"Kita hidup dalam masa gegap gempita, suatu masa yang penuh dengan
bahaya......namun kita tidak boleh melarikan diri....kita harus
mengatasi keadaan itu"
Lantang dalam gemuruh, pita suaranya tak putus ketika di bawa nada
panjang yang bersemangat. Dialah Soekarno, kata-kata penuh semangat
perjuangan ini diucapkanya taktala dia di beri kesempatan untuk
berpidato pada Konferensi Negara-negara Nonblok 1 di Beograd tepatnya 1
September 1961.
Beograd dulu berbeda dengan Beograd saat ini. Dulu Beograd adalah
kota dari sebuah Negara yang kita kenal dengan Yugoslavia. Di tahun 2003
Yugoslavia terpecah dan secara Resmi Beograd menjadi milik negara baru
Serbia. Selain sebagai kota terbesar di Serbia, Beograd pun menjadi
saksi bisu dari perjuangan kemerdekaan rakyat Serbia. Isi pidato diatas
menunjukan yang dengan begini artinya Yugoslavia tidak dapat "mengatasi"
atau rakyat Serbia yang "mengatasi" keadaan sehingga merdeka.
Mungkin tak terbesit sebelumnya bila hal-hal kecil tentang
terbentuknya negera Serbia terwujud. Dan para pejuang Serbia pun tidak
sedikit yang merasa kaget bila perjuanganya akhirnya berhasil di tahun
2003. Harapan dan keinginan di tengah gegap-gempita membuat semuanya
menjadi mudah. Mungkin saat itu Yugoslavia lari dan tidak mengindahkan
lagi kata-kata Bung Karno. Mungkin pula Serbia yang terlalu bersemangat
sehingga Yugoslavia bertekuk lutut.
Begitu banyak kemungkinan dan spekulasi. "Dia telah merasakan asam
garam" pribahasa singkat tentang sebuah penjelasan bilamana menghargai
pengalaman orang lain itu penting. Bagi yang telah berpengalamanpun,
membagi pengalamanya itu adalah suatu hal yang menyenangkan. Masa-masa
sulit Indonesia membebaskan Irian Barat mungkin menjadi pecutan dari
Bung Karno kepada Yugoslavia kala itu. "Tidak boleh lari dan harus
mengatasi keadaan itu".
Maknanya bukan hanya tergenelarisir untuk sebuah gejolak yang beasar
saja. Tetapipun pada hal-hal kecil kehidupan. Semua kembali bagaimana
penerima informasi itu dapat memanfaatkan informasinya dengan baik.
Yugoslavia gagal menangkap informasi, meski mungkin dalam waktu yang
lama Boegrad aman. Toh, informasi itu seharusnya di indahkan simultan
dengan pndorong kebaikan kondusifitas keadaan.
Contoh kecilnya adalah Feri, tokoh pria dalam novel April Cafe
karangan Syafrina Siregar. April Cafe adalah sebuah novel yang bercerita
tentang kisa cinta segitiga antara Feri, Dina dan Faisal. Diawal cerita
dikisahkan tentang perdebatan seru antara Feri dan Dina yang membuat
Dina akhirnya memilih untuk pergi ke Batam.
Kala itu Feri terlalu cuek dan terkesan tidak menghiraukan perasaan
Dina. Feri sesungguhnya sangat mencintai Dina tetapi dia terlalu
canggung dan terkesan tidak dapat menyelesaikan masalahnya dengan Dinai.
Dia memilih untuk membiarkan Dina lari karena dia tahu bahwa ahirnya
nanti Dina akan kembali padanya. Ternyata waktu berselang begitu lama,
Dinapun tak lagi menampakan batang hidungnya.
Feripun bingung, dia merasa hubunganya harus kembali di persatukan
dalam waktu dekat. Akhirnya suatu pertemuanpun tak terelakan lagi. Feri,
dengan susah payah dapat menemui Dina di Batam. Kesempatan itu tidak
dia sia-siakan, dia pun melamar Dina yang terlanjur sudah di sakitinya.
Beruntung, meskipun Dina merasa kecewa karena dulu Feri tak dapat
menyelesaikan masalah hubunganya tetapi toh, dengan berat hati Dina
menerima dengan sarat bulan depan harus menikahinya.
Dina bukan tak malu, bukan tak laku dan tanpa pengorbanan ketika
meminta Feri segera menikahinya. Dina menunggu keseriusan. Dengan di
satu sisi diapun telah menjalin hubungan dengan Faisal. Kecewa, Feri
ternyata tak dapat menyanggupinya dengan penuh rasa kekecewaan. Feri
tahu jika Dina pada akhirnya lebih memilih Faisal. Feri menerima dengan
lapang dada dan diapun sadar itu kesalahanya, kenapa dahulu tak dapat
menyelasikan masalahnya dan memilih lari.
Yah, masalah bukanlah hal yang seharunya kita jauhi. Masalah adalah
sesuatu yang seharusnya kita taklukan. Seperti sebuah kata dalam teks
proklamasi "dalam tempo dan waktu yang sisingkat-singkatnya" seperti
itulah masalah seharunya di selesaikan. Banyak makna yang terkandung
dalam setiap masalah dan perjuangan adalah sesunggunya membuat masalah
besar menjadi kecil. Tetap semangat, karena masalah adalah hal yang
membuat kita pantas di sebut sebagai seorang manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar