Dua puluh empat
jam adalah waktu yang normal dimana bumi berputar menurut rotasi. Hari
ini juga, adalah hari dimana saya mengingat begitu banyak hal untuk
kedekatan-kedekatan yang akhirnya menjadi lelucon bagi diri sendiri.
Dahulu sempat berfikir bahwa ketika melakukan sesuatu keharusan
mendapatkanya adalah mutlak tetapi hal itu bergeser menurut kebutuhan.
Bukan sesuatu yang naif tapi sesungguhnya di situlah kehidupan yaitu
menerima hal-hal yang tidak bisa kita kontrol menjadi sesuatu yang
indah.
Seorang ibu bercerita pada saya tentang pembantunya yang malas-malasan dan tidak sesuai dengan harapan. Dia susah payah mencari gaji, memberikan servis yang baik hanya agar pembantu itu bekerja sesuai keinginanya. Lalu saya bilang, dengan maksud bukan menuai tetapi bertukar ide. Seorang pembantu yang rajin hanya di dapatkan karena dia rajin. Seorang pembantu yang tidak rajin ya memang karena dia begitu, kalau dia rajin mungkin telah menjadi manager.
Yang kita nilai adalah yang menurut kita seharusnya seperti itu bukan melalui pendalaman yang bijak. Logika mengajarkan kita dua hal, yang pertama adalah istilah dan kedua adalah pernyataan. Istilah itu menjelaskan tentang sejauh mana pengetahuan seseorang itu memahami sesuatu hal. Sedangkan pernyataan adalah buah dari istilah yang telah di manifestasi oleh pengetahuan dan pengalaman.
Ada banyak orang menganggap tempat dan ruang yang di singgahi bahkan di tempati oleh seekor kecoa dalah tempat yang hina. Maka dari itu tidak jarang kecoa di jadikan lelucon untuk mengejek dan menghinakan seseorang yang bertindak bodoh. Coba untuk sedikit di pahami, kecoa berada di situh bukan karena dia hina, bukan pula karena dia tidak bisa mencari tempat yang layak. Kecoa berada di situh karena ya memang di situlah tempatnya.
Pergeseran pemikiran hanya mungkin terjadi bila kita mau untuk tetap positif dan bertindak dengan kontrol yang tenang. Bagi pemuda yang jatuh cinta dan merasa sulit untuk mengungkapkan perasaan susungguhnya hanya memiliki satu problem yaitu belum siapnya di tolak. Jika dia tenang dan tau segala resiko yang membuat pesimis padahal dia bisa lebih banyak kesempatan untuk positif. Kesempatan itu terjadi apabila dia tanamkan dalam hatinya keyakinan bahwa kemungkinan menyatakan cinta adalah di tolak.
Mungkin ini satu lagi atau menjadi titik lemah seseorang dimana dia merasa marah besar. Situasi ini adalah situasi menunggu, bagaimanapun keadaanya hal bahagia ataupun sedih bila konteksnya menunggu adalah sesuatu yang menjengkelkan. Kesalahanya adalah satu, yaitu menganggap sesuatu itu adalah hal yang harus di tunggu. Padahal yang di tunggu hanya punya dua kemungkinan yaitu hadir atau tidak hadir. Jangan pernah menganggap sesuatu yang sudah bisa di prediksi sebagai hal yang di tunggu maka kita akan tenang.
Tulisanya singkat dan memang sedikit ngawur. Percayalah bahwa hanya dengan memberikan ruang pada kebenaran dan kekeliruan maka hidup kita akan bahagia. Di antara kebenaran itu mungkin saja terdapat kekeliruan dan di sela-sela kekeliruan mungkin saja ada benarnya. Jangan pernah berhenti bertanya, jangan pernah berhenti menjawab karena yang bisa mejawab pertanyaanmu hanya dirimu sendiri jwaban orang lain hanyalah kunci yang membuka pintu pikiranmu.
Seorang ibu bercerita pada saya tentang pembantunya yang malas-malasan dan tidak sesuai dengan harapan. Dia susah payah mencari gaji, memberikan servis yang baik hanya agar pembantu itu bekerja sesuai keinginanya. Lalu saya bilang, dengan maksud bukan menuai tetapi bertukar ide. Seorang pembantu yang rajin hanya di dapatkan karena dia rajin. Seorang pembantu yang tidak rajin ya memang karena dia begitu, kalau dia rajin mungkin telah menjadi manager.
Yang kita nilai adalah yang menurut kita seharusnya seperti itu bukan melalui pendalaman yang bijak. Logika mengajarkan kita dua hal, yang pertama adalah istilah dan kedua adalah pernyataan. Istilah itu menjelaskan tentang sejauh mana pengetahuan seseorang itu memahami sesuatu hal. Sedangkan pernyataan adalah buah dari istilah yang telah di manifestasi oleh pengetahuan dan pengalaman.
Ada banyak orang menganggap tempat dan ruang yang di singgahi bahkan di tempati oleh seekor kecoa dalah tempat yang hina. Maka dari itu tidak jarang kecoa di jadikan lelucon untuk mengejek dan menghinakan seseorang yang bertindak bodoh. Coba untuk sedikit di pahami, kecoa berada di situh bukan karena dia hina, bukan pula karena dia tidak bisa mencari tempat yang layak. Kecoa berada di situh karena ya memang di situlah tempatnya.
Pergeseran pemikiran hanya mungkin terjadi bila kita mau untuk tetap positif dan bertindak dengan kontrol yang tenang. Bagi pemuda yang jatuh cinta dan merasa sulit untuk mengungkapkan perasaan susungguhnya hanya memiliki satu problem yaitu belum siapnya di tolak. Jika dia tenang dan tau segala resiko yang membuat pesimis padahal dia bisa lebih banyak kesempatan untuk positif. Kesempatan itu terjadi apabila dia tanamkan dalam hatinya keyakinan bahwa kemungkinan menyatakan cinta adalah di tolak.
Mungkin ini satu lagi atau menjadi titik lemah seseorang dimana dia merasa marah besar. Situasi ini adalah situasi menunggu, bagaimanapun keadaanya hal bahagia ataupun sedih bila konteksnya menunggu adalah sesuatu yang menjengkelkan. Kesalahanya adalah satu, yaitu menganggap sesuatu itu adalah hal yang harus di tunggu. Padahal yang di tunggu hanya punya dua kemungkinan yaitu hadir atau tidak hadir. Jangan pernah menganggap sesuatu yang sudah bisa di prediksi sebagai hal yang di tunggu maka kita akan tenang.
Tulisanya singkat dan memang sedikit ngawur. Percayalah bahwa hanya dengan memberikan ruang pada kebenaran dan kekeliruan maka hidup kita akan bahagia. Di antara kebenaran itu mungkin saja terdapat kekeliruan dan di sela-sela kekeliruan mungkin saja ada benarnya. Jangan pernah berhenti bertanya, jangan pernah berhenti menjawab karena yang bisa mejawab pertanyaanmu hanya dirimu sendiri jwaban orang lain hanyalah kunci yang membuka pintu pikiranmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar