Senin, 29 November 2010

SEDIKIT PELAJARAN TENTANG KEPEMIMPINAN

Oleh : Bakhrul Amal Mukhtar

Mengapa di dunia ini selalu menertawai

Hidupku yang hina ini

Mengapa semua manusia

Menghina pemikiranku

Mencari jalan kebenaran

Sebagai seorang pemikir

Namun semunya itu tiada berarti bagiku

Kuanggap sebagai penguji imanku

Tidaknya tuhan jadi saksi bagiku

Betapa sucinya niatku ini

WALAUPUN HINAAN ITU DITUJUKAN PADA DIRIKU

NAMUN KUSELALU TERSENYUM KARENA CINTAKU SUCI PADAMU



Saya percaya akan adanya tuhan, tetapi saya tidak percaya tuhan itu hanya menciptakan satu golongan saja. Tuhan menciptakan setiap golongan-golongan di bumi ini, dia menciptakan bukan karena maksud tetapi agar kita manusia ini mau belajar dan bisa saling menghargai. Selain itu di setiap golongan dia menciptakan pemimpinya masing-masing, untuk menjadi penyeimbang dan penentu sikap setiap golongan-golongan itu. Tentu untuk menjadi seorang pemimpin dia menyiapkan yang sangat istimewa dengan beberapa sifat-sifatnya. Yang perlu kita perhatikan adalah sifat-sifat kepemimpinan kita, karena pemimpin itu bukan hanya pemimpin golongan saja tetapi pemimpin bagi dirinya sendiri. Orang yang sudah mampu mengendalikan dirinya tentu akan mampu untuk mengendalikan orang lain. Saya coba jabarkan sedikit sifat-sifat kepemimpinan yang saya alami berdasar pengalaman adalah sebagai berikut :





1, Rendah Hati

Ilmu pertama yang kita pelajari adalah kerendahan hati. Artinya adalah tidak pernah sombong dengan apa yang telah kita miliki saat ini, atau apa yang akan kita perjuangkan nanti. Tidak pernah membedakan dari apa yang kita miliki saat ini dengan apa yang dimiliki orang lain. Sekalipun lebih baik dan orang itupun mengakui kelebihan yang ada pada diri kita. Tetaplah bersikap santai dan memandang sama.



Tidak mudah memang menutupi kelebihan yang kita miliki, kadang hati kita terasa ingin sekali mengucapkan atau memberi tahu apa yang menjadi kelebihan yang ada pada diri kita entah itu materi,ilmu dll. Tetapi cobalah untuk santai dan biasa saja karena semua yang kita miliki datangnya dari tuhan mungkin itulah kunci dari rendah hati.

*

Pemimpin yang memimpin dengan kerendahan hati, mulia perjuangannya





2, Kesederhanaan

Mungkin kita melupakan ilmu ini padahal ini adalah penilaian yang justru sangat terlihat yaitu kesederhanaan. Sederhana itu artinya tidak berlebih-lebihan, tidak berlebih-lebihan dalam bersikap, berbahasa, berpakaian dan dalam memandang suatu yang terkadang menurut kita perlu di sakralkan.



Kesederhanaan juga mampu membuat kita untuk ikut merasakan apa yang terkadang orang lain rasakan. Kesederhanaan juga bisa diartikan berada di tengah-tengah atau menjadi jembatan diantara makhluk social lainya.

*

Memimpin dalam kesederhanaan adalah hal biasa namun kaya makna





3, Humanis

Tidak banyak pemimpin di dunia ini yang menerapkan prinsip humanis daripada otoriter dan kekuasaan. Padahal mereka lupa bahwa manusia itu haruslah di sikapi secara manusia terlepas dari perbedaan yang ada saat ini. Untuk menjadi pemimpin yang humanis itu memang sulit dan terkadang terbentur oleh bedanya keyakinan. Padahal disitulah seninya, dimana tingkat kemampuan kita untuk menilai manusia itu secara seutuhnya. Humanisme itu jangan hanya dengan sesame keyakinan atau tujuan tetapi humanism itu harus melintasi agama, etnis, teritorial dan negara. Kita tidak usah takut untuk bicara atau bersahabat karena berbeda keyakinan tetapi yakinlah yang kita lakukan atas dasar prinsip kemanusiaan , bahwa manusia diciptakan untuk saling menghargai dan melindungi satu dengan yang lainnya. Inilah karakter pemimpin Indonesia yang saat ini sangat dibutuhkan, pendekatan secara humanis kepada rakyatnya bukan kekuasaan semata.

*

Yang dipimpin adalah manusia maka selayaknya pemimpin juga mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan





4, Humoris

Kadangkala kita seagai pemimpin terlalu serius sehingga kita lupa atau bahkan tidak jarang saling menyalahkan, karena terlalu serius dalam menyelesaikan suatu masalah. Padahal untuk menjadi pemimpin kita harus mampu membuat suasana di sekitar itu santai dan tak terlalu terbebani. Salah satunya adalah di selingi dengan bercanda untuk memecah kebuntuan yang membelenggu pikiran kita selama ini. Selain itu untuk memberikan suasana nyaman diantara pimpinan dan para pembantunya. Janganlah terlalu memandang sesuatu serius dan menegangkan suatu permasalahan cobalha bersikap santai dan rileks.

*

Memimpin dengan humoris bagaikan setitik embun di padang gersang



5, Visioner

Seni memimpin salah satunya dalah visioner dan berani melakukan terobosan. Mungkin sebagian orang mengatakan kebijakan dan keputusan yang visionergila”tetapi memang apa yang dilakukan haruslah dapat dipertanggungjawabkan dan sudah perhitungkan untuk jangka panjang, bukan saat itu. Terobosan-terobosan yang tepernting haruslah mengandung nilai kostrukstif, demokrasi, penegakkan hak asasi manusia dan perdamaian. Bukan untuk kepentingan pribadi semata.

*

Pemimpin harus mempunyai visi kedepan yang dapat dipertanggungjawabkan tentang apa yang dipimpinnya



6, Sabar dan Memaafkan

Sebagai seorang pemimpin kita harus mempunya sifat sabar dan memaafkan. Untuk memiliki sifat ini kita harus memiliki pemikiran yang positif dan menjauhkan pemikiran negatif tanpa dasar dan kebiasaan yang kuat. Dengan dibiasakanya kita berpikir positif kita akan mampu untuk sabar dan mudah untuk memaafkan sesama.

*

Seorang pemimpin harus mempunyai dua hati, yang satunya sabar dan yang satunya lagi memaafkan



7, Komitmen pemberian diri

Kadang kita malas atau menyudahi perjuangan kita ketika menjadi seorang pemimpin dan apa yang kita lakukan tidak dapat di perjuangkan pada saat itu. Kata menyerah inilah yang harus kita hindari dan buang jauh dari pikiran dan hati kita. Tidak sedikit dari kita yang lupa bahwa untuk memperjuangkan apa yang kita perjuangkan tidak harus kita harus selalu berada di atas. Tetapi kita harus yakin bahwa yang kita perjuangkan itu untuk kepentingan bersama dan harus tetap dilakukan meski kita berada di bawah ataupun diatas. Bagaimanapun caranya berusahalah untuk tetap semangat memperjuangkan sesuatu yang menurut kita benar dan berusalah komitmen dengan tujuan kita.

*

Beda pemimpin dan pecundang; Pemimpin sejati total memberi diri sedangkan seorang pecundang hanya tahu menerima hasilnya.



8, “Marketing Leader”

Yang ingin saya jelaskan bukanlah ilmu seorang marketing seperti Aburizal bakrie, tapi dengan humanismenya itu melintasi agama, etnis, teritorial dan negara.semua kalangan. Salah satu caranya adalah dengan menulis, dengan tulisan kita secara tidak langsung kita memasarkan pemikiran kita kepada orang lain, tentunya tulisan kita haruslah yang bermanfaat bagi semua kalangan.



Dan yang terpenting adalah tulisan yang mampu merubah pola pemikiran yang biasa menjadi luar biasa sehingga menarik dan mampu mengundang tanya, keingintahuan yang positif tentunya bukan keingin tahuan yang menimbulkan sesuatu yang negatif.

*

Kepemimpinan pada dasarnya adalah tentang sebuah strategi memimpin





9, Berani dan Kritis

Pemikiran, tindakan dan ucapan kita haruslah sejalan dan tidak ada bedanya. Janganlah kita menjadi pemimpin yang kadang-kadang lain di hati lain di bibir. Kita harus berani mengatakan kata-kata yang kadang tajam dan pedas membuat kuping yang diserang menjadi panas. Tetapi apa yang kita katakan bukan tanpa sebabnya. Kritikan kita harus terbukti dan mempunyai dasar yang jelas. Dalam sikap kritis terkadang kita terhalang dengan betapa kuatnya pondasi musuh yang kita sikapi kritis tetapi selama kita benar, kita tidak perlu takut untuk mengungkapkan kebenaran yang terjadi terus berusaha lakukan dengan cara kita. Dan ini menjadi pelajaran penting untuk calon-calon pemimpin nantinya. Jangan mati konyol, berani mengeluarkan pendapat tetapi tidak punya amunisi dan argument yang kuat ketika diserang balik.

*

Seorang pemimpin layaknya kesatria, berani mengambil keputusan dan siap bertanggungjawab akan keputusannya.



10, Pejuang

Untuk menjadi seorang pejuang di perlukan keikhlasan hati tingkat tinggi, karena tidak jarang pejuang justru harus mengorbankan dirinya demi apa yang diperjuangkan. Dia tidak takut dianggap sebelah mata selama apa yang di perjuangkan itu benar dan perlu di tegakan. Sikap pantang menyerah adalah satu satu yang harus dimiliki oleh seorang pejuang karena perjuang haruslah pantang menyerah demi ditegakanya keadilan. Sebabagi seorang pejuang kita haruslah berjuang dengan berbagai cara. Ucapan, pemikiran, tindakan, tulisan-tulisan, diplomasi dan pendekatan secara manusiawi. Dan perjuangan itu harus ditunjukkan bukan untuk mencari popularitas, tetapi perjuangan karena cinta. Cinta akan Tuhan, cinta akan manusia, cinta akan perdamaian, cinta akan demokrasi dan cinta akan nilai-nilai kebaikan.

*

Pemimpin sejati berjuang dengan ketulusan hatinya



11, Menghargai perbedaan

Seorang pemimpin sejati pasti akan menghargai perbedaan dan senang melihat apa yang di pimpinya dapat hidup hidup bersama tanpa membedakan keyakinan, golonga ataupun kepentingan. Seorang pemimpin sejati pasti selalu berfikir bahwa perbedaan adalah denyut kehidupannya. Itulah sebabnya sebagai seorang pemimpin harus memiliki pandangan yang sama kepada semua manusia tanpa membedan keyakinan, suku, golongan ataupun kepentingan. Yang dia pikirkan adalah kebersamaan dan saling menghargai antar sesama jadi jangan heran jika kita menjadi pemimpin yang menghargai perbedaan ketika kita nanti meninggal, kita akan ditangisi banyak orang, bukan hanya dari kalangan kita. Karena kita sangat menghargai perbedaan, maka kita diterima oleh golongan, suku dan agama apapun. Dan yang terpenting sebagai seorang pemimpin kita harus memiliki pribadi yang sangat menghargai pluralisme dan kesatuan bangsa.

*

Jika pemimpin ingin dihargai, maka ia terlebih dahulu belajar menghargai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar