Pagi sekali dengan tas
kecilnya yang baru serta tempat tulis hadiah dari KFC dengan bangganya
dia keluar rumah. Dengan riang dia menyapa supir yang sedang memanaskan
mobil dan Ibu yang sedang mencabuti rumput di halaman. Keadaan mulai
berubah, selang dua puluh menit dia kembali lagi kerumah.
Amal: Kenapa wahai Zahra kembali lagi
Zahra: Lupa om, sekolah Zahra dimana ya.
Gubraaaaaak, "Makanya nungguin Bunda". Zahra memang anak yang pandai dan penuh ide, inisiatif dan daya ingatnya luar biasa. Pernah suatu kesempatan dia masuk ke kamer Ibu (neneknya). Dengan berani dia mengambil buah jeruk di bawah meja, karena dia pikir tidak ada Ibu. Ternyata keliru, Ibu ada di kamar dan memergokinya. Tentu Ibu tidak akan marah karena Zahra memang ponakan yang disayang dan dicintai oleh seluruh keluarga. Disini awal kecerdasan Zahra terlihat, karena bingung harus bagaimana akhirnya dia pura-pura bodoh.
Zahra: Wahai ibu, buah apakah ini, sepertinya kalau di cium daari baunya sih jeruk ya bu. (sambil tanganya mendekatkan buah pada lubang hidungnya yang besar)
Ibu: Iya, kenapa?
Zahra: Ga (sambil senyum malu)
Ibu: Sok Ambil aja....
Akhirnya Zahra pun berhasil dengan trik cerdasnya yang benar-benar tidak di pikirkan sebelumnya.
Suatu malam kami berdua di teras rumah dengan suasana yang begitu khidmat sehabis sholat ashar dan mandi. Sewajarnya anak kecil Zahra suka bertanya yang tidak nyambung tetapi sebagai om yang baik saya mencoba menjawab dengan seadanya juga.
Zahra: Wahai om kenapa dunia itu bulat?
Amal: Karena kalau kotak kasian yang hidup di ujung
Zahra: Wahai om kenapa Cabai itu pedas?
Amal: Karena kalu manis itu coklat namanya.
Zahra: Wahai om kenapa ibu begitu cantik?
Amal: Karena ibu perempuan, kalau ibu laki-laki ganteng.
Zahra: Wahai om kenapa kita harus sekolah?
Amal: Supaya pintar.
Zahra; Pintar itu apa?
Amal: Bisa jawab semua pertanyaan.
Zahra: Berarti om pintar
Amal: Iya
Zahra: Wahai om apa yang membedakan orang pintar dengan orang bodo?
Amal: Orang pintar santun, baik dan sopan sedangkan orang bodo entahlah
Zahra: Kalau orang memberi itu termasuk orang pintar dan baik
Amal: Pasti dong
Zahra: Wahai om bolehkah zahra meminta uang
Amal: Ga ada
Zahra: Berarti Zahra telah salah menilai om itu Pintar.
Sambil berlalu dia pergi tanpa mendengar penjelasan dan suasana pun hening. Perasaan bersalah dan membodohi diri sendiri menyelimuti hari-hari. Di teras rumah merenung sendiri dan berkata dalam hati "Zahra yang bandel itu ternyata telah menjadi wanita sejati". Dikatakan sebagai seorang wanita sejati adalah ketika dia mampu membuat laki-laki merasa bersalah. Bagaimanapun bentuknya dari sifatnya wanita selalulah seperti itu, wanita Jawa, Sunda, Bugis, Batak, Eropa, Amerika semuanya begitu. Selamat masuk sekolah, sudah saatnya menimba ilmu meski baru Taman Kanak-kanak.
Amal: Kenapa wahai Zahra kembali lagi
Zahra: Lupa om, sekolah Zahra dimana ya.
Gubraaaaaak, "Makanya nungguin Bunda". Zahra memang anak yang pandai dan penuh ide, inisiatif dan daya ingatnya luar biasa. Pernah suatu kesempatan dia masuk ke kamer Ibu (neneknya). Dengan berani dia mengambil buah jeruk di bawah meja, karena dia pikir tidak ada Ibu. Ternyata keliru, Ibu ada di kamar dan memergokinya. Tentu Ibu tidak akan marah karena Zahra memang ponakan yang disayang dan dicintai oleh seluruh keluarga. Disini awal kecerdasan Zahra terlihat, karena bingung harus bagaimana akhirnya dia pura-pura bodoh.
Zahra: Wahai ibu, buah apakah ini, sepertinya kalau di cium daari baunya sih jeruk ya bu. (sambil tanganya mendekatkan buah pada lubang hidungnya yang besar)
Ibu: Iya, kenapa?
Zahra: Ga (sambil senyum malu)
Ibu: Sok Ambil aja....
Akhirnya Zahra pun berhasil dengan trik cerdasnya yang benar-benar tidak di pikirkan sebelumnya.
Suatu malam kami berdua di teras rumah dengan suasana yang begitu khidmat sehabis sholat ashar dan mandi. Sewajarnya anak kecil Zahra suka bertanya yang tidak nyambung tetapi sebagai om yang baik saya mencoba menjawab dengan seadanya juga.
Zahra: Wahai om kenapa dunia itu bulat?
Amal: Karena kalau kotak kasian yang hidup di ujung
Zahra: Wahai om kenapa Cabai itu pedas?
Amal: Karena kalu manis itu coklat namanya.
Zahra: Wahai om kenapa ibu begitu cantik?
Amal: Karena ibu perempuan, kalau ibu laki-laki ganteng.
Zahra: Wahai om kenapa kita harus sekolah?
Amal: Supaya pintar.
Zahra; Pintar itu apa?
Amal: Bisa jawab semua pertanyaan.
Zahra: Berarti om pintar
Amal: Iya
Zahra: Wahai om apa yang membedakan orang pintar dengan orang bodo?
Amal: Orang pintar santun, baik dan sopan sedangkan orang bodo entahlah
Zahra: Kalau orang memberi itu termasuk orang pintar dan baik
Amal: Pasti dong
Zahra: Wahai om bolehkah zahra meminta uang
Amal: Ga ada
Zahra: Berarti Zahra telah salah menilai om itu Pintar.
Sambil berlalu dia pergi tanpa mendengar penjelasan dan suasana pun hening. Perasaan bersalah dan membodohi diri sendiri menyelimuti hari-hari. Di teras rumah merenung sendiri dan berkata dalam hati "Zahra yang bandel itu ternyata telah menjadi wanita sejati". Dikatakan sebagai seorang wanita sejati adalah ketika dia mampu membuat laki-laki merasa bersalah. Bagaimanapun bentuknya dari sifatnya wanita selalulah seperti itu, wanita Jawa, Sunda, Bugis, Batak, Eropa, Amerika semuanya begitu. Selamat masuk sekolah, sudah saatnya menimba ilmu meski baru Taman Kanak-kanak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar