
Fenomena penggulingan kekuasan menggunakan basis masa memang sedang tren saat ini. Dari negeri arab afrika hingga dan sekarang mulai memasuki kawasan eropa bahkan jutaan rakyat israel pun rencananya akan menyusul. Cara seperti ini seakan menjadi senjata yang paling ampuh jika kita mengingat pada kasus-kasus sebelumnya seperti keberhasilan mesir, tunisia, bahkan Indonesia sendiri pernah merasakan. Melihat kenyataan itu, mereka yang berkepentingan seolah memiliki cara baru untuk mencapai jalanya mereka menjadi profokator dadakan yang selalu menekankan pemikiran pada rakyat bahwa ini adalah cara yang akan membawa keberhasilan, perubahan serta revolusi. Argument mereka menjadi terlihat betul ketika melihat pada bukti-bukti dan fenomena yang terjadi akhir-akhir ini.
Sekilas memang benar, tetapi cobalah berfikir kritis dan mempertanyakan apakah cara-cara seperti ini memang cara yang paling efektif dan menghasilkan kebaikan yang signifikan. Jika kita bandingkan saja dengan cara nelson mandela, cara penggerakan masa ini belum ada apa-apa nya, karena mereka hanya mampu merubah sistem tetapi tidak mind set. Selain keberhasilan yang tidak begitu signifikan cara seperti pergerakan masa justru akan menimbulkan bibit kebencian yang baru. Bibit yang dulu hendak dilupakan untuk persatuan ternyata malah dimunculkan kembali oleh mereka yang mengaku penggagas revolusi itu. Mereka yang mewujudkan cita-citanya dengan cara basis masa yang tidak sadar justru menimbulkan permusuhan yang baru mereka itu bukan pejuang revolusi, bukan revolusioner tetapi mereka lebih layak disebut seorang obsesioner.
Mengapa saya sebut mereka sebagai seorang obsesioner karena mereka telah mengesampingkan mimpi dan menjadikanya tujuan. Mereka adalah pihak-pihak yang menyerah karena mereka kehilangan akal dan ide sehingga tidak lagi memiliki kreatifitas kritis. Kreatifitas Kritis adalah satu gagasan atau pemikiran yang terdengar baru dalam dunia politik ataupun kehidupan aktivis. Kreatifitas Kritis adalah cara berfikir, bergerak, bertindak dan melakukan sesuatu yang sesungguhnya adalah bentuk protes tetapi dengan memunculkan suatu alternatif yang baru. Sehingga tidak ada salah satu pihak yang merasa di rugikan namun tujuan tercapai secara menyeluruh dan sistematis. Secara singkat kreatifitas kritis adalah suatu pergerakan yang menjunjung tinggi tawsuth, berpikir modern, Mua'syarah bil Maruf dan tidak ekstrem.
Kreatifitas kritis juga sangat menjungjung tinggi nilai-nilai kesucian dalam islam mengambil dari definisi Islam itu sendiri yang berasal dari kata Aslama yang artinya menyerah, pasrah, tunduk atau patuh. Dari kata Aslama kita dapat mendefinisikannya sehingga menemukan beberapa arti kata yaitu Salam artinya keselamatan, taslim artinya penyerahan, salam artinya memelihara, sullami artinya titian dan silm artinya perdamaian. Jadi tidak salah jika saya menilai bahwa mereka yang bergerak dengan mengandalkan basis masa terlebih untuk berbuat rusuh dan mengambil alih kekuasaan secara memaksa dan terkadang tidak manusiawi adalah mereka yang telah kehilangan Kreatifitas Kritis (Baca: Kreatifitas Kritis Amalisme) bahkan iman Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar