Dikala senja di balik sibuknya Kota Jogja, lelaki tua itu duduk di bawah balai perkampungan di tengah guyuran hujan. Lamunan dan tatapan matanya yang kosong berharap hujan segera reda.
Kali ini dia terlihat memeluk tubuhnya sendiri yang menggigil kedinginan. Di peluknya tas yang daritadi terlihat kesepian di sebelahnya.
Dua kumandang Adzan telah di lewati dan malampun semakin gelap. Jalanan sekitar balai perkampungan itupun mulai terlihat sepi setelah sebelumnya lalu lalang manusia menghadap tuhanya.
Selang sekitar lima belas menit seorang pemuda terlihat berlari menerobos hujan menuju tempat berteduh. Dipilihnyalah balai perkampungan itu bersama lelaki tua itu.
"Hujanya dari sore pak?" Sapa pemuda itu kepada lelaki tua
"Iya" jawabnya singkat
"Rokok pak?" Pria yang baru datang itu menawarkan rokok
"Tidak, terima kasih" sautnya ketus
Pemuda berbadan tegap yang baru datang itu sangat sibuk dengan handphonenya. Sedangkan disebelahnya seorang lelaki tua masih kedinginan memeluk tubuh bersama tas hitamnya di dadanya.
Selama tiga puluh menit tidak ada obrolan di antara keduanya. Hujan mulai sedikit reda, genangan air di depan balai itu muncul. Dan "byaaaar, craaaat" sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melewati genangan air yang pasti memuncratkan air ke arah mereka berdua.
"Gobloook" teriak pemuda itu
"Hmm" hela lelaki tua di sebelahnya
Pemuda itu sibuk membersihkan bajunya, sementara lelaki itu dengan santai tidak melakukan apapun dan membiarkan bajunya kotor.
"Pa kenapa tidak di bersihkan" tanya pemuda itu
"Biarlah" jawab pemuda itu
"Tapi kan kotor pak" tanyanya semakin ngotot
"Tau apa kamu" jawabnya dengan nada sedikit kesal
Pemuda itu terlihat heran dengan lelaki tua itu. Di perhatikanya dari atas hingga ke bawah tubuh lelaki tua itu. Kotor, kumuh dan terlihat lesu.
Hujan pun reda.
"Ayo sini ikut nak" ajak lelaki tua itu
"Kemana?" Pemuda itu semakin heran
"Ngopi-ngopi ngangetin badan"
Tanda tanya semakin menghantui pemuda berbadan tegap itu. Dari awal pertemuanya yang begitu ketus tiba-tiba mengajaknya ke warung kopi. Rasa heran dan ingin tahu membuat pemuda itu pasrah dan mengikuti keinginan lelaki tua itu.
Sekitar 50 meter dari tempat mereka berdua berteduh terdapat warung kopi. Sebut saja "Warda" atau warung dadakan. Lelaki tua itu terlihat terlihat berbicara dengan pemilik warung semantara pemuda itu di biarkanya duduk.
"Maaf menunggu, siapa nama kmu terus dari mana asalnya" tanya lelaki tua
"Jukli, dari Tegal pak"
"Wah pas sekali, tadi saya pesan dua kopi luak, di tegal ga ada kan" jawabnya sambil melontarkan senyum
"Adasih tapi jarang, haha"
"Bapak sendiri siapa, darimana" tanya pemuda itu
"Saya Aritesto, asli Jogja" jawab lelaki tua itu
Keakraban di antara keduanya mulai terlihat. Mereka pun bertukar canda. Tidak terasa akhirnya kopi dan kentang yang dipesan sudah siap di santap.
Sambil meminum kopi bapak itu bertanya.
"Kamu tau mengapa aku tidak sibuk membersihkan bajuku" tanya lelaki tua
"Kenapa pak" jawab pemuda dengan heran
Lelaki tua itu menjelaskan filosofinya, ketika kamu terluka biarkanlah luka itu kau nikmati. Tidak perlu sibuk mencari bagaimana luka itu di sembuhkan. Pakainya yang kotor dianggapnya luka. Sedangkan mobil di anggapnya pembuat luka.
Lelaki tua itu melanjutkan filosofinya "ketika luka itu kamu nikmati dan kamu biarkan seperti itu, kamu akan mampu merasakan nikmatnya". Umpatan menurutnya adalah bentuk ketidakpercayaan bahwa luka itu baik-baik saja.
Umpatan semakin menunjukan kamu tidak ikhlas dan mencoba membersihkanya dengan segera menunjukan kamu takut. Yang perlu kamu lakukan adalah rasakan, renungkan biarkan luka itu menyatu dengan hatimu.
Ketika kamu mampu melakukanya kamu telah membuat luka itu lebih baik. Karena kamu tau bahwa esok bajumu juga pasti bersih lagi, jadi apa gunanya keluhanmu. Lakukan itu karena itu adalah bentuk caramu untuk ikhlas dan percaya.
Jam menunjukan pukul 01.00 dini hari, penjaga warungpun sudah bersiap menutup lapaknya.
"Ayo mari kita pulang, kmu kmna?" ajak lelaki tua itu
"Aku langsung ke stasiun pak, mau ke Jakarta" jawabnya
"Ayo bareng aja" lelaki tua itu mewarkan tumpanganya
Pemuda itu semakin terkagum, berpikir bahwa lelaki tua itu sengaja ingin mengajarkanya ilmu kehidupan. Di balik pakainya yang kumuh, kotor dan lesu ternyata Honda Civic adalah tungganganya yang sengaja dia taruh di balik warung dadakan.
Akhirnya diantarkanlah pemuda itu menuju stasiun. Pertemuan singkat itu telah memberikan pengalaman yang begitu berharga bagi Jukli, seorang pemuda asal Tegal. Hatinya yang gembira membawanya lelap dalam tidur di atas kereta.
Jumat, 30 Desember 2011
Kamis, 29 Desember 2011
Keadilan
Diskursus mengenai keadilan yang hakiki memang sulit sekali menemui titik temu. Terlalu banyaknya kepentingan membuat keadilan seolah di kesampingkan. Imbasnya adalah kemiskinan dan ketidakmerataan pembangunan yang menimbulkan pencurian, penipuan, kekerasan serta tindak kriminal serampangan lainya dimana-mana.
Jika kita berbicara keadilan hampir pasti kita mengaitkan dengan hukum. Tidak akan tercapai suatu keadilan tanpa adanya hukum. Dan dengan hukum keadilan itu bisa ditentukan dengan pas. Sedangkan dalam lima tahun terakhir hukum kita mengalami kekacauan yang luar biasa dan menjadi sesuatu pecutan yang tragis bagi kaum proletar.
Kalau kita perhatikan kaum borjuis memang memiliki pengaruh besar terhadap birokrat terlihat dari mereka yang terus-terusan meng intervensi pemerintah untuk meneruti kemauanya (seperti: jual beli hukum yang sekarang marak di bicarakan). Sementara itu kaum proletar hanya bisa diam dan dogmatis karena memang tak berdaya. Tidak salah jika saya mengatakan hukum yang notabene sebagai tiang keadilan, saat ini seakan mati suri dan memunculkan anggapan hukum hanya milik kaum borjuis.
Kasus-kasus hukum yang telah usang seperti Century hingga kasus-kasus baru (fuqoha) tentang remisi terhadap koruptor perumusan serta tata cara penegakan hukumnya hanya berakhir dalam sebuah perbincangan dan dialog di seminar ataupun televisi. Karena faktanya apa yang di perbincangkan dan seolah menemui titik terang itu tidak pernah terjadi atau sampai di kenyataanya. Sementara itu penegakan hukum jauh berbanding terbalik dengan kasus pencuri ayam, sendal dll. di berbagai daerah yang secara cepat hukumanya di jatuhkan dan terkadang mengabaikan alasan sosiologis. Why?
Padahal jika kita tarik pada hakikatnya sesungguhnya keadilan dalam hukum adalah suatu kewajiban. Artinya tidak ada perbedaan antar Kaum Proletar dan Kaum Borjuis apabila melanggar hukum berarti mereka berada pada posisi dan perlakuan yang sama. Selama dia mencuri entah pejabat ataupun pengemis di posisikan, di perlakukan dan di tempatkan dalam ruang hukum yang sama. Bahkan seharusnya ada tanggung jawab moral yang lebih untuk pejabat yang mencuri mengingat perbedaan strata sosial (bukan hanya dalam ekonomi tetapi jabatan) antara pejabat dan pengemis.
Untuk mengatasi semua ini memang perlu eine umgstaltung von grundauf atau perubahan dari bawah sekali. Yaitu dengan membenahi seluruh sistem (tidak hanya hukum) dengan mengolah kembali untuk mencapai suatu kesepakatan demi keadilan. Dan orientasi dari eine umgstaltung von grundauf ini adalah untuk membentuk manusia yang satyagraha(setia pada kebenaran).
Searang tibalah kita pada pertanyaan-pertanyaan mengenai, Sesungguhnya apa sih keadilan itu? Mengapa setiap manusia menuntut keadilan? Apakah dengan tidak adanya keadilan kehidupan akan berakhir hingga setiap manusia menuntut keadilan?. Pertanyaan seperti ini sering sekali muncul dan di cari jawabanya.
Tetapi membicarakan keadilan adalah membicarakan sesuatu yang abstrak. Dalam memandang suatu keadilan pun bisa di lihat dari berbagai sisi sebagai contoh apa yang menurutku adil belum tentu menurutmu adil. Bahkan ada kata mutiara yang mengatakan "Tidak ada keadilan yang absolut, yang ada hanyalah keadilan menurut siapa yang berbicara".
Dan ternyata ternyata keadilan itu tidak melulu di kaitkan dengan hukum. Keadilan itu sifatnya lebih luas dan universal. Sedikit mengutip ucapan Fritz Adler "men kan de hongrer van een bedelaar niet stillen door hem een grondwet in de hand te stoppen". Orang tidak bisa menghilangkan rasa laparnya seorang pengemis dengan hanya memberikanya UUD.
Sekian dan terima kasih!! (Pembahasan mengenai arti keadilan di lanjutkan di tulisan selanjutnya)
Jumat, 23 Desember 2011
Pondok Pesantren Pabelan
Di Masjid pabelan
Di pojok kota Magelang, bahkan masuk lagi kedalamnya terdapat sebuah pertapaan yang dulu di sebut funduk atau dalam bahasa yunani dikatakan pondokayen yang berarti penginapan. Pertapaan ilmu bagi cantrik atau yang sekarang di sebut santri sungguh menggugah rasa ingin tahuku. Berawal cerita dari seorang kawan, sampailah aku ke sebuah tempat yang konon terkenal itu.
Saya ingin sedikit bercerita, sekitar empat bulan lalu saya mengunjungi sebuah pesantren bernama Pabelan di Magelang. Pesantren yang dilihat dari kondisi cuacanya sangat sejuk dan mendukung sekali untuk proses belajar mengajar yang efektif. Pesantren itu dulunya didirikan oleh lulusan terbaik Gontor yang bernama Hamam atau biasa di kenal Mbah Hamam. Meskipun lulusan Gontor Alm. Mbah Hamam meracik pesantren itu lebih bijaksana daripada Gontor. Dimana siswanya di bebaskan ber eksperi dan bergaya yang jarang sekali di temukan di Gontor yang konon ketat sekali.
Kunjunganku memang tidak begitu lama tetapi aku mendapatkan beberapa hal menarik disana. Seperti misalnya, kehidupan berbahasa para santri yang memakai Bahasa Arab dan Inggris (bilingual), berbagai acara musik modern, pidato bahasa inggris yang di wajibkan setiap satu bulan sekali dll. Di sana saya menemukan sisi-sisi kesegaran dalam belajar Islam dimana Islam di ajarkan secara santun, ramah, modern tidak kasar dan Indonesia banget. Cara didik seperti ini membuat Pabelan banyak sekali mencetak intelektual yang ulama dan ulama yang intelektual seperti Prof. Komarudin Hidayat (rektor UIN Syarif Hidayatullah).
Perjalanan saya disana di pertemukan oleh lelaki bebadan tambun sedikit berkumis yang bernama Pak Najib dan beliau tidak lain adalah anak kandung Alm.Mbah Hamam. Dia begitu sederhana dan terlihat memiliki wawasan yang luas. Aku berbicara niat kunjunganku dan alkhamdulillah dia cukup terbuka.
Obrolan pun terus berlanjut, dari soal kuda yang di milikinya hingga perjalanan kuliahku. Ternyata aku baru tau mantan seorang pekerja pertanian di Filiphina ini sedikit hobi berkuda(kyai, Hobi Berkuda keren juga). Salah satu kudanya dia beri nama sama dengan artis terkenal di Indonesia Luna Maya. Waw hehehe
Akhirnya waktupun semakin larut, aku sudah memikirkan untuk segera pulang. Akhirnya aku berpamitan izin untuk pulang kepadanya. Di panggilah Wahyudo (salah seorang santrinya)
"Ini antarkan Mas Amal carikan bis di depan"
"Baik pa" sahaut wahyudono
Perjalananku di Pabelan akhirnya harus berakhir sudah. Melelahkan, bahagia, penuh ilmu dan meng inspirasi, itulah oleh-oleh yang rasanya saya bawa selepas dari Pabelan. Dan aku akan selalu ingat ucapan dari Pa Najib yang aku dapatkan ketika saya bertanya bagaimana pasang surut quota murid disini?. Dia menjawab "walla yabqa illa wajhu" "tidak ada yang kekal di dunia ini kecuali Allah".
Ya benar tidak ada yang kekal kecuali Allah. Kita harusa terus berusaha dengan kemampuan kita. Tinggalkan kecemasan dan tatap masa depan dengan senyuman. Terima kasih PABELAN, aku pasti kembali.
Di pojok kota Magelang, bahkan masuk lagi kedalamnya terdapat sebuah pertapaan yang dulu di sebut funduk atau dalam bahasa yunani dikatakan pondokayen yang berarti penginapan. Pertapaan ilmu bagi cantrik atau yang sekarang di sebut santri sungguh menggugah rasa ingin tahuku. Berawal cerita dari seorang kawan, sampailah aku ke sebuah tempat yang konon terkenal itu.
Saya ingin sedikit bercerita, sekitar empat bulan lalu saya mengunjungi sebuah pesantren bernama Pabelan di Magelang. Pesantren yang dilihat dari kondisi cuacanya sangat sejuk dan mendukung sekali untuk proses belajar mengajar yang efektif. Pesantren itu dulunya didirikan oleh lulusan terbaik Gontor yang bernama Hamam atau biasa di kenal Mbah Hamam. Meskipun lulusan Gontor Alm. Mbah Hamam meracik pesantren itu lebih bijaksana daripada Gontor. Dimana siswanya di bebaskan ber eksperi dan bergaya yang jarang sekali di temukan di Gontor yang konon ketat sekali.
Kunjunganku memang tidak begitu lama tetapi aku mendapatkan beberapa hal menarik disana. Seperti misalnya, kehidupan berbahasa para santri yang memakai Bahasa Arab dan Inggris (bilingual), berbagai acara musik modern, pidato bahasa inggris yang di wajibkan setiap satu bulan sekali dll. Di sana saya menemukan sisi-sisi kesegaran dalam belajar Islam dimana Islam di ajarkan secara santun, ramah, modern tidak kasar dan Indonesia banget. Cara didik seperti ini membuat Pabelan banyak sekali mencetak intelektual yang ulama dan ulama yang intelektual seperti Prof. Komarudin Hidayat (rektor UIN Syarif Hidayatullah).
Perjalanan saya disana di pertemukan oleh lelaki bebadan tambun sedikit berkumis yang bernama Pak Najib dan beliau tidak lain adalah anak kandung Alm.Mbah Hamam. Dia begitu sederhana dan terlihat memiliki wawasan yang luas. Aku berbicara niat kunjunganku dan alkhamdulillah dia cukup terbuka.
Obrolan pun terus berlanjut, dari soal kuda yang di milikinya hingga perjalanan kuliahku. Ternyata aku baru tau mantan seorang pekerja pertanian di Filiphina ini sedikit hobi berkuda(kyai, Hobi Berkuda keren juga). Salah satu kudanya dia beri nama sama dengan artis terkenal di Indonesia Luna Maya. Waw hehehe
Akhirnya waktupun semakin larut, aku sudah memikirkan untuk segera pulang. Akhirnya aku berpamitan izin untuk pulang kepadanya. Di panggilah Wahyudo (salah seorang santrinya)
"Ini antarkan Mas Amal carikan bis di depan"
"Baik pa" sahaut wahyudono
Perjalananku di Pabelan akhirnya harus berakhir sudah. Melelahkan, bahagia, penuh ilmu dan meng inspirasi, itulah oleh-oleh yang rasanya saya bawa selepas dari Pabelan. Dan aku akan selalu ingat ucapan dari Pa Najib yang aku dapatkan ketika saya bertanya bagaimana pasang surut quota murid disini?. Dia menjawab "walla yabqa illa wajhu" "tidak ada yang kekal di dunia ini kecuali Allah".
Ya benar tidak ada yang kekal kecuali Allah. Kita harusa terus berusaha dengan kemampuan kita. Tinggalkan kecemasan dan tatap masa depan dengan senyuman. Terima kasih PABELAN, aku pasti kembali.
Mencintai dan Menyayangi Ke"negatif"an
Secangkir kopi hitam memanjakan aku yang sedang ingin menikmati betapa indahnya malam ini. Malam ini saya sedikit ingin menjelaskan mengenai maha guru saya yaitu KeNegatifan. Tentunya saya sangat berterima kasih sekali kepada hitam, kepada jahat, kepada bohong, kepada kasar dan lainya yang tentunya tidak bisa saya sebutkan disini. Karena berkat keikhlasan mereka inspirasi ini selalu muncul dan memaknai setiap warna-warni dunia ini.
Mengapa kita sebegitu kejamnya menempatkan mereka dalam kenegatifan? Apakah kita tidak pernah berpikir bahwa mereka itu adalah guru yang perlu kita sayangi?. Apakah kita lupa bahwa merekalah yang melengkapi dunia ini?. Lalu mengapa kita sebegitu sulitnya mencintai atau sekedar menghargai mereka?. Dalam mitos kehidupan tentunya kita di sibukan untuk mencari kebaikan, kujujuran dan kelembutan. Pernahkah kita sadari hadirnya semua itu berkat keikhlasan dari kejahatan, kebohongan dan kekasaran (mereka begitu ikhlas di negatifkan padahal mereka itu mahal).
Kita dapat menilai "oh orang itu sungguh baik", kadang kita tidak sadar bahwa yang mempromosikan kebaikan itu adalah "jahat". Atau kadang kita berkata "aku percaya dia jujur", disini pun kita tidak dapat mengetahui bahwa "bohong" itu menangis. Karena pada hakikatnya yang membuat jujur itu bermakna adalah kebohongan.
Jika kita ingat pada kisah-kisah masa kecil tentang nabi pertama kita Adam A.S. Yang di pertontonkan pertama pada saat itu adalah kebengalan, ketidakpatuhan dan kejahatan yang kerenanya Adam di turunkan ke bumi. Lalu berlanjut pada Qabil yang kita juluki sebagai manusia pembunuh pertama, karena dia membunuh Habil saudara kandungnya. Lagi-lagi di situ kita di suguhkan akan kebohongan serta kejahatan.
Mengapa tuhan tidak memberikan saja kita cerita tentang Adam yang baik, lembut, suci, tanpa ada salah?. Bukankah tuhan sangat mampu menampilkan itu karena dia maha pencipta. Tetapi mengapa kok Tuhan mengawali cerita Adam dengan ketidakpatuhan, berlanjut pada anaknya dengan kejahatan. Mengapa?
Menurut pandangan saya, Ini artinya bahwa untuk menemukan suatu makna ketaudian yang sesungguhnya adalah dengan kita menghargai kenegatifan. Karena hanya dengan itu kita menemukan sisi-sisi yang positif. Putih tentu tidak akan harganya tanpa adanya hitam, yang karenanya hadirlah karya-karya indah. Kesulitan kita menemukan kebaikan, kejujuran dan kelembutan itu sesungguhnya ada pada diri kita yang tidak mau merangkul kejahatan, kebohongan dan kekasaran sebagai guru terhebat dan terikhlas yang perlu kita sayangi.
Sedikit contoh lagi, dahulu kala Rasullah bersabda bahwa kejahatan balaslah dengan kebaikan. Ini kata yang sungguh singkat namun syarat akan makna. Rasullah sebegitu sayangnya pada kejahatan sehingga kejahatan itu harus di balas kebaikan. Rasullah disini ingin mengajarkan kita bahwa di situlah kebaikan menjadi sangat berarti. Dan saat itu pula Rasullah mengangkat serta menghargai kejahatan dengan menempatkan posisi kebaikan sebagai sahabatnya. Bayangkan jika semua yang ada di dunia ini baik semuaaaaaa. Apakah masih bermakna kata baik itu?.
Kesimpulanya adalah jangan pernah menganggap sesuatu yang buruk itu sebagai negatif lagi. Anggaplah itu sebagai ilmu tanamkan bahwa jahat itu romantis , kasar itu cantik, dan bohongpun indah. Keikhlasan mereka memunculkan apa yang dinamakan baik, apa yang di sebut lembut dan apa yang di maksud jujur. Berterima kasihlah pada kebohongan, keburukan dan kebohongan. Jadikan mereka teman kita untuk memulai sesuatu yang baru. Seperti apa yang di gambarkan pada kisah Adam hingga Qabil. Mereka berhasil mencitai dan menyayangi hal-hal negatif sehingga mereka dapat menemukan arti-arti positif sesungguhnya.
Selamat malam.
Kopi darat bersama Bang Amal.
Mengapa kita sebegitu kejamnya menempatkan mereka dalam kenegatifan? Apakah kita tidak pernah berpikir bahwa mereka itu adalah guru yang perlu kita sayangi?. Apakah kita lupa bahwa merekalah yang melengkapi dunia ini?. Lalu mengapa kita sebegitu sulitnya mencintai atau sekedar menghargai mereka?. Dalam mitos kehidupan tentunya kita di sibukan untuk mencari kebaikan, kujujuran dan kelembutan. Pernahkah kita sadari hadirnya semua itu berkat keikhlasan dari kejahatan, kebohongan dan kekasaran (mereka begitu ikhlas di negatifkan padahal mereka itu mahal).
Kita dapat menilai "oh orang itu sungguh baik", kadang kita tidak sadar bahwa yang mempromosikan kebaikan itu adalah "jahat". Atau kadang kita berkata "aku percaya dia jujur", disini pun kita tidak dapat mengetahui bahwa "bohong" itu menangis. Karena pada hakikatnya yang membuat jujur itu bermakna adalah kebohongan.
Jika kita ingat pada kisah-kisah masa kecil tentang nabi pertama kita Adam A.S. Yang di pertontonkan pertama pada saat itu adalah kebengalan, ketidakpatuhan dan kejahatan yang kerenanya Adam di turunkan ke bumi. Lalu berlanjut pada Qabil yang kita juluki sebagai manusia pembunuh pertama, karena dia membunuh Habil saudara kandungnya. Lagi-lagi di situ kita di suguhkan akan kebohongan serta kejahatan.
Mengapa tuhan tidak memberikan saja kita cerita tentang Adam yang baik, lembut, suci, tanpa ada salah?. Bukankah tuhan sangat mampu menampilkan itu karena dia maha pencipta. Tetapi mengapa kok Tuhan mengawali cerita Adam dengan ketidakpatuhan, berlanjut pada anaknya dengan kejahatan. Mengapa?
Menurut pandangan saya, Ini artinya bahwa untuk menemukan suatu makna ketaudian yang sesungguhnya adalah dengan kita menghargai kenegatifan. Karena hanya dengan itu kita menemukan sisi-sisi yang positif. Putih tentu tidak akan harganya tanpa adanya hitam, yang karenanya hadirlah karya-karya indah. Kesulitan kita menemukan kebaikan, kejujuran dan kelembutan itu sesungguhnya ada pada diri kita yang tidak mau merangkul kejahatan, kebohongan dan kekasaran sebagai guru terhebat dan terikhlas yang perlu kita sayangi.
Sedikit contoh lagi, dahulu kala Rasullah bersabda bahwa kejahatan balaslah dengan kebaikan. Ini kata yang sungguh singkat namun syarat akan makna. Rasullah sebegitu sayangnya pada kejahatan sehingga kejahatan itu harus di balas kebaikan. Rasullah disini ingin mengajarkan kita bahwa di situlah kebaikan menjadi sangat berarti. Dan saat itu pula Rasullah mengangkat serta menghargai kejahatan dengan menempatkan posisi kebaikan sebagai sahabatnya. Bayangkan jika semua yang ada di dunia ini baik semuaaaaaa. Apakah masih bermakna kata baik itu?.
Kesimpulanya adalah jangan pernah menganggap sesuatu yang buruk itu sebagai negatif lagi. Anggaplah itu sebagai ilmu tanamkan bahwa jahat itu romantis , kasar itu cantik, dan bohongpun indah. Keikhlasan mereka memunculkan apa yang dinamakan baik, apa yang di sebut lembut dan apa yang di maksud jujur. Berterima kasihlah pada kebohongan, keburukan dan kebohongan. Jadikan mereka teman kita untuk memulai sesuatu yang baru. Seperti apa yang di gambarkan pada kisah Adam hingga Qabil. Mereka berhasil mencitai dan menyayangi hal-hal negatif sehingga mereka dapat menemukan arti-arti positif sesungguhnya.
Selamat malam.
Kopi darat bersama Bang Amal.
Jumat, 09 Desember 2011
Menulislah Dengan Riang dan Gembira (Sehari bersama Iwan Piliang)
Oleh : Bakhrul Amal Maksum
Hari ini Kamis 8 Desember 2011 adalah hari yang sangat membahagiakan bagiku karena akhirnya aku bisa bertemu dengan sosok yang sungguh inspiratif Iwan PIliang. Bang Iwan Piliang itu biasa aku memanggilnya adalah seorang penulis handal yang sudah malang-melintang di berbagai media nasional. Dia belakangan semakin dikenal berkat boomingnya kasus wisma atlet yang melibatkan Nazzarudin. Pada saat boomingnya kasus itu dia menjadi salah satu orang yang berhasil mewawancarai nazzarudin secara detail melalui media skype.
Singkat cerita, pada pertemuan itu aku datang sedikit terlambat dari perjanjian yang telah kita tentukan bersama (aku, Bang Iwan dan dotsemarang) yaitu pukul sepuluh pagi dan bertempat di lemon tea café. Tetapi keterlambatanku bukan tanpa alasan melainkan karena jadwal kuliahku yang bertabrakan dengan pertemuan itu. Aku baru bisa datang ke Lemon Tea Café sekitar pukul sepuluh lebih empat puluh lima menit, tetapi syukurlah aku rupanya beruntung karena acara belum di mulai.
Kedatanganku pada saat itu di barengi dengan kepergian rombongan kru Trans 7 yang sepertinya telah selesai melakukan wawancara dengan Bang Iwan Piliang.
“waduuh siapa ini” sapanya menyambut kedatangku
“Bakhrul Amal bang” sahutku lantang, di barengi dengan jabatan tanganku
“oh iya Bakhrul, sini sini duduk” ajaknya
Akupun di ajak duduk di sebelahnya yang pada waktu itu menggunakan kacamata, kemeja lengan pendek bergaris biru muda dan celana bahan berwarna krem layaknya actor sinetron pada sebuah acara televisi. Di situ ternyata tidak hanya aku dan Thia (salah satu anggota dot semarang yang mempertemukan aku dengan Bang Iwan) tetapi hadir pula tiga orang teman Thia yang lain. Sembari menunggu temanya yang katanya belum lengkap, Bang Iwan sedikit bercerita tentang blog. Dimana di katakan olehnya ketika blog sudah membahas seputar kejadian nasional dan berunsur berita pada saat itu juga terjadi perubahan nama dari blogger menjadi citizen reporter.
Citizen Reporters sendiri rasanya menjadi hal yang sangat istimewa bagi pria kelahiran Padang yang mengaku baru pulang tiga kali selama perantaunya itu, dimana dia secara detail menuliskan bahkan mengabadikan lewat karyanya yang dapat dengan mudah di cari di internet yaitu “Kuliah Umum Seorang Citizen Reporter”. Tanpa sadar kopi mulai habis dan kawan-kawan yang lainpun telah hadir seluruhnya. Akhirnya diapun membuka pertemuan itu dengan menjelaskan latar belakangnya dan sedikit berceritaa mengenai perjalanan hidupnya.
Dari pembukaan yang disampaikanya dapat terlihat jelas bahwa di balik kesederhanaanya terdapat ilmu yang begitu bermanfaat dan sangat rugi rasanya jika tidak ia bagikan. Dan saya dapat menyimpulkan bahwa sangat sempit jika kita menilai seorang Iwan Piliang adalah orang yang tenar karena kasus pencemaran nama baik Alvin atau sangat picik jika kita menilai apa yang di raihnya saat ini adalah berkat nimbrung kasus Nazzarudin. Karena faktanya dia memulai hidupnya sebagai seorang reporters sudah berpuluh-puluh tahun sebelum boomingnya kasus Nazzarudin ataupun Alvin.
Terbukti sejak lulus SMA dia memang sudah memiliki naluri sebagai seorang Jurnalis. Dia memulai kariernya sebagai Jurnalis/Reporters sejak tahun 1983, di perjalanan karirnya dia juga ikut ambil bagian dalam lahirnya majalah Matra, selain itu dia sempat juga menjadi seorang pengusaha kecil-kecilan yang sukses hingga akhirnya dia bisa menjadi seperti sekarang ini. Kelihaianya dalam menulis dengan ekspresi yang begitu indah dan kata-kata yang ciamik pun tak usah di ragukan lagi karena terbukti tulisanya pernah di hargai satu kata dengan harga satu dollar. Waw bukan main………
Bang Iwan lebih menyebut dirinya sebagai Jurnalis Literal tidak sama seperti Andrea Hirata yang biasa di sebut Jurnalis Sastrawi. diskusi itu berlangsung sangat hidup bahkan tidak jarang pula diskusi itu menyentil tingkah laku elite politik kita yang sedang kacau karena korupsi saat ini. Dimana kesenjangan sosial antara kaum borjuis dan proletar menampakan suatu dinamika yang sangat mencekik. Kesenjangan itu di perlihatkan oleh aksi bakar diri di depan istana merdeka sebagai bentuk keputusasaan dan kekecewaan yang sangat mendalam terhadap pemimpin negeri ini.
Yang lebih lucu lagi menurutnya, malam hari di saat kedatanganya di Semarang dia di kagetkan oleh sebuah berita korupsi yang terjadi di Semarang dari salah satu media elektronik. Dimana di dalam berita itu di jelaskan bahwa di hari anti korupsi yang di laksanakan di kota Semarang menghadirkan sebuah cerita lucu, dikarenakan Walikota tuan rumah acara malah tersandung kasus korupsi.
Di tengah perbincangan yang semakin menarik, Bang Iwan meminta izin kepada aku dan kawan-kawan dotsemarang untuk membacakan tulisanya yang berjudul “Memilin Gulali Memilin Hidup di Malioboro”(baca: Kompasiana/iwanpiliang). Cerita itu menghadirkan sebuah kisah yang sangat menarik bahwa diantara ramainya pedagang malioboro ternyata terselip mimpi dari sebuah gerobak gulali. Dari pembacaan cerita itu pula, dia ingin mengajarkan pada kita bahwa aroma, rasa dan suasana yang tidak dapat di jangkau oleh media televisi selama ini sesungguhnya dapat di munculkan lewat kata-kata.
Verbal adalah sebuah pelengkap atau elemen sangat penting selain dari visual, dimana rasa dan aroma itu bisa muncul lewat pilihan kata-kata yang menarik. Seperti contoh “harumnya daun cengkeh di bungkus dalam kertas putih menjadi bulat seukuran bolpoin, terasa padat dan begitu nikmat ketika di taruh di ujung bibir dan di nyalakan dengan sebuah korek api”. Hmmmm “asap masuk dalam kerongkogan menuju lubang hidung dan keluar kembali setengahnya”. (contoh dariku)
Terlalu asik berdiskusi kita tidak sadar bahwa waktu sudah menunjukan pukul setengah dua siang, Bang Iwan pun segera menutup forum diskusi dan mengajak kita mencari makanan khas semarang Bakmie Jowo. Bang Iwan tidak dapat terlalu lama bersama kita karena kebetulan dia harus segera terbang menuju Jakarta pukul empat sore. Tepat pukul dua, akhirnya kita sampai di Bakmie Jowo Doel Noemani yang terletak tepat di hadapan Mall Paragon.
Bang Iwan terlihat begitu lahap menyantap Bakmie Rebus yang di hadirkan dihadapanya sesaat setelah memesan. Terbukti dengan waktu tujuh menit piring yang tadinya berisi bakmie hangat telah bersih tak bersisa (Hehehe). Di penghujung pertemuan sebelum kembali ke Jakarta Bang Iwan menyempatkan waktunya untuk mengabadikan momen indah pertemuan itu dalam jeperetan kamera digital.
“Mal, Abang berangkat dulu” pamitnya
“iya Bang hati-hati, terima kasih banyak atas ilmunya, ini sungguh suatu pengalaman yang sangat berkesan”jawabku sambil menjabat denganya
“semuanya, abang berangkat ya” ucapnya kepada kawan-kawan dari dotsemarang
Dengan berat hati Bang Iwanpun akhirnya berpamitan untuk segera berangkat kembali ke Jakarta dengan di antar oleh seorang kawan menuju bandara.
Tulisan ini hanyalah sedikit gambaran pertemuan yang begitu singkat tetapi menghasilkan diskusi yang merubah kondisiku yang pada saat itu stagnan, menjadi lebih memiliki inspirasi untuk memulai sesuatu yang baru kedepanya. Di akhir tulisan ini sayang ingin sedikit mengutip kata-kata Bang Iwan yang menurutku berisi pesan sarat makna yang sangat menarik dari sekian banyak kata-kata yang menarik yang di ucapkan oleh Bang Iwan,
“Menulis itu bukan menulis, menulis itu membaca, menulis bukan menulis, menulis itu menggunakan segenap indra kita, menulis menggunakan dan memanfaatkan waktu, menulis menentukan premis dan yang terakhir menulislah dengan riang dan gembira”
Terima kasih Bang atas ilmunya hari ini,akhirul kalam “kalau ada sumur di lading boleh kita menumpang mandi, kalau ada umur panjang boleh kita berjumpa lagi”.
Hari ini Kamis 8 Desember 2011 adalah hari yang sangat membahagiakan bagiku karena akhirnya aku bisa bertemu dengan sosok yang sungguh inspiratif Iwan PIliang. Bang Iwan Piliang itu biasa aku memanggilnya adalah seorang penulis handal yang sudah malang-melintang di berbagai media nasional. Dia belakangan semakin dikenal berkat boomingnya kasus wisma atlet yang melibatkan Nazzarudin. Pada saat boomingnya kasus itu dia menjadi salah satu orang yang berhasil mewawancarai nazzarudin secara detail melalui media skype.
Singkat cerita, pada pertemuan itu aku datang sedikit terlambat dari perjanjian yang telah kita tentukan bersama (aku, Bang Iwan dan dotsemarang) yaitu pukul sepuluh pagi dan bertempat di lemon tea café. Tetapi keterlambatanku bukan tanpa alasan melainkan karena jadwal kuliahku yang bertabrakan dengan pertemuan itu. Aku baru bisa datang ke Lemon Tea Café sekitar pukul sepuluh lebih empat puluh lima menit, tetapi syukurlah aku rupanya beruntung karena acara belum di mulai.
Kedatanganku pada saat itu di barengi dengan kepergian rombongan kru Trans 7 yang sepertinya telah selesai melakukan wawancara dengan Bang Iwan Piliang.
“waduuh siapa ini” sapanya menyambut kedatangku
“Bakhrul Amal bang” sahutku lantang, di barengi dengan jabatan tanganku
“oh iya Bakhrul, sini sini duduk” ajaknya
Akupun di ajak duduk di sebelahnya yang pada waktu itu menggunakan kacamata, kemeja lengan pendek bergaris biru muda dan celana bahan berwarna krem layaknya actor sinetron pada sebuah acara televisi. Di situ ternyata tidak hanya aku dan Thia (salah satu anggota dot semarang yang mempertemukan aku dengan Bang Iwan) tetapi hadir pula tiga orang teman Thia yang lain. Sembari menunggu temanya yang katanya belum lengkap, Bang Iwan sedikit bercerita tentang blog. Dimana di katakan olehnya ketika blog sudah membahas seputar kejadian nasional dan berunsur berita pada saat itu juga terjadi perubahan nama dari blogger menjadi citizen reporter.
Citizen Reporters sendiri rasanya menjadi hal yang sangat istimewa bagi pria kelahiran Padang yang mengaku baru pulang tiga kali selama perantaunya itu, dimana dia secara detail menuliskan bahkan mengabadikan lewat karyanya yang dapat dengan mudah di cari di internet yaitu “Kuliah Umum Seorang Citizen Reporter”. Tanpa sadar kopi mulai habis dan kawan-kawan yang lainpun telah hadir seluruhnya. Akhirnya diapun membuka pertemuan itu dengan menjelaskan latar belakangnya dan sedikit berceritaa mengenai perjalanan hidupnya.
Dari pembukaan yang disampaikanya dapat terlihat jelas bahwa di balik kesederhanaanya terdapat ilmu yang begitu bermanfaat dan sangat rugi rasanya jika tidak ia bagikan. Dan saya dapat menyimpulkan bahwa sangat sempit jika kita menilai seorang Iwan Piliang adalah orang yang tenar karena kasus pencemaran nama baik Alvin atau sangat picik jika kita menilai apa yang di raihnya saat ini adalah berkat nimbrung kasus Nazzarudin. Karena faktanya dia memulai hidupnya sebagai seorang reporters sudah berpuluh-puluh tahun sebelum boomingnya kasus Nazzarudin ataupun Alvin.
Terbukti sejak lulus SMA dia memang sudah memiliki naluri sebagai seorang Jurnalis. Dia memulai kariernya sebagai Jurnalis/Reporters sejak tahun 1983, di perjalanan karirnya dia juga ikut ambil bagian dalam lahirnya majalah Matra, selain itu dia sempat juga menjadi seorang pengusaha kecil-kecilan yang sukses hingga akhirnya dia bisa menjadi seperti sekarang ini. Kelihaianya dalam menulis dengan ekspresi yang begitu indah dan kata-kata yang ciamik pun tak usah di ragukan lagi karena terbukti tulisanya pernah di hargai satu kata dengan harga satu dollar. Waw bukan main………
Bang Iwan lebih menyebut dirinya sebagai Jurnalis Literal tidak sama seperti Andrea Hirata yang biasa di sebut Jurnalis Sastrawi. diskusi itu berlangsung sangat hidup bahkan tidak jarang pula diskusi itu menyentil tingkah laku elite politik kita yang sedang kacau karena korupsi saat ini. Dimana kesenjangan sosial antara kaum borjuis dan proletar menampakan suatu dinamika yang sangat mencekik. Kesenjangan itu di perlihatkan oleh aksi bakar diri di depan istana merdeka sebagai bentuk keputusasaan dan kekecewaan yang sangat mendalam terhadap pemimpin negeri ini.
Yang lebih lucu lagi menurutnya, malam hari di saat kedatanganya di Semarang dia di kagetkan oleh sebuah berita korupsi yang terjadi di Semarang dari salah satu media elektronik. Dimana di dalam berita itu di jelaskan bahwa di hari anti korupsi yang di laksanakan di kota Semarang menghadirkan sebuah cerita lucu, dikarenakan Walikota tuan rumah acara malah tersandung kasus korupsi.
Di tengah perbincangan yang semakin menarik, Bang Iwan meminta izin kepada aku dan kawan-kawan dotsemarang untuk membacakan tulisanya yang berjudul “Memilin Gulali Memilin Hidup di Malioboro”(baca: Kompasiana/iwanpiliang). Cerita itu menghadirkan sebuah kisah yang sangat menarik bahwa diantara ramainya pedagang malioboro ternyata terselip mimpi dari sebuah gerobak gulali. Dari pembacaan cerita itu pula, dia ingin mengajarkan pada kita bahwa aroma, rasa dan suasana yang tidak dapat di jangkau oleh media televisi selama ini sesungguhnya dapat di munculkan lewat kata-kata.
Verbal adalah sebuah pelengkap atau elemen sangat penting selain dari visual, dimana rasa dan aroma itu bisa muncul lewat pilihan kata-kata yang menarik. Seperti contoh “harumnya daun cengkeh di bungkus dalam kertas putih menjadi bulat seukuran bolpoin, terasa padat dan begitu nikmat ketika di taruh di ujung bibir dan di nyalakan dengan sebuah korek api”. Hmmmm “asap masuk dalam kerongkogan menuju lubang hidung dan keluar kembali setengahnya”. (contoh dariku)
Terlalu asik berdiskusi kita tidak sadar bahwa waktu sudah menunjukan pukul setengah dua siang, Bang Iwan pun segera menutup forum diskusi dan mengajak kita mencari makanan khas semarang Bakmie Jowo. Bang Iwan tidak dapat terlalu lama bersama kita karena kebetulan dia harus segera terbang menuju Jakarta pukul empat sore. Tepat pukul dua, akhirnya kita sampai di Bakmie Jowo Doel Noemani yang terletak tepat di hadapan Mall Paragon.
Bang Iwan terlihat begitu lahap menyantap Bakmie Rebus yang di hadirkan dihadapanya sesaat setelah memesan. Terbukti dengan waktu tujuh menit piring yang tadinya berisi bakmie hangat telah bersih tak bersisa (Hehehe). Di penghujung pertemuan sebelum kembali ke Jakarta Bang Iwan menyempatkan waktunya untuk mengabadikan momen indah pertemuan itu dalam jeperetan kamera digital.
“Mal, Abang berangkat dulu” pamitnya
“iya Bang hati-hati, terima kasih banyak atas ilmunya, ini sungguh suatu pengalaman yang sangat berkesan”jawabku sambil menjabat denganya
“semuanya, abang berangkat ya” ucapnya kepada kawan-kawan dari dotsemarang
Dengan berat hati Bang Iwanpun akhirnya berpamitan untuk segera berangkat kembali ke Jakarta dengan di antar oleh seorang kawan menuju bandara.
Tulisan ini hanyalah sedikit gambaran pertemuan yang begitu singkat tetapi menghasilkan diskusi yang merubah kondisiku yang pada saat itu stagnan, menjadi lebih memiliki inspirasi untuk memulai sesuatu yang baru kedepanya. Di akhir tulisan ini sayang ingin sedikit mengutip kata-kata Bang Iwan yang menurutku berisi pesan sarat makna yang sangat menarik dari sekian banyak kata-kata yang menarik yang di ucapkan oleh Bang Iwan,
“Menulis itu bukan menulis, menulis itu membaca, menulis bukan menulis, menulis itu menggunakan segenap indra kita, menulis menggunakan dan memanfaatkan waktu, menulis menentukan premis dan yang terakhir menulislah dengan riang dan gembira”
Terima kasih Bang atas ilmunya hari ini,akhirul kalam “kalau ada sumur di lading boleh kita menumpang mandi, kalau ada umur panjang boleh kita berjumpa lagi”.
Sabtu, 03 Desember 2011
Bulan
Rasanya malam ini adalah malam minggu, oh ya betul ini malam minggu. Mengapa aku sampai bisa lupa? hmmm. Sepertinya malam minggu memang tidak terasa terlalu spesial bagiku ( seorang manusia laki-laki yang tidak memiliki kekasih). Menanti pagi tiba aku lebih memilih keluar rumah dan duduk di teras halaman rumah.
Dalam kesendirian itu aku terlarut dan terkesima dengan jutaan bintang yang bertaburan. Mataku melirik dan menatap ke pojok langit, dan tahukah anda apa yang kutemui. Waaaaw, bulan begitu indah, terang, tersenyu dan sangat memanjakan pandanganku. Keindahan bulan itu menuntun kakiku untuk segera berlari munuju kamar dan mengambil kertas serta bolpoin. Dan inilah hasilnya:
Wahai bulan, terangilah mendungku dengan sinarmu yang lembut.
Tatapan sayumu di pojok langitlah yang mampu menumpahkan rinduku malam ini.
Sadarkah bulan, pelarianku pada akhirnya bersembunyi untuk melongok sinarmu.
Hingga saat penaku berputar mencari kata-kata yang terurai.
Kususun bait demi bait, tetapi tak kutemui kelembutan selain sayunya sinarmu.
Sayapku terbang dimana kau hendak menghilang dalam perpisahan dini.
Bijaksana Adalah Ilmu Pengetahuan
Bijaksana, hmmm sepertinya kata ini sering kita dengar, terutama dalam sebuah permasalahan yang berkaitan dengan perdebatan. Ketika ada satu orang mendiskreditkan satunya lagi tetapi yang satunya memilih diam, secara spontanitas kita menyebut dia "bijaksana". Tetapi makna dari bijaksana sendiri itu apa? Seperti apa bentuknya?. Lalu bagaimanakah kita dapat menemukan arti itu dalam kehidupan kita?.
Plato salah satu filsuf terbesar yunani menyebut bahwa kebijaksanaan adalah ilmu pengetahuan, mengapa?. Kebetulan satu minggu terakhir ini saya mencari buku itu, tetapi tidak saya temukan. Padahal saya yakin itu adalah buku yang sangat-sangat menarik untuk di "makan". Dengan keterbatasan itu, maka saya mencoba menerka isi dan maksudnya melalui pandangan saya sendiri dikaji melalui dialektika dengan Ustad Jibril.
Kebijaksanaan adalah sifat menerima tanpa pamrih setiap keadaan tanpa keluhan dan penuh penghargaan terhadap sisi-sisi kehidupan. Kebijaksanaan dalam islam sangat di kenal dalam ilmu tasawwuf, tasawwuf sendiri berasal dari kata safha yang berarti bersih. Disini saya tidak ingin mengulas begitu banyak mengenai tasawwuf, Insya Allah di lain waktu saya angkat keindahan tasawwuf dan sekarang kita kembali ke topik kebijaksanaan.
Pada mulanya kebijaksanaan itu muncul dalam kesendirian, pengalaman bahkan kerohaniaan yang tinggi. Ketiga keadaan itu pula yang memunculkan ilmu pengetahuan. Sehingga keterkaitan antara kebijaksanaa dan ilmu pengetahuan itu sangat teramat dekat. Bahkan pribahasa dalam kamus besar pribahasa Indonesia menyebutkan bahwa "semakin tinggi padi semakin merunduk". Yang artinya semakin berilmu semakin bijaksana.
Untuk memulai tahapan menjadi bijaksana memang tidaklah mudah. Tetapi faktor terbesar yang mempengaruhi kebijaksanaan adalah ilmu. Sekarang ada yang bertanya "kan wakil rakyat kita dan orang-orang atas kita juga ber ilmu, tetapi mengapa mereka tidak bijaksana?". Jawabanya mudah dalam kitab Al-Hikam dikatakan "Pecinta bukanlah orang yg mengharapkan imbalan atau upah dari kekasihnya. Sejatinya pecinta adalah yg mau berkorban untukmu, bukan yg menuntut pengorbanan darimu".
Orang yang benar-benar mencintai ilmu tak mengharapkan apapun selalin kaidah ilmu. Mereka menjadikan ilmu tujuan hidup bukan tujuan hidup memanfaatkan ilmu. Tetapi saat ini begitu banyak orang salah dalam memandang ilmu. Mereka berpikir dengan ilmu mereka bisa menjadi orang kaya ketika ilmu tidak jua membuatnya kaya mereka malas. Mereka berpikir dengan ilmu bisa membuat mereka menang berdebat dengan orang tetapi ketika ilmu itu tidak berguna mereka lalai. Ilmu bukanlah sesuatu teori timbal balik yang membuat kita berpikir dengan ilmu yang begitu mahal kita harus kaya.
Orang yang sisi keilmuanya tinggi memandang ilmu adalah tujuan hidupnya dan apa yang mereka dapatkan hanyalah bonus. Mereka begitu mencintai ilmu dan rela melakukan apapun demi ilmu. Jika kita ibaratkan, kita hendak pergi dari daerah Cirebon menuju Bandung. Bonus yang kita dapatkan adalah kita dapat melihat eloknya majalengka, melihat bukit nan indah di sekitar sumedang, dan gadis-gadis cantik pasundan. Tetapi mereka terus berjalan dan memacu kendaraan menuju ke bandung karena itu hanyalah bonus perjalanan. Itulah totalitas ilmu, ketika kita mampu menjadikan ilmu tujuan maka kita dapat melihat dan menemukan kebijaksanaan.
Dari situ bisa di simpulkan bahwa kebijaksanaan adalah ilmu dan ilmu adalah kebijaksanaan. Orang yang ber ilmu selayaknya memiliki kebijaksanaan yang lebih, saling menghargai dan toleran. Kebijaksanaan tidak bisa di lihat hanya dari ucapan tetapi tindakan. Kecintaan terhadap ilmu membuatnya bijaksana karena ilmu selalu memberi tanpa pamrih.
Sudahkah kita mencintai ilmu untuk bijaksana, ataukah kita hanya memanfaatkan ilmu?. Kita harus selalu semangat dan sama-sama mengikhlasan hidup demi Ilmu agar kita mampu bijaksana. Dalam budaya pesantren ada doa yang begitu indah dan penuh makna, begini buninya "Allahumma Nawwir Qulubana Bi-Nuri Hidayatika Kama Nawwartal Ardla Bi-Nuri
Syamsika Abadan, Abadan, Abadan, Birohmatika Ya Arhamarohimin ( Ya Allah terangilah hati kami dengan cahaya hidayahmu seperti engaku terangi bumi ini dengan cahaya matahari selama-lamanya, berkat kasih sayangmu wahai
dzat yang sebaik-baik melimpahkan cinta kasih sayang).
-10 = 10
Oleh : Bakhrul Amal Maksum
Sepuluh tahun lalu, tepatnya ketika umurku baru berkisar 10 tahun aku begitu memiliki keingan yang tinggi untuk menjadi Astronot. Yang aku tau saat itu, dengan menjadi astronot aku bisa berkeliling ke luar angkasa, melihat keindahan langit dengan jarak pandang yang lebih dekat.
Kebutulan aku begitu senang dengan keindahan, dan keindahan menurutku adalah luar angkasa sana. Dimana Bumi mengelilingi matahari bulan mengilingi bumi dan mars begitu setia mengikuti, serta bintang-bintang yang berkelip menari di tengah gelap. Aku sangat ingat ketika Kompas menjelaskan serta memberi gambar mengenai rasi bintang. Bagaimana Pisces, bagaimana taurus, scorpio dan lain-lain terbentuk melalui titik indah aksioma.
Siang harinya, tepat ketika aku pulang sekolah ayahku meberikan koran kompas yang membahas mengenai rasi bintang bagaimana bintang-bintang terbentuk. Karena begitu gembiranya aku segera keluar dan menatap langit, yaah ternyata aku lupa bahwa bintang hanya terlihat malam hari.
Singkat cerita akupun segera tidur dan berharap malam lebih cepat datang. Akhirnya malam datang juga, selesai sholat dan mengaji aku begegas keluar kehalaman rumah. Di temani koran yang di berikan ayahku, aku mencoba mencocokan rasi bintang tersebut. Dan waaaaw ternyata begitu Indahnya dunia luar angkasa sana dengan berbagai rahasianya.
Kecintaanku pada angkasa luar membuatku semakin ingin tahu dan ingin tahu. Tetapi semakin dewasanya usiaku minatku akan dunia ke astronomi semakin menghilang. Tetapi menghilang yang bukan berarti tidak ada, tetapi menghilang yang berarti ada.
Hingga saat ini aku selalu berusaha dan bermimpi untuk dapat kesana. Meskipun itu tidak mungkin tetapi setidaknya khayalanku mewakili kemungkinan itu. Karena langit aku berkarya, karena langit aku berpikir, karena langit aku menjadi kuat dan karena langit aku berilmu.
Luar angkasa sana yang mengajariku bahwa seluruh keindahan itu tidak harus di perlihatkan. Biarkan orang takjub dengan sendirinya ketika mengetahuinya. Luar angakasa yang mengajarkanku bahwa sebagian keindahan itu dapat terlihat dimana perbedaan bersatu. Dimana bintang yang berkelip indah hanya dapat terlihat ketika bumi yang gelap karena matahari menyinari bagian yang lainya.
Sepuluh tahun lalu, tepatnya ketika umurku baru berkisar 10 tahun aku begitu memiliki keingan yang tinggi untuk menjadi Astronot. Yang aku tau saat itu, dengan menjadi astronot aku bisa berkeliling ke luar angkasa, melihat keindahan langit dengan jarak pandang yang lebih dekat.
Kebutulan aku begitu senang dengan keindahan, dan keindahan menurutku adalah luar angkasa sana. Dimana Bumi mengelilingi matahari bulan mengilingi bumi dan mars begitu setia mengikuti, serta bintang-bintang yang berkelip menari di tengah gelap. Aku sangat ingat ketika Kompas menjelaskan serta memberi gambar mengenai rasi bintang. Bagaimana Pisces, bagaimana taurus, scorpio dan lain-lain terbentuk melalui titik indah aksioma.
Siang harinya, tepat ketika aku pulang sekolah ayahku meberikan koran kompas yang membahas mengenai rasi bintang bagaimana bintang-bintang terbentuk. Karena begitu gembiranya aku segera keluar dan menatap langit, yaah ternyata aku lupa bahwa bintang hanya terlihat malam hari.
Singkat cerita akupun segera tidur dan berharap malam lebih cepat datang. Akhirnya malam datang juga, selesai sholat dan mengaji aku begegas keluar kehalaman rumah. Di temani koran yang di berikan ayahku, aku mencoba mencocokan rasi bintang tersebut. Dan waaaaw ternyata begitu Indahnya dunia luar angkasa sana dengan berbagai rahasianya.
Kecintaanku pada angkasa luar membuatku semakin ingin tahu dan ingin tahu. Tetapi semakin dewasanya usiaku minatku akan dunia ke astronomi semakin menghilang. Tetapi menghilang yang bukan berarti tidak ada, tetapi menghilang yang berarti ada.
Hingga saat ini aku selalu berusaha dan bermimpi untuk dapat kesana. Meskipun itu tidak mungkin tetapi setidaknya khayalanku mewakili kemungkinan itu. Karena langit aku berkarya, karena langit aku berpikir, karena langit aku menjadi kuat dan karena langit aku berilmu.
Luar angkasa sana yang mengajariku bahwa seluruh keindahan itu tidak harus di perlihatkan. Biarkan orang takjub dengan sendirinya ketika mengetahuinya. Luar angakasa yang mengajarkanku bahwa sebagian keindahan itu dapat terlihat dimana perbedaan bersatu. Dimana bintang yang berkelip indah hanya dapat terlihat ketika bumi yang gelap karena matahari menyinari bagian yang lainya.
Jumat, 02 Desember 2011
Akhir Bulan di Tahun 2011 ( i'm gifted so are you!)
Oleh: BAkhrul Amal Maksum
DESEMBER, hmmmmmm Desember ini sejujurnya masih begitu banyak targetku yang terbengkalai. Tetapi secara kesuluruhan akhir bulan ini membuatku sedikit bersantai karena target-target pokok dan target yang tidak terpikirkan alhamdulillah tercapai dengan baik. Bagaimana dengan kalian? Tentunya harapanku kalian juga mendapat kabar gembira di akhir tahun ini.
Aku tidak jauh berbeda dengan kalian yang pastinya selalu memiliki target-target penting di setiap tahunya. Entah itu kesuksesan akademik, ekonomi, percintaan bahkan tidak sedikit pula yang menargetkan berat badan bisa turun melalui program diet yang ketat hehehe. Di antara target yang aku susun pastinya aku memiliki target pokok dan target cadangan yang aku yakin kalianpun memilikinya.
Target yang utama biasa aku sebut dengan target pokok dan target apabila terjadi sesuatu yang tidak aku inginkan biasanya aku sebut target cadangan. Aku memulai tahun 2011 dengan begitu banyak pengharapan tinggi yang tentunya dengan keadaan yang tidak sesuai dengan keadaanku. Aku tidak pandai dalam akademik dan tidak pula sukses dalam mencoba usaha, bisa di bilang hidupku hanya bermodal percaya diri dan semangat saja.
Sedikit cerita, dari awal 2010 hingga akhir 2010 susunan rencanaku kacau balau dan kekecewaanku memuncak hingga akhirnya sempat terpikir olehku untuk tidak memasang target apapun di 2011. Rasa kekecewaanku pada 2010 menuntunku meniju rak buku di pojok perpustakaan, tepatnya di antara dua lemari utama. Di situ aku membaca berbagai buku dan dari situ pula aku menemukan sebuah buku yang cukup menarik menurutku judulnya “Smart Learning Technology” karangan Adam Khoo.
Singkat cerita buku itu memulai inspirasiku dengan semangat-semangatnya dan membangkitkan kembali api di kala kecil yang hampir padam karena tidak pernah ku coba untuk mengganti dengan lilin yang baru. Buku itu sedikit memberiku beberapa lilin untuk siap menggantikan lilin yang hamper cair. Bagi anda yang saat ini sedikit kehilangan semangatnya bisa mencoba untuk membaca buku “Smart Learning Technology”. Semoga membantu.
Sebagai penutup aku ingin memberikan kalian kata motivasi dalam menjalani hidup ini “jika menyerah saja masih membuatmu tetap berusaha bayangkan jika kamu tidak pernah menyerah”. Tetaplah berusaha dan jangan lah menyerah, karena menyeraha atau tidak itu tetap saja akan menempatkanmu dalam keadaan berusaha.
