Minggu, 09 September 2012

Sore di Panti

"Entrepreneurs itu soal bagaimana membuat yang biasa menjadi luar biasa" (Rhenald Kasali)

Sore, kala itu cuaca sudah sedikit sejuk dan mataharipun mulai terbenam. Saya di bantu teman saya yang bernama Nanda sedang mempersiapkan 42 nasi bungkus. Nasi itu nantinya di bagikan ke Panti Asuhan yang terletak di Jl. Dr Wahidin., Cirebon Dengan terburu-buru akhirnya semua berhasil kami letakan dengan rapih dan mulai bergegas berangkat karena teman-teman yang lain sudah terlebih dahulu berada disana.

Sesampainya disana ternyata teman-teman yang lainpun masih menunggu di depan, alasanya satu, mereka ingin masuk bersama-sama. Akhirnya kamipun bersama-sama masuk menemui Ibu Nani selaku ketua panti yang memang sebelumnya telah kabari. Ibu Nani dengan ramah menyambut kami dan menunjukan jalan untuk bersama berleseh-lesehan dengan anak panti lainya. Tak disangka ternyata antusiasme yang begitu hangat terpancar dari wajah-wajah suci yang telah lama menanti kehadiran kami.

Acara ini kami buat memang tujuanya untuk merayakan ulang tahun organisasi kami yang kedua. Nama organisasi kami adalah SOLIDARITAS atau kependakan dari Konsolidasi, Kepedulian dan Kreatifitas Anak Bangsa. Sore itu hanya beberapa yang bisa hadir dan bertatap muka dengan anak Panti. Sebut saja, Saya, Nanda, Benny, Ridwan, Arif, Boim, Gibran dan Pengkuh. Target kami saat itu ingin sharing dan berbagi pengalaman untuk memotivasi adik-adik kami di Panti.

Adzan Maghribpun berkumandang, anak-anak panti yang tadi sedang bercanda tawa bergegas mengambil air Whudu. Di pimpin Pak Sholeh sebagai imam, kita semua berbaur dan sholat dengan khusyu. Suasana sore itu belum cukup serius atau mungkin memang tidak di konsep serius. Terlihat dari beberapa anak laki-laki panti asuhan yang bisa bebas tertawa dan bersenda gurau dengan kami. Yang menarik bahkan ketika Sholatpun sebagian banyak yang terlambat karena sibuk bercanda.

Setelah sholat berjamaah tibalah saat dimana kita sharing pengalaman dan berbagi rasa. Saya di situ berlaku sebagai Moderator memperkenalkan diri dan sudut pandang Solidaritas. Setelah selesai lalu mempersilahkan Benny selaku ketua untuk memberikan sambutanya dan pemikiranya tentang kondisi sosial. Sebelum akhirnya ibu yang kami sebut dengan Ibu gaul mewakili panti asuhan ikut memberikan wejang mewakili panti asuhan.

Acara mengalir dan sungguh suasanya mengandung unsur kekeluargaan yang erat. Beberapa anak berani untuk bertanya dan bahkan menertawakan tingkah kami yang belum profesional. Mereka termotivasi dan keinginanya terlihat besar. Sebagian anak bersuara lantang menunjukan bahwa dia ingin seperti kita. Menarik memang, karena kita sendiri masih terlihat lemah dan kaku. Acara mendadak seperti sebuah seminar yang memang suasanya berubah sedikit serius.

Tibalah pada kesimpulan. Saya mencoba untuk berbagi tips untuk tetap semangat dan kuat menghadapi hidup. Tips itu terdiri dari lima elemen yang memang selama ini menghiasi hidup saya secara pribadi. Yaitu, kemauan, lakukan, mainkan, tuntaskan dan serahkan. Dimulai dari yang pertama,

A. Kemauan

Untuk memulai sesuatu yang perlu kita miliki adalah kemauan. Dengan kemauan yang kuat insya Allah semua elemen dalam tubuh ikut bergerak sesuai dengan apa yang di perintahkan. Kemauan juga yang memotivasi kita untuk melakukan sesuatu. Sun Tzu pernah berkata bahwa dengan kemauan bakat akan bisa dikalahkan. Orang yang memiliki kemauan bisanya bekerja lebih keras dari yang berbakat karena mereka mau untuk mewujudkan mimpinya.

B. Lakukan

Kemauan saja belum cukup karena kita tau orang lainpun selalu memiliki kemauan tapi kadang lengah. Maka dari itu kemauan kita wujudkan dengan segera melakukan. Melakukan apa-apa saja yang mampu membantu kita mewujudkan kemauan kita. Kita ingin berwirausaha maka cari cara agar kita segera bisa berwirausaha. Lakukan proses menabung, mengumpulkan uang dan mencari modal. Bahkan saat ini beradu ide dengan di tuangkan proposal sudah bisa menjadi uang.

C. Mainkan

Punya kemauan dan melakukan, semua orang pun kadang begitu. Jadi kita belum cukup hanya dengan kemauan dan melakukan. Jika kita telat untuk start tentunya kita akan telat untuk finish. Maka dari itu mainkan. Mainkan bukan berarti main-main tapi mainkan berarti harus cerdas. Kita kreatif dan cepat melihat peluang. Kita mainkan apapun yang ada dalam diri kita dan kita kolaborasikan dengan apa yang sedang kita lakukan. Harus pandai mencari celah agar kita bisa diatas.

D. Tuntaskan

Dalam setiap pekerjaan yang sedang kita lakukan kita hampir selalu mengkomparasi dengan apa yang di lakukan orang lain. Di sinilah kadang-kadang konsistensi di pertaruhkan. "Ih kok dia bernyanyi cepet naik daun ya" lalu kita bernyanyi dan menulis yang menjadi niat awal kita, kita tinggalkan. Padahal di situlah tantanganya, bagaimana kita untuk tetap konsisten dengan sifat iri kita yang memang manusiawi. Finish whats you started.

E. Serahkan

Ini adalah titik terakhir dimana segala perjuangan kita di awali. Kita kadang berpikir "dia kok biasa-biasa ajah tapi lebih sukses dari kita yang kerja keras". Disinilah maka kita harus sabar dan ikhlas. Kita serahkan apa yang telah kita lakukan kepada Allah SWT. Dialah pemberi rezeky dan dialah maha kasih sayang. Terus ikhtiar karena kerja keras bagaimanapun pasti akan memberikan hasil yang istimewa dan setimpal bagi pelakunya.

Kiranya itulah kesimpulan dari pertemuan kami malam itu. Kami cukup bahagia karena sambutan mereka begitu baik. Insya Allah jika masih di beri waktu dan kesempatan kunjungan kami berikutnya akan lebih berbobot dengan tema-tema yang lebih memotivasi mereka. Kata Bruce Lee, kehidupan yang sesungguhnya adalah hidup untuk orang lain. Layaknya ini menjadi pecutan dan semangat kita untuk selalu ber aktifitas sosial dan membantu sesama.

Bakhrul Amal

Semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar