Semilir angin mungkin tak mampu menggoyahkan beberapa ranting yang
hampir layu. Tetapi semerbaknya kata-kata ternyata lebih tajam dan mampu
meruntuhkan gedung. Adalah dengungan agung yang katanya sang penerus
Nabi, Osama bin Laden. Bisikanya bila mau dikata memang mengandung hasud
dan ucapanya terkesan hanyut dalam suasana yang mencekam.
11
September tahun 2001 adalah awal dimana ternyata kesunyian takdir benar
tak dapat di tentukan. Diantara kesibukan dan riuhnya hitungan-hitungan
uang, satu persatu hiang seketika. "Buuuum" runtuhlah gedung Word Trade
Center dalam satu serangan. Sorak sorai kemenangan terdengar jauh
membahana diantara jutaan kecemasan dan wajah haru penuh duka.
Entah
apa yang ada di pikiran perompak pesawat yang lalu diakui bahwa itu
adalah Jaringan Al-Qaeda. Berjihadkan, memperjuangkan agama dan
keyakinankah atau sekedar sensasi merusak ekonomi. Tak tahu bagaimana
maunya, yang jelas kehancuran dan kesedihan adalah sisa-sisa diantara
puing yang rapuh.
Dalam kesempatan lain, di sebuah negara
yang bisa dikata terhitung lemah, lahirlah pemimpi baru. Mimpi yang tak
sekedar bunga tidur atau pelengkap lelah dimalam hari. Obor mimpi itu
diarak dengan gagah dan penuh semangat oleh seorang yang lambat laun
kita kenal dengan Muhammad Yunus. Dia mungkin bukan Mario Teguh ataupun
Andry Wongso yang kegiatanya berbicara tetapi dia adalah pembicara yang
beracara.
Mengawal karir dari seorang dosen ekonomi
membuatnya sadar, bahwa sumbangsihnya adalah pengaplikasian ilmu. Lewat
kata-katanya yang santun dan penuh harapan, dia berhasil memberi jalan
masa-masa sulit jutaan kaum miskin Bangladesh. Melalui gagasanya tentang
bank bagi rakyat miskin akhirnya Grameen Bank tumbuh pesat. Dari
situlah jutaan kepala keluarga beranjak sejahtera dan akirnya Yunuspun
mendapat penghargaan nobel perdamaian pada tahun 2006.
Singkatnya
adalah mengutip kata Nabi bahwa "Ucapan adalah doa", tentunya kita
sepakat, entah baik ataupun buruk itu adalah doa. Tetapi dalam
kesempatan lain pagar itu muncul, ucapan yang buruk akan kembali
kepadanya. Salah satunya baik dan salah satunya buruk, hadiah manis dari
apa yang dinamakan prilaku. Tugasnya adalah memilih tutur kata mengobar
api 'ala" Osama Bin Laden yang hasilnya NOL atau 'ala" Muhammad Yunus
yang mampu mensejahterakan jutaan kepala keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar