Indonesia adalah negara yang besar, negara yang
memiliki ribuan suku, bahasa dan bermacam-macam keyakinan. Tidak heran apabila
sentiment dari segi perekonomianpun tersulut menjadi obor yang membesar. Zaman
Orde Baru cukuplah menjadi contoh bagaimana Kaum Tionghoa di bumi hanguskan dan
persulit proses bisnisnya.
Berkaca dari masa lalu maka munculah suatu sistem
baru yang di gagas Presiden ke empat yaitu Abdurrahman Wahid dengan
Demokrasinya. Di tengah kegentingan carut marut negara yang di tinggalkan
ratusan investor, Indonesia secara merangkak mulai tumbuh. Meskipun Demokrasi
dinilai sebagai learning system namun
sejauh ini Indonesia adalah yang paling konsisten dalam berdemokrasi.
Saat ini Indonesia telah masuk kategori efficiency driven economy atau ber GDP
Per kapita diantara USD 3.000. Setelah sebelumnya harus puas berada pada factor driven economy. Perjuangan ini
layak di apresiasi dengan tindakan yang seharusnya yaitu mencetak entrepreneur
muda sebanyak-banyaknya. Tetapi nyatanya saat ini Indonesia masih kehilangan
spirit itu dan tetap puas pada pola stagnanisasi.
Di Singapura, Malaysia bahkan Filipina, pergerakan
kaum muda sudah terlihat jelas dalam bidang ekonomi. Adam Khoo dari Singapura
dan adapula Tony Fernandes dengan Air Asianya. Di Indonesia bukan tidak ada
namun namanya sedikit yang mendunia. Mungkin Sandiaga Uno adalah salah satu
yang tergiat dan bisa menjadi panutan bagi usahawan muda lainya.
Langkah awalnya mungin adalah dengan sering
mengadakan seminar atau model training untuk membangun motivasi anak muda.
Selain itu perusahaan besarpun sedikitnya mampu mempercayakan pekerjaan tekhnis
harapanya pada pemuda. Hal kecil ini adalah awal dimana hal besar kedepan
terjadi.
Atas dasar itu, dasar kesadaran dan keinginan
membangun suatu perekonomian yang sehat dan lebih baik. Saya siap untuk
melakukan usaha dan berjuang demi Indonesia yang lebih baik. Siap untuk merubah
mind set dari My City is My Goverment
Responsibility menjadi My City is My
Responsibilty. Perjuanganya memang tidaklah instant tetapi perlu melewati
berbagai macam hal yang berlubang.
Hal-hal seperti itu yang saya yakini hingga saat ini
hanya dapat dikalahkan oleh suatu hal kongkrit yaitu berupa kejujuran. Le Kwan
Yuw pernah berkata “jika saja ada satu rayap masuk kerumahmu” katanya “maka
robohlah rumah itu”. Kejujuran adalah pondasi utama dari segala hal yang ingin
kita lakukan. Tidak hanya berwirausaha tetapi juga dalam berhidup.
Uraian sederhana ini sedikit menggambarkan bahwa
lebih baik memulai untuk melakukan daripada sibuk mencari alternatif terbaik.
Jangan terjebak oleh mimpi-mimpi teori yang nyatanya jauh dari aplikasi. Semua
tergantung bagaimana kita memulai dan bagaimana kita mengakhirinya. Mari
berjuang bersama untuk menuju Indonesia yang lebih baik finish what you started.