merugikan. Tetapi waktu dalam pandangan, adalah hal-hal yang nantinya menunjukan bukti. Dia tidak pernah menyesal, Dia hanya mencatat, Dia sadar apabila menunggu waktu maka waktu akan memberikan keluangan. Dia memilih untuk berjalan, mengitari setiap kemungkinan dan akhirnya bergerak. Kegagalan mungkin hanya waktu itu, dan diwaktu lainya itu akan menjadi catatan yang lebih berharga daripada waktu.

Untukmu yang saat ini mungkin sudah terlelap, dengan angan-angan dan mimpi-mimpi hari esok. Aku ingin bertanya, Adakah Aku dihari esokmu?
Jika mungkin ada, maka biarkan Aku yang berjuang dan membuktikan keadaan itu, duduklah yang manis dan bicaralah dengan dirimu, bila nanti waktu itu tiba kamu harus melakukan apa.
Atau apabila ternyata tidak ada, maka biarkan Aku tetap berjuang, Aku ingin memperjuangkan apa yang menjadi pilihanku, biarkanlah Aku sendiri yang tahu. Aku tidak ingin waktu mencuri keinginanku, walau sedikit, walau sebatas sekelibatan rambutmu yang teruai angin di tepi pantai.

Simpan ini, untuk Kau buka dan Kau baca suatu saat nanti. Yang mungkin bisa membuatmu ingat, bahwa kegagalanku adalah bagian dari cerita-cerita bahagiamu. Atau mungkin keberhasilanku, yang ketika hatiku dan hatimu menyatu, hal ini seperti sebuah lelucon yang menarik. Yang menjadi cerita, untukku, untukmu dan untuk semua orang yang terlibat dalam cerita ini.

Bonsoir, permettez-moi près de chez vous

Tidak ada komentar:

Posting Komentar