DESEMBER, hmmmmmm Desember ini sejujurnya masih begitu banyak targetku yang terbengkalai. Tetapi secara kesuluruhan akhir bulan ini membuatku sedikit bersantai karena target-target pokok dan target yang tidak terpikirkan alhamdulillah tercapai dengan baik. Bagaimana dengan kalian? Tentunya harapanku kalian juga mendapat kabar gembira di akhir tahun ini.
Aku tidak jauh berbeda dengan kalian yang pastinya selalu memiliki target-target penting di setiap tahunya. Entah itu kesuksesan akademik, ekonomi, percintaan bahkan tidak sedikit pula yang menargetkan berat badan bisa turun melalui program diet yang ketat hehehe. Di antara target yang aku susun pastinya aku memiliki target pokok dan target cadangan yang aku yakin kalianpun memilikinya.
Target yang utama biasa aku sebut dengan target pokok dan target apabila terjadi sesuatu yang tidak aku inginkan biasanya aku sebut target cadangan. Aku memulai tahun 2011 dengan begitu banyak pengharapan tinggi yang tentunya dengan keadaan yang tidak sesuai dengan keadaanku. Aku tidak pandai dalam akademik dan tidak pula sukses dalam mencoba usaha, bisa di bilang hidupku hanya bermodal percaya diri dan semangat saja.
Sedikit cerita, dari awal 2010 hingga akhir 2010 susunan rencanaku kacau balau dan kekecewaanku memuncak hingga akhirnya sempat terpikir olehku untuk tidak memasang target apapun di 2011. Rasa kekecewaanku pada 2010 menuntunku meniju rak buku di pojok perpustakaan, tepatnya di antara dua lemari utama. Di situ aku membaca berbagai buku dan dari situ pula aku menemukan sebuah buku yang cukup menarik menurutku judulnya “Smart Learning Technology” karangan Adam Khoo.
Singkat cerita buku itu memulai inspirasiku dengan semangat-semangatnya dan membangkitkan kembali api di kala kecil yang hampir padam karena tidak pernah ku coba untuk mengganti dengan lilin yang baru. Buku itu sedikit memberiku beberapa lilin untuk siap menggantikan lilin yang hamper cair. Bagi anda yang saat ini sedikit kehilangan semangatnya bisa mencoba untuk membaca buku “Smart Learning Technology”. Semoga membantu.
Sebagai penutup aku ingin memberikan kalian kata motivasi dalam menjalani hidup ini “jika menyerah saja masih membuatmu tetap berusaha bayangkan jika kamu tidak pernah menyerah”. Tetaplah berusaha dan jangan lah menyerah, karena menyeraha atau tidak itu tetap saja akan menempatkanmu dalam keadaan berusaha.
Netizenology
Oleh : Bakhrul Amal Maksum
Beberapa tahun terakhir ini masyarakat Indonesia memiliki suatu kebiasaan baru dan seolah menjadi gaya hidup yang biasa kita kenal dalam bahasa sehari-hari dengan sebutan Online. Mereka yang biasa menggunakan media internet untuk melakukan aktifitas dalam kelompok sosial di sebut dengan Netizen. Netizen sendiri adalah sekumpulan atau penduduk dunia maya yang memiliki keterlibatan aktif dalam komunitas online dan biasa menggunakan internet di rumah, di kantor maupun sekolah untuk kegiatan sosial.
Pengaruh serta persaingan global yang semakin menggila membuat fenomena online tidak salah jika kita jadikan sebagai suatu kebutuhan hidup. Dari mulai sekedar mencari informasi dan berita hingga melakukan aktifitas sosial universal seperti menggunakan Facebook, twitter serta forum lainya dapat di lakukan dengan cara
Online. Penyajianya yang tidak terlalu sulit dan bisa di bilang sangatlah mudah memang membuat begitu banyak orang tertarik dan mendadak menjadi Netizen.
Bagitu banyaknya pilihan dalam melakukan aktifitas online memang menjadi salah satu daya tarik mengapa online saat ini begitu digemari. Selain mencari berita dan melakukan kegiatan sosial para Netizen juga di berikan kebebasan dalam mengekspresikan atau menunjukan bakatnya agar lebih di kenal oleh khalayak luas.
Karena tidak sedikit pula Superstar yang mengawali kariernya memanfaatkan media internet ini, kita ambil contoh artis muda terkenal di dunia saat ini Justin Bieber.
Begitu seringnya saya melakukan aktifitas dalam dunia maya membuat saya sedikit tahu dan mengenal bahwa sesungguhnya tidak sedikit pula potensi anak muda kita yang tidak kalah hebatnya dan memiliki potensi superstar seperti Justin Bieber. Kita ambil contoh Udin seorang pemuda lombok yang namanya melambung lewat hits singlenya yang begitu kreatif Udin Sadunia. Sama seperti Bieber, Udin pun terkenal melalui media Youtube. Dan tentunya masih banyak lagi yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu disini.
Akan tetapi kemudahan yang di tawarkan ini tidak selamanya serta merta di ikuti oleh kegiatan yang positif pula. Begitu mudahnya akses internet ini juga terkadang membuat seseorang sedikit mengabaikan etika dan cenderung lupa akan pentingnya apresiasi terhadap karya orang lain. Oleh karena itu saya membagi Netizen menjadi tiga bagian yaitu Netizen Aktif , Netizen Positif dan Netizen Negatif sebagai Netizenology.
A.Netizen Aktif
Netizen aktif adalah mereka yang menggunakan media internet tidak hanya sekedar browsing tetapi mereka juga berkarya. Mereka begitu kreatif dan cenderung menyukai hal-hal baru dalam dunia internet. Selain itu mereka juga pandai memanfaatkan kemajuan tekhnologi untuk mempromosikan dirinya atau bahkan orang lain.
Kemudahan yang tersedia dengan cara menggunakan internet ini mereka gunakan dengan sebaik mungin. Seperti misalnya mereka suka menulis, mereka publish tulisan itu melalui media Blog, wordpress dll. Dan mereka yang memiliki kelebihan sebagai seorang penghibur mereka menyebarkan keahlianya melalui youtube, reverbration dan banyak pilihan lainya. Adapula yang memanfaatkan media internet ini untuk mengembangkan usahanya. Melalui bisnis online dengan sistem kirim transfers sejenis Online Shop yang tentunya legal.
Kreatifitas mencipta yang mereka gabungkan dengan media internet ini menunjukan rasa tanggung jawab. Dimana mereka mencoba untuk tidak menjadi plagiat dengan rasa percaya diri yang tinggi. Kreatifitas yang mereka lakukan ini menunjukan rasa tanggung jawab yang tinggi sebagai seorang Netizen.
B.Netizen Pasif
Mereka yang menggunakan media internet sewaktu-waktu dan sekedar menghilangkan rasa jenuh di tengah kesibukan sehari-hari dengan memanfaatkan jejaring sosial adalah
Netizen Pasif. Netizen Pasif biasanya menggunakan internet hanya sekedar ingin terlihat "eksis" melalui jejaring sosial seperti facebook, twitter, skype, ym dan jejaring sosial lainya. Mereka memanfaatkan media internet ini guna berkomunikasi dengan sahabat-sahabat dekat bahkan kawan di luar negeri dengan media chating ataupun webcam. Biasanya mereka juga memanfaatkan jejaring sosial ini untuk mengekspresikan suasana hati dan kondisi sekitarnya dengan menuliskanya di status atau personal message.
C.Netizen Negatif
Selain Netizen Aktif dan Pasif adapula Netizen Negatif, Netizen Negatif adalah mereka yang memanfaatkan kecanggihan internet untuk sebuah tindakan yang merugikan baik untuk dirinya maupun orang lain. Seperti Cyber Crime, Pornografi dan masalah-masalah klaim yang seolah di sepelekan akhir-akhir ini.
1.Cyber Crime
Contoh sederhananya adalah aksi penipuan online seperti menjual berbagai macam barang dengan harga murah tetapi pada saat di bayarkan teryata barang yang di pesan tidak kunjung datang. Mereka Aktif dan rela berjam-jam menghabiskan waktu di depan komputer guna mengawasi korbanya. Dan yang perlu di perhatikan adalah Cyber Crime ini mulai marak di Indonesia karena mereka melihat perekonomian bangsa kita yang tidak stabil.
2.Pornografi
Selain cyber crime adapula hal lain yang masuk kategori Netizen Negatif yaitu penggemar setia situs porno. Mereka sangat aktif bahkan merelakan waktunya hanya demi satu buah judul video porno dengan kualitas baik dan berdurasi lama yang kira-kira bisa memakan waktu tiga jam untuk mendownloadnya. Mereka bahkan berani mengabaikan peraturan pemerintah yang sudah berusaha menutup situs porno demi memuaskan hasrat dengan melihat gambar manusia tanpa busana.
3.Klaim
Yang paling sering kita lihat dan mungkin kitapun melakukan adalah kasus klaim seperti memanfaatkan media internet untuk sekedar mencari tugas dengan cara mengcopynya lalu di jadikan tugasnya. Tidak berfikir bahwa itu adalah karya orang yang seharusnya mereka hargai tetapi mereka klaim menjadi karyanya dengan sebutan tugas. Ini adalah sebuah gambaran lunturnya rasa tanggung jawab dalam ber internet. Kasus klaim yang sering kita lihat lagi adalah mereka yang sengaja memposting tulisan tanpa izin dengan tidak mencantumkan siapa pemilik karya asli tersebut. Keterbatasan waktu adalah alasan paling tepat, karena dengan hanya mengcopy lalu mempastekan tulisan orang lain tidak memerlukan waktu yang lama serta energy berfikir yang ekstra..
PENUTUP
Dari pembagian Netizen ini tentunya kita dapat memberikan kredit point tersendiri bagi Netizen Aktif , Pasif dan Negatif. Sekaligus membuktikan bahwa dalam dunia internet itu ternyata tidak melulu mengahdirkan sesuatu yang positif tetapi ada pula hal-hal negative yang tentunya memberikan dampak masing-masing bagi individunya. Etika dalam bernetizen ini perlu kita tingkatkan kembali, karena dengan tanggung jawab dan pemanfaatan internet yang mempunyai etika akan mampu menumbuhkan rasa kreatifitas.
Dalam harapan saya suatu saat nanti Indonesian Young Netizen dapat membuat satu jejaring sosial sejenis facebook tetapi di khusukan bagi penduduk Indonesia seperti apa yang dilakukan China dengan Renren dan SNS nya. Dimana dalam jejaring sosial khusus Indonesia itu kita tidak hanya sekedar bertegur sapa tetapi juga dapat berkompetisi dan menunjukan kreatifitas. Ide jejaring sosial yang khusus ini saya harapkan agar nantinya kita lebih mudah untuk mengontrol dan menilai sendiri kreatifitas bangsa kita terutama kaula mudanya.
Dan yang terpenting jejaring sosial itu dapat kita gunakan sebagai ajang berkompetisi dari menulis hingga hiburan yang qualified bagi pemuda kreatif Indonesia. Maju terus Indonesia, tunjukan Indonesia ini negara yang kreatif dan nilai lebih dari manusia yang kreatif adalah mampu untuk bertanggung jawab.
Beberapa tahun terakhir ini masyarakat Indonesia memiliki suatu kebiasaan baru dan seolah menjadi gaya hidup yang biasa kita kenal dalam bahasa sehari-hari dengan sebutan Online. Mereka yang biasa menggunakan media internet untuk melakukan aktifitas dalam kelompok sosial di sebut dengan Netizen. Netizen sendiri adalah sekumpulan atau penduduk dunia maya yang memiliki keterlibatan aktif dalam komunitas online dan biasa menggunakan internet di rumah, di kantor maupun sekolah untuk kegiatan sosial.
Pengaruh serta persaingan global yang semakin menggila membuat fenomena online tidak salah jika kita jadikan sebagai suatu kebutuhan hidup. Dari mulai sekedar mencari informasi dan berita hingga melakukan aktifitas sosial universal seperti menggunakan Facebook, twitter serta forum lainya dapat di lakukan dengan cara
Online. Penyajianya yang tidak terlalu sulit dan bisa di bilang sangatlah mudah memang membuat begitu banyak orang tertarik dan mendadak menjadi Netizen.
Bagitu banyaknya pilihan dalam melakukan aktifitas online memang menjadi salah satu daya tarik mengapa online saat ini begitu digemari. Selain mencari berita dan melakukan kegiatan sosial para Netizen juga di berikan kebebasan dalam mengekspresikan atau menunjukan bakatnya agar lebih di kenal oleh khalayak luas.
Karena tidak sedikit pula Superstar yang mengawali kariernya memanfaatkan media internet ini, kita ambil contoh artis muda terkenal di dunia saat ini Justin Bieber.
Begitu seringnya saya melakukan aktifitas dalam dunia maya membuat saya sedikit tahu dan mengenal bahwa sesungguhnya tidak sedikit pula potensi anak muda kita yang tidak kalah hebatnya dan memiliki potensi superstar seperti Justin Bieber. Kita ambil contoh Udin seorang pemuda lombok yang namanya melambung lewat hits singlenya yang begitu kreatif Udin Sadunia. Sama seperti Bieber, Udin pun terkenal melalui media Youtube. Dan tentunya masih banyak lagi yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu disini.
Akan tetapi kemudahan yang di tawarkan ini tidak selamanya serta merta di ikuti oleh kegiatan yang positif pula. Begitu mudahnya akses internet ini juga terkadang membuat seseorang sedikit mengabaikan etika dan cenderung lupa akan pentingnya apresiasi terhadap karya orang lain. Oleh karena itu saya membagi Netizen menjadi tiga bagian yaitu Netizen Aktif , Netizen Positif dan Netizen Negatif sebagai Netizenology.
A.Netizen Aktif
Netizen aktif adalah mereka yang menggunakan media internet tidak hanya sekedar browsing tetapi mereka juga berkarya. Mereka begitu kreatif dan cenderung menyukai hal-hal baru dalam dunia internet. Selain itu mereka juga pandai memanfaatkan kemajuan tekhnologi untuk mempromosikan dirinya atau bahkan orang lain.
Kemudahan yang tersedia dengan cara menggunakan internet ini mereka gunakan dengan sebaik mungin. Seperti misalnya mereka suka menulis, mereka publish tulisan itu melalui media Blog, wordpress dll. Dan mereka yang memiliki kelebihan sebagai seorang penghibur mereka menyebarkan keahlianya melalui youtube, reverbration dan banyak pilihan lainya. Adapula yang memanfaatkan media internet ini untuk mengembangkan usahanya. Melalui bisnis online dengan sistem kirim transfers sejenis Online Shop yang tentunya legal.
Kreatifitas mencipta yang mereka gabungkan dengan media internet ini menunjukan rasa tanggung jawab. Dimana mereka mencoba untuk tidak menjadi plagiat dengan rasa percaya diri yang tinggi. Kreatifitas yang mereka lakukan ini menunjukan rasa tanggung jawab yang tinggi sebagai seorang Netizen.
B.Netizen Pasif
Mereka yang menggunakan media internet sewaktu-waktu dan sekedar menghilangkan rasa jenuh di tengah kesibukan sehari-hari dengan memanfaatkan jejaring sosial adalah
Netizen Pasif. Netizen Pasif biasanya menggunakan internet hanya sekedar ingin terlihat "eksis" melalui jejaring sosial seperti facebook, twitter, skype, ym dan jejaring sosial lainya. Mereka memanfaatkan media internet ini guna berkomunikasi dengan sahabat-sahabat dekat bahkan kawan di luar negeri dengan media chating ataupun webcam. Biasanya mereka juga memanfaatkan jejaring sosial ini untuk mengekspresikan suasana hati dan kondisi sekitarnya dengan menuliskanya di status atau personal message.
C.Netizen Negatif
Selain Netizen Aktif dan Pasif adapula Netizen Negatif, Netizen Negatif adalah mereka yang memanfaatkan kecanggihan internet untuk sebuah tindakan yang merugikan baik untuk dirinya maupun orang lain. Seperti Cyber Crime, Pornografi dan masalah-masalah klaim yang seolah di sepelekan akhir-akhir ini.
1.Cyber Crime
Contoh sederhananya adalah aksi penipuan online seperti menjual berbagai macam barang dengan harga murah tetapi pada saat di bayarkan teryata barang yang di pesan tidak kunjung datang. Mereka Aktif dan rela berjam-jam menghabiskan waktu di depan komputer guna mengawasi korbanya. Dan yang perlu di perhatikan adalah Cyber Crime ini mulai marak di Indonesia karena mereka melihat perekonomian bangsa kita yang tidak stabil.
2.Pornografi
Selain cyber crime adapula hal lain yang masuk kategori Netizen Negatif yaitu penggemar setia situs porno. Mereka sangat aktif bahkan merelakan waktunya hanya demi satu buah judul video porno dengan kualitas baik dan berdurasi lama yang kira-kira bisa memakan waktu tiga jam untuk mendownloadnya. Mereka bahkan berani mengabaikan peraturan pemerintah yang sudah berusaha menutup situs porno demi memuaskan hasrat dengan melihat gambar manusia tanpa busana.
3.Klaim
Yang paling sering kita lihat dan mungkin kitapun melakukan adalah kasus klaim seperti memanfaatkan media internet untuk sekedar mencari tugas dengan cara mengcopynya lalu di jadikan tugasnya. Tidak berfikir bahwa itu adalah karya orang yang seharusnya mereka hargai tetapi mereka klaim menjadi karyanya dengan sebutan tugas. Ini adalah sebuah gambaran lunturnya rasa tanggung jawab dalam ber internet. Kasus klaim yang sering kita lihat lagi adalah mereka yang sengaja memposting tulisan tanpa izin dengan tidak mencantumkan siapa pemilik karya asli tersebut. Keterbatasan waktu adalah alasan paling tepat, karena dengan hanya mengcopy lalu mempastekan tulisan orang lain tidak memerlukan waktu yang lama serta energy berfikir yang ekstra..
PENUTUP
Dari pembagian Netizen ini tentunya kita dapat memberikan kredit point tersendiri bagi Netizen Aktif , Pasif dan Negatif. Sekaligus membuktikan bahwa dalam dunia internet itu ternyata tidak melulu mengahdirkan sesuatu yang positif tetapi ada pula hal-hal negative yang tentunya memberikan dampak masing-masing bagi individunya. Etika dalam bernetizen ini perlu kita tingkatkan kembali, karena dengan tanggung jawab dan pemanfaatan internet yang mempunyai etika akan mampu menumbuhkan rasa kreatifitas.
Dalam harapan saya suatu saat nanti Indonesian Young Netizen dapat membuat satu jejaring sosial sejenis facebook tetapi di khusukan bagi penduduk Indonesia seperti apa yang dilakukan China dengan Renren dan SNS nya. Dimana dalam jejaring sosial khusus Indonesia itu kita tidak hanya sekedar bertegur sapa tetapi juga dapat berkompetisi dan menunjukan kreatifitas. Ide jejaring sosial yang khusus ini saya harapkan agar nantinya kita lebih mudah untuk mengontrol dan menilai sendiri kreatifitas bangsa kita terutama kaula mudanya.
Dan yang terpenting jejaring sosial itu dapat kita gunakan sebagai ajang berkompetisi dari menulis hingga hiburan yang qualified bagi pemuda kreatif Indonesia. Maju terus Indonesia, tunjukan Indonesia ini negara yang kreatif dan nilai lebih dari manusia yang kreatif adalah mampu untuk bertanggung jawab.
Langganan:
Postingan (Atom)